bab 13

21 0 0
                                    

"Untuk saat ini mencari keberadaan buronan yang membunuh warga sipil belum di ketahui. CCTV yang ada di supermarket sekitaran dekat persimpangan tak jauh dari taman kota tidak valid" Ucap zidan pada Jonathan yang sedang duduk mendengar ucapan zidan tentang buronan yang tidak tahu seperti apa wujud nya. 


"Para saksi mata?"

"Hasil nya nihil komandan" Kata zidan sambil menundukan kepala nya. 

Jonathan memijat pelipis nya, dia bingung mau bicara seperti apa pada atasan. Warga di sana pasti akan tidak tenang karna polisi saja tidak tahu bagaimana wujud asli buronan tersebut. 

CCTV di daerah tempat itu pun memang tidak ada. Dan satu satu nya bukti tidak valid. Sudah seharusnya ini akan menjadi kasus yang tidak bisa di selesaikan. Lagi...

"Kalau begitu kamu boleh keluar" Kata Jonathan pada zidan. Zidan membungkuk sebelum dia pergi. Zidan melangkah keluar dari tempat nya Jonathan. Dia berjalan di lorong koridor menuju ke arah tempat biasa nya para polisi bertugas dengan berkas berkas nya. 

Zidan membuka pintu dan melangkah menghampiri tempat nya. Yang di sana ada jina yang sedang menginterogasi anak SMA. 

"Kalian seharusnya jangan tawuran, siapa ketua nya bilang.. Dimana dia tinggal? " Tanya jina menatab 5 siswa yang berseragam SMA yang terlihat berantakan dan ada luka di bagian wajah mereka. Mereka saling melihat kayanya mereka takut untuk menyebut ketua nya. 

"Katakan atau saya akan pukul kalian pakai ini" Ancam jina dia memperlihatkan kemoceng nya. Kemoceng legend nya. Mereka meringis melihat kemoceng yang ada di genggam jina. 

"Katakan saja kalian dimana ketua nya" Tanya jina pada mereka. 

"Di persembunyian" Sahut cowok berambut botak. 4 org yang di sana saling melihat dan menendang cowok botak itu. Dia sedikit meringis karna sakit di tendang dari bawah. 

"Bagus, katakan di mana persembunyian " Sahut jina membuat mereka terdiam

"Masih mau diam aja berarti kalian mau di pukul"

"Ada di jalan Pegangsaan rumah kosong dia di sana. Pasti di sana" Sahut botak lagi. Ke 4 teman nya menatap si botak. Tamat lah riwayat mereka kalau di sebut juga ketua mereka. Jina tersenyum dan langsung melirik ke arah zidan yang ada di samping nya. 

"Dengar kan apa yg dia bilang, bawa ketua nya dan telpon orang tua mereka untuk menjemput" Suruh jina. Zidan yang sedari tadi melihat mereka langsung berdiri. Sebelum pergi zidan memukul kepala mereka dengan koran yang dia lipat. 

Sakit tapi yah apa boleh buat dia harus melakukan nya. Anak anak itu sangat nakal, mereka selalu saja buat gara gara. Langganan datang ke kantor polisi. Dan juga tetap saja mereka akan di bebas kan setelah orang tua nya datang dan di beritahu apa kesalahan mereka. 

"Mau kemana? " Tanya Radit setelah keluar dari toilet dia bertemu dengan zidan yang akan  pergi. 

"Menjemput kawan kecil, " Sahut zidan berjalan sambil di ikuti oleh Radit. 

"Zack berulah lagi? " Tanya Radit kayanya Zack si ketua geng yang suka tawuran tapi selalu kabur kalo mau tertangkap. 

"Seperti biasa" Zidan mengambil kunci mobil nya dan dia melangkah mendekati mobil nya. 

"Gw ikut" Sahut Radit yang usia nya sama dengan zidan. Baiklah kalau begitu kalo dia mau ikut kan bisa menangkap Zack yang selalu kabur kalo mau di tangkap. Pada akhir nya mereka pergi memakai mobil milik zidan. 

------

"Laaaaa" Panggil Glen sekarang dia berjalan bersama dengan lhala di lorong koridor. Mereka baru saja datang sekolah. Lebih pagi dan anak anak masih belum ada yang datang. Karna skrg jam 6 pagi. 

TRANSMIGRASI "DARAH SPICHO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang