Pagi ini, Ariella terbangun dari tidur yang nyaman setelah sekian lama dan tepat di samping nya kini sudah ada sosok Mommy-nya yang telah menemani. Kemana Dad-pikirnya.
Tapi hal yang menganggu pikirannya dari semalam adalah ia sangat senang mengetahui akan mempunyai 3 orang kakak sekaligus tetapi apakah mereka mau menerima dirinya?
Suara lembut dari sosok yang tengah memeluknya menyadarkan Ariella dari lamunan-nya "Baby, udah bangun" sebenarnya Ariella tidak terbiasa di panggil baby karena terakhir kali dipanggil baby saat orang tua kandung nya belum meninggal beberapa tahun yang lalu namun ia tidak mau menolak dan bertekad membiasakan diri.
"Sekarang kita cuci muka dulu ya, terus mandi dan ganti baju. Sepertinya pakaian buat baby yang Mommy pesen semalem udah sampai" ucapnya sambil menuntun anak bungsunya menuju kamar mandi.
"Oke, Mom"
Setelah mandi secara bergantian, kini manusia berbeda usia itu kini berjalan menuju meja makan dengan pakaian santai namun mewah yang dipakai keduanya.
Tepat setelah lift berdenting dan terbuka, Ariella dapat melihat deretan bodyguard dan maid yang tengah seolah menyambut mereka. Ia merasa bahwa Achillas ini bukan orang biasa.
"Morning babe, morning baby" sambut Sergio yang ternyata telah menunggu di meja makan. Sergio pun tak lupa memberikan kecupan mesra untuk sang istri dan kecupan di pipi untuk anak bungsunya.
"Morning, babe"
"Morning, dad" setelah itu mereka kembali duduk dan dapat dilihat banyak hidangan yang terlihat mengiurkan yang hampir tidak pernah Ariella rasakan setelah di adopsi bibi dan pamannya, makan nasi dengan tahu dan tempe saja itu sudah beruntung.
"Mau makan apa, baby?" Tanya sang kepala keluarga, dan dilanjutkan oleh sang pegang kuasa "Baby punya alergi?"
"Tidak tau, soalnya Ariella biasa makan apa yang ada Mom, Dad" ucapnya dengan senyum menawan, namun sontak kedua orang tua-nya kini kebingungan bagaimana anak bungsunya tidak tau apapun tentang dirinya atau alergi yang ia derita terkesan tidak perduli dengan keadaan dirinya sendiri tetapi di sisi lain mereka tidak habis pikir dengan apa yang di lalui Ariella dahulu.
"Oke, kalau begitu biar Mom ambilin yang enak yaa"
"Iya, Mom" perlakuan manis dari kedua tuan rumah pada seorang anak yang belum genap 24 jam bertemu membuat bodyguard dan maid paham jika anak itu adalah nona muda mereka.
"Makan yang banyak ya, biar baby makin berisi dan jangan lupakan susu mu agar tinggi" Kalimat yang dikeluarkan Sergio tentu membuat Ariella sedikit sensitif, topik mengenai tinggi dan postur tubuhnya yang mungil dan kecil sangat tidak ia sukai namun itulah kenyataannya.
Tinggi Ariella yang hanya 158cm sangat kontras dengan pasangan Achillas ini yang memiliki tinggi 178cm dan 185cm.
Ketika melihat anak bungsunya sudah tidak sanggup makan lagi membuat Hanin langsung paham dan memberikan kode pada sang suami "Oke baby, Dad gak akan memaksa kok"
"Sekarang minum obat ya"
"Tapi, Ella tidak sakit Mommy"
"Ini vitamin sayang, jangan ditolak ya nanti Mommy sedih loh" bujukan itupun tentu membuat nya langsung meneguk beberapa butir vitamin.
"Good girl" Sergio mengusak lembut rambut anaknya dan beranjak sambil menggendong Ariella bak koala menuju ruang keluarga diikuti dengan Hanin di belakangnya. Setelah mendudukan Ariella di samping suaminya, Sergio merogoh dan mengeluarkan tabung salep dari sakunya.
"Berikan tangan nya, baby" meski kebingungan Ariella tetap patuh dan menyulurkan tangan nya ke arah sang Daddy. Setelah itu, Sergio membuka tutup salep dan mengoleskan pelan pada bekas-bekas luka di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIPA
Teen FictionPerjalanan Ariella Senjaya, seorang gadis muda yang mengalami tragedi besar setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis. Usianya yang masih tujuh tahun ketika kecelakaan terjadi, meninggalkannya sebagai satu-satunya anggota...