Tujuh Belas Selamanya

234 26 3
                                    

Minji tidak suka menonton film, menurutnya menonton film itu membosankan. Tapi Hanni suka menonton film. Jadi, tiap kali Hanni menonton film atau serial dari laptop atau mengajaknya untuk ke bioskop, akan selalu ada Minji yang menemaninya walau selama berada di bioskop Minji lebih sering memandang Hanni dibandingkan menonton film yang diputar di layar lebar.

"Sayang ih, kok kamu malah ngelihatin aku mulu dibanding nonton filmnya?" ujar Hanni. Bukan tidak suka diperhatikan tapi Hanni sepertinya akan mimisan kalau terus-terusan dilihat sama orang cakep seperti Minji.

Minji pun tertawa. "Abisnya kamu lebih menarik daripada film yang diputar" gombalnya.

Sungguh, Hanni tidak bisa menahan diri untuk tidak salah tingkah. Ia pun menutup wajahnya yang memerah. Andai ia hanya seorang diri disana, pasti ia akan berteriak untuk menyalurkan rasa saltingnya.

Minji sangat pemilih dengan makanan. Ia juga tak suka sayur. Tapi karena melihat Hanni gemar makan sayur, ia jadi ingin mencicipinya. Hanni suka memasak, jadi ia sering memasakkan sesuatu untuk Minji. Seperti saat Minji bermain di rumah Hanni dan Hanni sedang memasak.

"Kamu mau coba?" tanya Hanni pada Minji. Menu yang ia masak di rumahnya adalah tumis kangkung dan tempe goreng dengan bumbu racikan sendiri. Aromanya menguar ke udara sehingga masuk ke indra penciuman Minji.  Baunya enak sekali, batinnya.

"Mauu" jawabnya sambil membuka mulutnya, meminta Hanni untuk menyuapinya. Iya, Minji bakal semanja itu dengan jika bersama Hanni.

"Gimana? Enak gak?" Hanni memerhatikan alis Minji yang mengkerut sambil mengunyah makanannya. Takut-takut kalau Minji tak suka.

"Enak bangett, aku gak tahu kalau sayur tuh seenak ini" ujarnya. Minji lalu mengacungkan kedua jempol tangannya buat Hanni, sang koki pribadinya.

Hanni yang mendengar itu pun jadi tersenyum. Berkatnya, Minji jadi suka makan sayur.

"Yaudah, mam yang banyak ya sayangg. Aa lagi coba" ujarnya sambil menyuapi Minji. Mereka makan sepiring berdua.

Hanni dan Minji suka es krim. Tapi Hanni gemar es krim rasa mintchoco. Awalnya Minji tak suka karena menurutnya rasanya mirip pasta gigi. Tapi ketika mereka berdua sama-sama belanja es krim dan Hanni menawarkan satu sendok es krim mintchoco untuk Minji, ia pun mencoba mencicipinya.

"Kok jadi enak gini, sih, perasaan dulu gak gini deh" ucap Minji.

"Iya kan? Mintchoco tuh enak tauu"

Ada pula momen ketika mereka bersantai di rumah Hanni berduaan saja, Minji tiba-tiba nyeletuk,

"Dulu aku tuh gak suka kalau di akhir pekan gak pergi kemana-mana kayak gini. Pasti maunya tuh jalan-jalan karena diem di rumah aja tuh ngebosenin"

"Oh, ya? Terus?" tanggap Hanni.

"Terus... aku baru sadar kalau hal yang dulunya terasa monoton ini jadi menyenangkan pas dilakuin sama kamu" ujarnya jujur.

"Sebenarnya ada banyak hal yang aku kurang suka di dunia ini, tapi ternyata kalau dilakukannya sama kamu, aku jadi suka juga. Dan aku belajar untuk suka hal-hal yang kamu sukai" tambahnya.

"Kenapa suka aja harus belajar?" tanya Hanni heran.

"Karena aku cinta kamu. Bagi aku, cinta itu gak cukup sebatas kata, sayang. Jadi dari apa yang aku lakukan kuharap kamu mengerti kalau aku benar-benar cinta"

"Tapi kamu gak seharusnya memaksakan diri untuk suka sama hal yang gak kamu suka" ujar Hanni. Ia tak ingin Minji terpaksa melakukan sesuatu untuknya.

"Aku gak terpaksa, sayang. Apapun yang kamu suka itu benar-benar hal yang baik menurutku, dan sama sekali gak rugiin aku. Jadi aku senang bisa ngelakuin itu"

Tujuh Belas Selamanya | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang