A DAY WITH ALSA [2]

21 5 0
                                    

It feels good to be able to enjoy time with you again, Na, hopefully forever.

-⁠ Alsaki Raka Sahasya

𖹭𖹭𖹭𖹭𖹭

Dalam perjalanan mengelilingi kota dengan udara segar yang selalu menemani, perasaan yang dapat kurasakan hanyalah amat bahagianya. Kebahagiaanku setelah bertemu kembali dengan Alsa datang bertubi-tubi. Sejak kecil, aku senang saat bisa menghabiskan hari-hariku untuk bermain dan menggali ide baru bersama Alsa. Sampai sekarangpun kalau boleh memilih, aku ingin seterusnya berteman dengan Alsa.

"Na, lihat! Di taman kota ada yang jual cotton candy, kamu mau?"

"Mau, Al! Na mau cotton candy, ya?"

"Okay, kita ke sana, ya?"

"Kalimat pertanyaanmu persis seperti judul lagu, Al!"

"Eh, iya kah? Coba kamu nyanyi lagu itu, Na."

"Na tidak mau nyanyi, malu. Nanti kalau udah turun dari motor, Na kasih denger aja ya, Al?"

"Hahaha Na! Padahal Al kepingin denger Na nyanyi."

"Kalau Al denger suara Na pas nyanyi, Na takut Al jadi gemetar, hahaha!"

"Na, sekarang udah bisa bercanda, ya?"

Kami berdua sampai di tempat parkir taman kota. Saat ini, taman kota cukup ramai terutama dipenuhi oleh anak-anak yang libur sekolah.

"Na, anak kecilnya lucu banget, ya?"

"Al, dia nyamperin kita nggak sih?"

"Eh, iya Na!"

"Halooo, nama kamu siapa? Kamu lucu banget!" ucapku bahagia.

Aku tengah bermain-main dengan anak kecil itu ketika Al mengambil fotoku dengan handphone-nya.

"Kenapa difoto, Al?"

"Karena belum tentu semua momen ini bisa terulang lagi, Na. Jadi, sebisa mungkin saat kita bepergian atau lihat sesuatu yang menarik, langsung buka handphone dan buka kamera buat mengabadikannya.

"Omongan Al bener juga!"

"Kamu kok sampai sini? Main sama kakak, ya? Maaf ya kak," ucap salah seorang ibu, sepertinya ibu dari anak kecil tadi

"Nggak apa-apa, Bu, kami suka kok main sama anak kecil!" balasku.

"Terima kasih, Kak, kalau gitu kami berdua pamit dulu, ya? Dadah, gitu," ucap Ibu sembari memperagakan cara melambaikan tangan kepada anak kecil itu.

"Dadahhh!" balas kami berdua.

"Na, duduk di sini dulu, ya? Tunggu sebentar."

"Al mau ke mana?"

"Tunggu sebentar aja ya, Na."

"Okay, Al!"

Beberapa menit kemudian, Alsa kembali ke tempatku duduk dengan membawa dua cotton candy dengan hiasan sprinkle.

"Ini cotton candy buat Na!"

"Terima kasih banyak, Al!"

"Sama-sama, Na. By the way, lagu yang tadi kamu bilang, lagunya siapa? Terus nadanya seperti apa? Al nggak begitu update kalau soal lagu Indonesia."

"Oh, itu lagu "Kita ke Sana" dari Hindia. Lagunya bagus, coba Al denger," aku memutarkan lagu tersebut pada bagian reff.

♪ Ada masanya kita
Mencuri ruang dan waktu
Walau pasti berlalu
Biarkan saja kita ke sana
Selagi masih bisa bersama
Bersama ♪

"Lagunya bener, Na. Walau pasti berlalu, biarkan saja kita ke sana, selagi masih bisa bersama. Na, ayo habisin lebih banyak waktu sama-sama. Karena takdir Tuhan nggak ada yang tau."

"Pasti, Al! Habis makan cotton candy, kita keliling kota lagi ya, Al?"

"Laksanakan, Na!"

Aku dan Al menikmati cotton candy di taman kota. Kami menghabiskan cotton candy dengan pemandangan taman kota yang dipenuhi riang, tawa dan gembira dari banyaknya anak-anak yang sedang bermain, entah kejar-kejaran atau sekadar memainkan robot.

"Jadi anak kecil selalu seru ya, Al? Kita bisa bebas ngelakuin apapun tanpa memikirkan seberapa beratnya konsekuensi yang akan dijalankan."

"Jadi remaja juga enak kok, Na, kalau kamu bisa merasakannya dengan tulus. Memang ingin kembali ke masa kecil banyak dirasakan orang, tetapi tidak mungkin jika kita hanya terpaku pada satu tujuan yang bahkan kita tidak bisa ulang kembali."

"Kamu bener, Al, dulu pas kecil, aku pengen banget jadi remaja. Tapi pas remaja, aku pengen balik lagi ke masa kecil. Hidup kadang suka berkebalikan gitu, ya?"

"Tepat sekali, Na. Bagaimanapun itu, ayo jalani kehidupan dengan perasaan hati yang senang dan gembira, Na. Jangan terlalu dipikirkan tentang sesuatu yang negatif atau dapat menggangu pikiran. Karena menikmati hidup kita adalah salah satu cara kita bisa bersyukur," aku membalas dengan anggukan dan senyuman lebar. Aku menyukai bagaimana cara Alsa memberikan nasihat kepadaku.

"Na, sudah selesai makan cotton candy-nya?"

"Sudah, Al!"

"Mau keliling kota sekarang?"

"Mauuuuu!"

Setelah menghabiskan cotton candy, kami beranjak dari posisi duduk untuk kemudian menuju ke tempat parkir, dan melanjutkan perjalanan mengelilingi kota. Padahal sederhana, tapi yang membuatnya lebih istimewa adalah orang yang membersamai kita.

Kami mengelilingi kota sampai matahari hampir terbenam.

"Al, terima kasih ya, sudah mau keliling kota sama Na. Na seneng banget hari ini!"

"Sama-sama, Na. Al juga seneng kalau Na seneng. Kalau setiap hari Na mau keliling kota, Al siap kok keliling kota bareng Na. Inget, hal apa pun itu asal kamu bahagia, Anala Naladhipa."

"Terima kasih yang teramat sangat!"

"Na, besok nonton yuk?"

"Mauuu, ayoooo!"

To be continued...

𓇢𓆸

Pemilik akun whoopschn mengucapkan banyak terima kasih untuk chensbae yang telah meluangkan waktu untuk membaca bagian kesepuluh ini.

Semoga pemilik akun ini bisa konsisten dalam menulis bab-bab selanjutnya. Selalu dukung whoopschn dengan vote dan comment, ya!

Warm regards,

Whoopschn🌷

A Shoulder to Lean On [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang