Awal Mula Jumpa

367 36 3
                                    

"MINJIII, BANGUNN"

Terdengar ketukan keras di pintu kayu kamar Minji yang ia kunci dari dalam. Tidak biasanya ia bangun kesiangan. Namun karena ia merasa insomnia, jadi ia habiskan waktunya untuk membaca buku hingga pukul tiga malam. Dan sekarang sudah pukul enam pagi, sedangkan ia baru mengumpulkan nyawa untuk bisa bangun dari tidur lelapnya.

"IYAA, MAH. INI MINJI BANGUN" sahutnya dengan nada tinggi agar sang ibu mendengarnya.

Minji kemudian bergegas menyibakkan selimut, langsung menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Walau bisa dibilang ia mandi seperti bebek karena tidak benar-benar mandi, yang penting sekarang ia bersih dan wangi.

"Nak, ini bekalnya jangan lupa" ujar ibunya menyerahkan kotak bekal bersamaan dengan botol minum yang berisi susu cokelat kepada Minji yang sudah menggunakan seragamnya.

Karena terburu-buru, pun tidak sempat berpenampilan rapi, membuat ibunya berdecih.

"Aduh, masa' kamu ke sekolah kayak gini, sih, Ji. Rapiin dulu coba" ujar ibunya sambil membantu merapikan dasi dan seragam Minji.

"Udah gak sempat, Ma. Minji berangkat dulu, yaa" Minji mengambil tangan ibunya untuk dicium dan pamit pergi. Segera ia menaiki kendaraan ayahnya yang diwaktu bersamaan hendak pergi ke kantor. Sambil melambaikan tangan ke arah suami dan anaknya, ibu Minji sedikit berteriak dan bilang,

"Hati-hati yaa kalian. Semoga selamat sampai tujuan"

***

"Aduh, gerbangnya udah ditutup" gumam Minji sambil merasa kesal dan merutuki dirinya sendiri.

Saat diperjalanan tadi, kebetulan ban mobil ayahnya kempes yang mau tidak mau harus dibawa ke bengkel dahulu. Maka Minji buru-buru membuka ponselnya untuk mencari ojek online karena waktu ke sekolahnya sudah benar-benar mepet. Untungnya, selang dua menit berlalu, ojek pesanannya sudah tiba sehingga ia berpamitan pada ayahnya untuk pergi duluan.

Namun sayang, saat ia telah tiba, gerbang pun sudah ditutup oleh penjaga gerbang.

"Eh, Minji. Tumben banget kamu telat" ujar satpam sekolah saat melihat Minji mendekati gerbang yang tertutup itu.

"Iya, Pak. Gak sengaja banget ini, karena malam tadi susah tidur jadinya kesiangan" Minji mencoba peruntungan, semoga pak satpam dapat mengasihaninya.

"Waduh, sayang banget. Gerbangnya udah tutup nih" sambung pak satpam.

"Pak," panggil Minji.

"Hmm?"

"Anu... itu... boleh gak kalau kali inii aja bapak kasih saya kesempatan buat bisa masuk? Pleaseee" ujarnya sambil memohon-mohon dengan mengepalkan jari-jarinya.

"Aduh, gimana ya, nak. Bapak gak bisa kasih kamu kompensasi"

"Pak,... pleasee, tolong saya. Saya butuh banget ini, Pak. Lagian Bapak tahu betul, kan, kalau saya itu murid teladan?"

Minji tidak sedang berbohong, semua orang di sekolah itu tahu bahwa Minji adalah anak yang berprestasi karena ia sering memenangkan lomba sehingga mengharumkan nama sekolahnya. Tentu saja ia bukanlah murid yang nakal. Dan kejadian terlambatnya ini adalah untuk yang pertama kali dalam hidupnya.

Pak satpam yang bernama Mursid itu pun terlihat sedang berpikir sambil memainkan kumis tebalnya. Menimbang-nimbang apakah ia harus mengasihani Minji atau tidak. Saat ia hendak mengangkat suara, terdengar bunyi klakson dari mobil yang mengarah pada mereka berdua.

Tidak lama kemudian, mobil itu pun berhenti. Kaca mobil pun turun, sehingga terlihat seorang bapak-bapak berkemeja putih berdasi rapi yang menyetir kendaraan itu.

Tujuh Belas Selamanya | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang