J. liburan (2)

134 18 0
                                    

Awas typo.

Kini mereka telah tiba di Busan. Mobil yang di bawa Mark telah terparkir sempurna di halaman villa pribadi milik keluarga Na. Jaemin dan Jeno membantu mengeluarkan semua barang bawaan sedangkan Renjun dan Haechan langsung masuk untuk melihat keadaan villa tersebut.

"Wah... disini sejuk," ucap Haechan, dan langsung di setujui oleh Renjun yang juga merasa jika di sana sangatlah sejuk.

Tak lama mereka melihat kedua J yang masuk membawakan barang bawaan mereka. Jeno langsung menjatuhkan begitu saja barang milik Haechan karena sungguh itu sangat berat, ia bahkan bertanya-tanya apa isi tas itu.

"Ck, kalau rusak bagaimana?" Protes Haechan.

"Apa kau membawa batu dari rumah?" tanya Jeno. Haechan menggeleng, namun ia mengatakan jikalau ia membawa PS. Mendengar itu ia langsung mendapat tatapan dari Jeno. "Kenapa?" tanyanya.

"Aku pinjam tasmu." Jeno langsung mengangkut tas Haechan dan membawanya ke kamar yang sudah di sediakan untuknya. "Kau mau bawa kemana tasku? kembalikan, aku akan bermain bersama hyungku," ucap Haechan.

Jeno berbalik lalu menatap Mark yang sudah tertidur di atas sofa. "Kenapa tidak denganku saja?" tanya Jeno. "Memangnya kau siapa?" balas Haechan.

Jeno tak menjawab ia justru hanya menatap Haechan datar, namun batinnya ingin sekali menjawab pertanyaan itu. Haechan ingin merebut kembali tasnya namun Jeno malah membawanya pergi. Haechan menatap tak percaya Jeno yang seenak jidatnya.

"Hyung~ lihat Jeno," adu Haechan pada Mark. Namun pemuda Lee itu sudah sangat nyenyak dan sama sekali tak mendengar rengekan sang adik.

(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)





















Malam harinya mereka membuat pesta barbeque di halaman belakang. Mereka membagi tugas, Jaemin dan Jeno bertugas memanggang sedangkan Renjun dan Haechan yang menyiapkan alat makan, dan Mark? abaikan saja, ia hanya akan membuat kekacauan dengan tangan ajaibnya. Daripada akan membakar halaman, Jaemin memintanya untuk bermain gitar saja sebagai hiburan.

Haechan keluar dari dalam dan membawa beberapa telur di tangannya, ia mengatakan jika ia ingin sekali makan telur ceplok. Mendengar itu Mark langsung menawarkan diri untuk membuatkannya untuk sang adik. Kedua J yang mendengar tawaran Mark, saling memandang, seolah mereka memikirkan hal yang sama.

"Itu bukan ide yang bagus," bisik Jeno. Dan Jaemin mengangguk setuju.

Kini Mark telah bersiap dengan peralatan masaknya. Sejujurnya Haechan sedikit ragu dengan penawaran itu, namun apa salahnya mencoba. "Hyung kau yakin? aku rasa itu bukan ide yang bagus," ujar Haechan. Namun Mark mencoba meyakinkan jika ia bisa membuatnya, dan akan jauh lebih enak.

Sepuluh menit telah berlalu, dan Mark sama sekali belum berhasil membuat satupun telur ceplok. Hanya ada beberapa telur gagal, seperti telur yang gosong atau yang hancur berantakan. "Hyung sudah, sepertinya aku tidak ingin makan lagi," ucap Haechan. "Sekali lagi, kali ini pasti akan berhasil." Namun Haechan sama sekali tak mempercayai ucapan sang kakak.

Di percobaan yang terakhirpun, Mark masih gagal membuatnya. Dan itu mengundang kekesalan Jaemin yang sudah menahan diri sejak tadi.

Jaemin melempar jepitan daging yang ada di tangannya, lalu menendang kursi hingga kursi yang tak tahu apa-apa itu terpental jauh. Renjun yang berdiri di belakang Jaemin dengan cepat menahan kekasihnya itu.

"Enyah kau Mark babo Lee!

Membuat telur ceplok saja kau tidak bisa!

Apa gunanya kau hidup di dunia ini hah! Jangan pernah kau menikah kau hanya akan membebani istrimu."

Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang