bab 12

18 1 0
                                    

"Aku udah bilang sama bu BK" Kata seseorang. 


Lhala darma dan juga ridho menoleh ke samping melihat siapa yang datang. Gadis yang rambut nya hanya sebahu dengan wajah murung nya. 

"Yesaya" Ucap ridho membola kedua mata nya melihat gadis itu yang di panggil Yesaya. Yesaya tersenyum masam melihat ridho menghampiri nya. Ridho nampak sangat kawatir saat Yesaya mengadu pada bu bk.

"Elo kenapa bilang sama bu BK?"

"Karna ini udah keterlaluan dho, aku ga mau kamu tiap hari di pukulin sama dia. Sekarang alvano lagi di ruang BK. Dan kamu di panggil ke ruang BK. Bu Sri mencari kamu" Kata Yesaya pada ridho. Memang Yesaya tidak mau ridho kenapa napa. Dia ga bisa diam melihat ridho yang di pukuli tanpa sebab.

"Tuh sana gih elo ke ruang BK apa perlu gw anterin?" Saut lhala , dia seneng banget kalo ada yang ngadu. Padahal emang dia sebenarnya mau ngadu eh udah keduluan sama Yesaya.

Ridho keringat dingin, kalau udah ada alvano di sana sudah pasti lah dia akan mati. Alvano orang nya tidak main main. Dia sangat menakutkan. Apalagi Yesaya, kalau alvano tau ini Yesaya yang mengadu pasti Yesaya bakalan di bully sama alvano. Ridho ga mau itu terjadi.

"Diem mulu lo, bawa dia dar" Suruh lhala mendorong darma ke ridho. Darma menatab lhala kesal. Itu anak main dorong dia aja tanpa aba aba. Untung ga ke sandung. 

"Ayo do" Ajak darma, sebenarnya dia agak takut kalo ke ruang BK. Tapi dia lihat lhala memimpin jalan duluan tanpa rasa takut. Ridho mau ga mau terpaksa harus ke sana. Dan mereka ke sana di ikuti Yesaya yang juga mengikuti mereka dari belakang. 

-------

Waktunya pulang sekolah, 

Glen cz berjalan menuju ke arah parkiran. Di lorong koridor ini sangat ramai anak anak yang berjalan menuju ke arah gerbang sekolah. Karna ini sudah waktu nya mereka pulang.

Glen melihat Davina dan rere yang tak jauh dari penglihatan nya Glen. Ada yang aneh dari Davina. Dia dari tadi melihat ke arah lhala yang berjalan di depan nya bersama dengan darma dan yesaya. Sedari tadi Yesaya berjalan sambil menunduk. Kayanya ada sesuatu hal yang dia fikirkan.

"Lo kenapa kok diem aja?" Tanya darma pada Yesaya. Gadis itu hanya menoleh tanpa menjawab. Dia tidak ada niatan untuk berbicara. Dia mengkhawatirkan ridho.

"Lo laper?" Ucap lhala menebak

Yesaya menggelengkan kepala nya sambil tersenyum kecil. Lhala dan darma saling melihat dan mereka tetap berjalan bersama menuju ke arah gerbang sekolah. Soal ridho sampai sekarang lhala belum tau kabar nya. Soal nya tadi dia dan darma cuma mengantarkan saja. Karna keburu bel masuk kelas. Ga mungkin kan lhala dan darma sampai selesai mereka bicara. Yesaya juga ga nungguin ridho tadi.

"Aku mau pulang sama ridho"

"Ridho nya dimana?" Tanya lhala dan darma barengan. Yesaya pun menghentikan langkah nya. 

"Ga tau dia di mana, aku chat dari tadi ga di bales. Malah centang satu"kata Yesaya kawatir. Dia takut, sangat takut ga tau kenapa.

"Hah centang satu" Ucap lhala dan darma barengan. Mereka menghentikan langkah nya. 

"Ada apa?" Tanya Davina saat sudah berada di dekat mereka. Rere melihat wajah nya lhala dan darma bergantian melihat ke arah Yesaya. Sejak kapan mereka dekat sama Yesaya. Gadis murung yang tidak mempunyai teman kecuali ridho. 

"Coba lo hubungi dia" Suruh lhala pada nya. Dia mengabaikan davina yang bertanya.

"Udah, tapi gak aktif" Kata Yesaya pada lhala dan darma. Davina melihat lhala, darma dan juga Yesaya secara pergantian. Dia penasaran apa yang membuat mereka seperti ini. Mereka membicarakan siapa.

TRANSMIGRASI "DARAH SPICHO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang