soft

108 13 1
                                    

Thank buat votenya ygy

Ini senin kan yaaa,
Sehat2 kalian semua

Enjoy~





























Beralaskan matras.
Yesa dan Nathan merebahkan diri mereka sambil menatap langit langit ruangan tersebut.

"Aku boleh ngomong sesuatu?" Tanya Yesa

"Apa aku pernah melarangmu untuk berbicara?" Tanya Nathan.

"Kakak uda kenal lama sama kak Rafael?" Tanya Yesa

"Jujur saja, aku benci jika harus membahas orang lain di obrolanku" balas Nathan

"Eumh.." Yesa menggaruk kepalanya, padahal itu tidak gatal. Ia hanya bingung untuk membahas apa lagi.

"Apa kamu mulai tertarik padanya?"tanya Nathan

"Nggaaa. Ngga mau. Dia mulutnya jahat gitu" balas Yesa

Terlihat Nathan tersenyum mendengar jawaban Yesa.
Dan itu kali pertama bagi Yesa melihat senyum Nathan.

"Kami berempat sudah berteman sangat lama. Member terakhir yang join di circle kami ya Rafael" jelas Nathan.

"Oh iya, ini handuk kakak" Yesa memberikan handuk kecil yang sedari tadi ia kantongi.

Nathan menerima handuk itu dan ia gunakan untuk menutup wajahnya.
"Aku tidur duluan"ucapnya

Tanpa ada angin tanpa ada hujan.
Ntah mengapa Yesa merasa jika Nathan adalah orang baik. Berbeda dengan teman temannya yang lain.
"Aku tidur juga" balas Yesa dengan nada pelan.

Dan mereka berdua pun tidur bersama di gedung olah raga itu.
Tidur dengan suasana yang tentram dan damai tanpa suara yang berisik.














..

















Bel baru saja berbunyi.
Rafael menyapa Nathan yang baru saja menuruni anak tangga, namun sepertinya Nathan tidak mendengarnya dan berjalan begitu saja.
Hingga tak berselang lama kemudian Rafael melihat Yesa yang juga menuruni anak tangga yang sama seperti Nathan.

Rafael tahu, jika gedung olah raga itu sudah lama terbengkalai dan hanya Nathan lah yang memakai gedung itu untuk tidur, tapi mengapa kini ia melihat Yesa disana?

Rafael menghadang jalan Yesa sambil melipat tangannya didepan dadanya.
"Habis ngapain kamu disini?"tanyanya

Yesa terdiam sejenak. Tidak mungkin kan jika ia mengatakan jika ia tidur disana.
Bisa bisa seniornya ini akan mencecarnya dengan beragam hukuman.

"Kita cuma tidur disana"balas Nathan yang tiba tiba sudah berdiri dibelakang Rafael.

"Tidur? Berdua? Kalian tidur berdua?" Tanya Rafael

Yesa menghela napasnya cemas.

"Iya, tidur." Nathan mengulang ucapannya

"Gini kak. Aku ngga tau kalau gedung itu biasa dipakai tidur sama kak Nathan, tadinya aku mau keluar, tadi kata kak Nathan dia bisa berbagi denganku"jelas Yesa apa adanya

Rafael menatap Yesa kemudian menatap Nathan.
Tatapannya penuh dengan banyak pertanyaan.

"Kami ngga akan melakukan itu di gedung terbengkalai" setelah mengatakan itu Nathan pergi meninggalkan Yesa dan juga Rafael.
Sepertinya dia memang tidak menyukai hal bertele tele.

Kini Rafael mulai memfocuskan pandangannya pada Yesa.
Ia bahkan mendekatkan wajahnya pada Yesa.
"Kamu pakai soflens" ucapnya

Yesa memalingkan pandangannya ke arah lain.
Sebab ia merasa canggung jika Rafael menatapnya begitu dekat.

"Kamu juga melepas ikatan rambutmu" ucap Rafael kemudian mengelus puncak kepala Yesa.

"Soal ucapanku yang kemarin aku mau tarik lagi. Rambut kamu ngga lepek kok. So, jangan pernah ikat rambut kamu lagi" ucap Rafael kemudian pergi meninggalkan Yesa sendirian disana.

Yesa membuang napasnya brutal.
Sebab sedari tadi ia menahan napasnya dihadapan Rafael.
"Dia kenapa sih? Duh jantungku, bisa ngga gausah lebay gini deg degannya" gumamnya.












..
















Ditengah pembahasan tentang liburan mereka.
Rafael sedari tadi hanya menatap Nathan.
Ntah mengapa ia benar benar penasaran dengan bagaimana bisa seorang Nathan dekat dengan Yesa.

"Oi Rafa! Lu setuju ngga kalau kali ini kita liburannya ke Hawaii?" Tanya Justin

"Hawaii lagi? Ngga bosen gitu?" Balas Rafael

"Coba deh giliran lu ngasih masukan mau liburan kemana?"tanya Ivar

"Pulau komodo deh pulau komodo. Gue pengen suasana yang baru, yang lebih menantang" balas Rafael

"Kalau lu Nath? Gimana?" Tanya Ivar

"Kemana aja oke, asal ada tempat tidurnya" balas Nathan

"Okay, gud answer dude" ucap Justin.

"Fix ya kita ke pulau komodo nih?" Tanya Ivar

Rafael, Justin dan Nathan mengangukan kepala mereka secara bersama sama.
Dan dengan segera Ivar mencari tiket sekalian paket yang menguntungkan. Karena kali ini mereka hanya untuk beberapa hari saja.

"Ada nih paket buat 6 orang, murah guys. Ambil ngga?" Tanya Ivar

"6 orang? Kita kan cuma berempat" balas Justin

"Paket 4 orangnya habis" balas Ivar

"Gimana kalau kita ajak Yesa aja sama temennya yang cadel itu? Biar pas 6 orang" ucap Justin

"Pertanyaannya. Emang mereka bakal mau?" Tanya Ivar.















..
















"Mau kak!!" Ucap Yesa dan Uci kompak.

Ivar mengerjapkan matanya berulang kali.
Ia tidak menyangka jika ajakanya akan langsung di terima oleh Yesa dan Uci tanpa perlu desakan

"Coba kasih alasan kenapa kalian mau ikut?" Tanya Justin

"Kami butuh libuyan kak. Kami setyes" balas Uci

Justin dan Ivar mengangguk paham.

"Jadi kapan kak kita berangkatnya?" Tanya Yesa

"Malam ini" balas Ivar dan Justin kompak.

Tanpa adanya alasan yang berbelit belit, justru Yesa dan Uci langsung menerima ajakan liburan itu dengan senang hati.


































Saksikan kelanjutannya di esok hari.

Lopyu
Mwah 🫶

F4 - Baby By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang