Typo bertebaran 🙏🏻
🌷_____________🦊_____________🌷
.
.
.
.
\/Key yang dalam perjalanan pulang bersama Rion dan baru menghidupkan ponselnya kembali, jadi sebal membaca pesan dari Gin.
________________________________________
>Boi<>Boi<
'sebagai anak kesayangan mami
Gw cuma mau bilang kalo gw'
20.27>Boi<
'di ajak mami ke Zaragoza'
20.27pm>Boi<
'awokawok🤣'
20.28pm>Boi<
'cie kesian lu gak di ajak y🤣'
20.29pm________________________________________
Key langsung badmood padahal ia sudah sering di tinggal-tinggal tapi entah kenapa jika yang di bahas itu mami maka ia makin badmood.
"Napa lu?" Rion yang menyetir menatap key bingung"Anak bapa tu!"
".... Saha? Anak gue banyak!"
"Cih,"
Rion cuma bisa tercengang karena anaknya tak mau bicara.
Cukup lama diam dalam perjalanan hingga tak lama Rion ingat jika ia harus menghubungi Gin. Berkali-kali Rion menelpon namun tak bisa masuk, Rion kesal dan melempar ponselnya asal.
"Telpon Gin, tanya dia di mana"
"Di pesawat paling"
"...lah? Ngapain kocak"
"Di ajak mami ke Zaragoza katanya "
"Lah anying gak ngajak-ngajak co"
"Tau tu bedua gak asik emang"
"Dahlah anying pundung gue"
"Dih bapa dah tua juga"
"Gue masih muda y"
"Halah tua, duduk lama aja encok lu"
"Encak encok pala bapa kau ku bacok"
"Bapa ku kan kau"
"...au ah anying pundung gue "
"Hidiih si bapa se-"
"Diam. Gue ngambek, gausah bujuk gue"
"😑Gak niat"
Kita biarkan kedua orang itu pundung dan sebaiknya kita beralih ke Suatu tempat di kota Palma- Spanyol.
"Uang ada, bisnis ada, apa lagi coba yang kurang?" Nada bercanda dari seorang pria yang tengah melakukan Operasi (mutilasi) kepada salah seorang korban dari sebuah insiden tak terduga (di sabotase selia😑).
"Keluarga"
Ucap seorang laki-laki bersurai merah muda yang memiliki paras cantik itu.
"Ho'oh kita kurang lengkap kalo gak kumpul lagi" sahut selia salah satu dari dua perempuan di kelompok mereka saat ini.
"Setuju" laki-laki berambut putih itu juga mengangguk
"Halah keluarga, kalian cuma perlu Caine kan!"
Semua terdiam hingga tak lama dokter bernama Sui itu di pukuli oleh ketiga orang yang ada di sampingnya.
"Weh jir udah hey!" Sui tak bisa menghindar karena ketiga orang itu tak main-main saat menyerangnya.
"Iya saya salah, maaf maaf" sui akhirnya mengangkat tangannya dan ketiga orang itupun berhenti memukulinya. Sui melepaskan sarung tangannya dan juga masker yang ia pakai lalu membuangnya asal.
Sui berdiri dengan tangan bersilang di dada sambil menatap ketiga orang yang sekarang menatap kesal. Tiga orang itu tak lain tak bukan selia, Mako, dan Jaki.
"Kalian liat itu hah!" Sui melirik mayat yang sudah ia acak-acak Barusa.
Mereka melihatnya dengan agak ngeri.
"Mau kalian saya bikin kaya gitu hah?" Sui membentak mereka
" K ku bilangin mami!" Mako bergetar takut karena ia memang tak bisa di bentak
"Mana mami kamu hah, gak ada dia di sini!"
Pintu di ruangan itu terbuka dan masuklah tiga laki-laki lain dan juga seorang wanita. Mereka adalah Ren, Enon, Krow dan Riji. Mereka baru kembali setelah melakukan beberapa pekerjaan.
Selia yang melihat adanya riji pun langsung lari dan memeluk riji sambil menangis. Jaki pun bersembunyi di balik krow dan Ren. Jelas yang beru datang bingung dengan kelakuan mereka.
Tapi mereka lebih bingung karena Mako yang masih berdiri di depan Sui dengan wajah agak memerah dan mata yang berair, padahal Mako adalah salah satu yang paling mudah menangis tapi sekarang ia selalu menahannya walaupun...😑gagal.
Enon berjalan menghampiri Mako dan menarik!kepelukan serta mengelus Surai putih itu. Isakan Mako jelas terdengar samar karena ia menahannya mati-matian.
Riji menatap Sui yang nampak cukup panik karena sudah membuat tiga orang menangis secara bersama.
"Pak Cui mako nya kamu apain?" Enon menunjuk sui dengan kesal.
"Gak sengaja'... Niatnya mau becanda doang tadi" sui mengangkat tangannya, ia tak tahu harus bagaimana sekarang.
"Hedeh. Dah Yo ke atas, mau ada yang ku bahas" Riji menengahi dan meminta mereka ke atas lebih dulu. Semuanya pergi duluan termasuk selia, di sana tersisa Riji dan Mako.
Riji menunggu Mako selesai menangis dulu baru ia akan menyusul yang lain. Cukup lama hingga akhir Mako bisa tenang. Riji menghapus sisa-sisa air mata di wajah adiknya itu.
"Udah ya, ayo ke atas!" Riji berjalan lebih dulu dengan di ikuti Mako di belakangnya.
"Mami.." gumaman pelan yang hampir tak terdengar itu membuat riji menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan merangkul Mako.
"Iya nanti ketemu mami"
Riji memang orang yang tegas dan keras seperti Rion namun ia tak akan mampu meninggikan suaranya pada adik-adiknya terlebih pada Mako dan adik bungsunya yang memiliki sifa seperti sang mami.
________________________________________
😐.. you know?.
Gak ada bl² an ini cuma brothership. Author gatau harus gimana bikinnya KLO bl.. KLO ada saran 😁Gas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Amore sincero [Tnf] The Mafia
RandomWarning!!! Cerita ini hanya karangan author semata, tidak ada sangkut pautnya dengan nama-nama yang di sebutkan baik itu secara IC/OC nya. Cerita ini di buat murni hanya untuk hiburan dan bukan merujuk ke arah yang tidak menyenangkan mana pun.🙏🏻 _...