Jeongbby Heart Break

877 26 0
                                    

🐰 Tian
🐺 Jalal








Bastian kehilangan kewarasannya saat membaca pesan singkat dan beberapa komentar Jalaludin di akun twitter nya.

Tidak peduli bagaimana hari terakhir mereka bertengkar dan bagaimana Jalal mengatakan hal yang menyakitkan bagi Tian, yang Tian rasakan saat ini hanya rindu yang sudah tidak bisa dibendung.

Maka Tian mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi menuju tempat dimana Jalal berada, kos tempat tinggal Gilang.

Tian memakirkan motornya di area parkir kos milik Gilang dan melangkah dengan cepat menuju lantai dua.

"Yan beneran kesini" Gilang yang berniat berjalan keluar untuk membeli rokok terkejut mendapati Tian yang berdiri di depan pintu kamar kosnya.

"Jalal mana?" Tanya Tian to the point. Dia tau Jalal di dalam karena melihat motornya terparkir apik di parkiran sementara Jenan dan Adit sepertinya serius menanggapi ocehan Tian jadi mereka berdua pergi dari kosan Gilang.

Sementara sang pemilik kamar kini kembali ke dalam sebentar untuk mengambil jaket dan kunci motornya serta helm full face tentunya, Gilang mau pergi juga dan membiarkan kamarnya menjadi saksi Jalal Tian 'berbaikan'

"Masuk aja yan. Pintunya jangan lupa dikunci, tetangga sebelah gue suka iseng kalau denger ribut-ribut" Gilang menepuk pelan bahu Tian sebelum pergi.

"Gak lu kunciin aja dari luar lang?" Tian tersenyum jahil sambil menatap Gilang.

"Yakali anjir. Dah sono. Jalal udah siap diserang" Gilang tersenyum sebelum benar-benar pergi dari kamar kosnya.

"Lama banget yan pake pamitan segala sama gilang?" Sesampainya Tian di dalam, Jalal berjalan dari arah kulkas dengan sekaleng cola di tangannya.

Menyambut sang kekasih dengan merentangkan kedua tangannya setelah melempar kaleng cola yang kosong ke tempat sampah.

"Yan maafin aku ya"

"Aku....."

Jalal tidak perlu menjelaskan apapun, bibirnya sudah dibungkam oleh Tian yang mencumbunya tergesa. Sebuah ciuman beralasan rindu berat yang membuat Jalal pasrah terpojok di dinding karena Tian yang mendorong tubuhnya dan melumat juga menghisap kasar bibirnya.

Jalal hanya diam. Dia sangat hafal bagaimana Tian akan bertindak lebih jauh setelah ciuman ini semakin dalam.

"Jalal jangan tinggalin aku lagi"

Pagutan bibir mereka terlepas, Tian dengan nafas terengah menyatukan kedua kening mereka. Ditatapnya mata serigala milik Jalal yang selalu membuatnya berkali-kali jatuh dalam pesona seorang Almair Jalaludin Ahmad.

"Aku gak akan ninggalin kamu lagi yan" Jalal menangkup wajah manis Tian, diusapnya pipi tembam itu dan menarik dekat wajah Tian untuk kembali berciuman.

Ciuman dengan saliva yang saling bertukar itu terus berlangsung dengan langkah keduanya menuju ranjang.

Jalal berbaring dengan Tian di atas tubuhnya dan tidak berhenti bermain lidah di dalam mulut Jalal.

Satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Jalal dilepaskan Tian begitu juga dengan pakaiannya.

"Yan ahh" Jalal mendesah dan meremat sprei saat ciuman Tian turun menuju inti tubuhnya.

Beberapa tanda cinta Tian berikan di leher, dada, perut, sebelum sekarang mulut kecil dan tangannya dengan lihai bermain dengan pusaka milik Jalal.

Benda panjang besar berurat yang selalu membuatnya mendesahkan nama Jalal sepanjang malam.

Percintaan mereka yang selalu panas di atas ranjang karena perkasanya seorang Almair Jalaludin Ahmad.

"Aaah yan hhh" Jalal meremas surai Tian karena ahlinya seorang Bastian dalam melakukan blowjob sungguh membuat Jalal mabuk kepayang.

Bagaimana mulutnya yang kecil, basah dan hangat itu maju mundur ditambah lidah yang lihai menjilati.

Juga tangan kecil milik Tian yang dengan ahlinya mengocok batang juga bermain dengan bola kembar di bawah sana.

Jalal bisa gila. Hasrat nya membara bersama Tian, pelepasannya tak bisa dia tahan lebih lama lagi.

Sssssshhhh

Hisapan kuat Tian pada batang penis  milik Jalal membuat sperma yang Jalal tahan akhirnya keluar dengan deras memenuhi mulut Tian hingga berceceran ke perut dan paha Jalal.

"Hah hah hah" Jalal mengatur nafasnya yang terengah, kepalanya terasa pening karena nikmatnya pelepasan hanya dengan mulut Tian.

"Lal aku di atas apa di bawah?" Tian menggoda dengan menggesekkan belahan bokong sintalnya pada milik Jalal yang masih tegang.

"Ah yan masukin aja please"

"Kamu di atas" Jalal mencengkram pinggul Tian agar pria manis itu berhenti menggodanya dan segera memanjakan miliknya yang sudah siap menerobos lubang milik Tian.

"Ahhh!"

Tian mendesah dan memejamkan matanya saat milik Jalal berhasil memenuhi lubangnya.

Sempit dan panas.

Terlalu penuh namun sangat nikmat.

"Nghhh yan haah" Jalal meremas seprei menikmati lihainya pinggul Tian bergoyang maju mundur naik turun.

Jalal menahan diri untuk tidak memimpin permainan, tangannya naik ke atas meraba pinggul Tian dan mencengkramnya lembut sambil menikmati pemandangan indah wajah keenakan Tian yang bersemangat menungganginya.

"Aaah fuck jalalhhh!"

Jalal menggerakan pinggulnya ke atas berlawanan arah dengan gerakan Tian agar penisnya menghujam semakin dalam.

"Nghhh"

Jalal meremas dada Tian dan mengubah posisinya menjadi duduk untuk dapat memberikan tanda merah keunguan di leher putih milik kekasih manisnya.

"Jalalhhh"

Tian meremas surai berkeringat milik Jalal saat puncak dadanya dihisap kuat dan pinggulnya ditekan karena sepertinya Jalal akan menyemburkan spermanya.

"Hhh hh"

Nafas Jalal berhembus semakin cepat dan di beberapa hentakan terakhir Jalal meremas bokong sintal Tian disertai spermanya yang menyembur dengan deras di dalam tubuh Tian.

Tubuh Tian bergetar menerima cairan putih kental hangat yaaang begitu banyak di bawahnya.

"Hh hh hh"

"Yan aku cinta banget sama kamu" Jalal memberikan kecupan di dahi Tian.

"Bohong. Kamu sebenernya lebih tenang kalau kita putus kan? Kamu capek sama aku yang cemburuan dan marah-marah terus, kamu capek sama aku yang gak bisa perjuangin kamu"

"Gak gitu yan maafin aku. Aku lebih gak bisa kalau gak sama kamu" Jalal menyatukan kening mereka dengan posisi Tian yang masih berada di pangkuannya, Jalal melumat dan memberikan kecupan di bibir Tian.

"Kamu bunuh aku aja lain kali daripada ninggalin aku lagi!" Jalal hanya tersenyum sambil mengusap wajah kekasihnya.

"Capek gak lal?"

"Kalau gak kenapa?"

"Mau lagi...."

"Boleh yan. Main sampe pagi juga aku jabanin"

"Gak mau pindah ke kosanmu aja lal?"

"Gpp di sini aja. Si gilang udah ngungsi ke tempat adit"

oneshot lokal//based on twitter//doyoung centric🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang