2. Gambar di denyut nadi

200 26 11
                                    

"halo, again?"
.
.
.

Dari sapaan Maxime, pria itu tahu namanya. Tapi, apa mereka pernah bertemu sebelumnya? pikir Evan tanpa tahu, jika sapaan itu untuk istrinya.

Noelle menutupi rasa gugup di dirinya. Ya, Noelle mengenalnya, sosok di depannya itu bernama Max.

Maxime west

Kekasih yang ia campakkan dulu, 5 tahun yang lalu.

Lelaki manis itu lebih terkejut lagi saat Evan mengatakan bahwa Maxime adalah pemilik Elevate Enterprises dan ia tertarik dengan Ignite.

Sepanjang pesta malam itu, Noelle selalu mencuri pandang ke arah Maxime dan berakhir dengan Maxime yang juga menatapnya. Kalau bukan karena Evan, mungkin Noelle sudah kabur dari sini. Di dalam sini terasa sangat menyesakkan.

Noelle mati-matian menahan lonjakan dalam dadanya. Pikiran dan hatinya saling menyerang. Antara ego dan perasaan.

'Tidak. Jangan bilang kau merindukannya Noelle. Kau tidak boleh seperti ini. Ingat, ada Evan disamping mu. Dia suami mu'. Dan akhirnya, ego nya lah yang ia menangkan. Genggaman tangannya pada Evan menguat seiring degupan detak jantungnya.

Evan yang tengah berbicara pada rekan-rekannya menoleh ke tangannya yang di genggam begitu erat lalu menatap istrinya dengan tatapan bertanya-tanya. "ada apa sayang?".

Noelle memajukan sedikit wajahnya dan berbisik di telinga Evan "kepala ku agak pusing, bisakah kita pulang?"

Evan memundurkan wajahnya, menatap cemas istrinya tersebut "kau pusing?".

Noelle hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"baiklah... Tapi, kita pamit dulu pada tuan Maxime".

"kau saja ya, aku tunggu disini".

Tolonglah, Noelle tidak sanggup jika harus berhadapan dengan Maxime lagi. Jadi, biarkan dia berada dalam jarak yang tidak begitu dekat dengan pria itu.

"ada apa tuan Evan?"

Noelle tercekat, mendengar suara Maxime yang tiba-tiba berada di sampingnya. Katakanlah ini berlebihan, tapi tolong jangan pingsan dulu Noelle.

Kedua pasangan itu berbalik menghadap si pemilik pesta. Noelle hanya bisa menunduk, mendengarkan Evan yang sedang pamit pulang dari pesta.

"saya minta maaf tuan Maxime, tidak bisa mengikuti pesta sampai akhir. Istri saya tiba-tiba saja tidak enak badan".

"sayang sekali... padahal acara inti belum dimulai".

"mungkin di lain kesempatan saya bisa... "

"begini saja. Bagaimana kalau istri anda beristirahat disini, sampai pesta berakhir?" usul Maxime menyela perkataan Evan.

"dan kita bisa membahas soal kerjasama setelah pesta ini selesai. Bagaimana tuan Evan?".

Evan terdiam seketika. 'Tawaran menggiurkan ini tak akan datang dua kali' pikirnya.

Pria itu menatap lelaki manis di sampingnya yang masih saja menundukkan kepalanya. Evan menggunakan jari telunjuknya mengangkat dagu Noelle dengan lembut. "sayang, bagaimana kalau kita ikuti saran tuan Maxime? Kau bisa mengistirahatkan tubuh mu disini".

"t-tapi... " Noelle ingin menolak usulan Evan, sebelum sekretaris Jay di belakang Maxime memotong kalimatnya.

"anda tidak usah sungkan. Disini ada ruangan private, jadi tidak akan mengganggu istirahat anda".

Ucapan sekretaris Jay meyakinkan Evan, bahwa istrinya akan merasa nyaman di tempat ini.

Maxime tersenyum tipis hampir tidak terlihat. Sekretaris nya ini selalu bisa diandalkan dalam situasi apapun. Ingatkan dia untuk memberi bonus pada Jay nanti.

the DEMON'S OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang