Hoonbby Going Crazy

939 33 0
                                    

🐼 Bagas
🐰 Ghia










"Udah minum obat?"

Bagas yang telah sampai di apartemen ghia segera menggandeng pria manis itu untuk kembali ke ranjangnya.

Ghia berwajah pucat dengan demam yang lumayan tinggi itu terlihat kedinginan berbalut setelan hoodie berwarna abu yang sangat imut dikenakannya.

"Kedinginan ya?" Bagas menyelimuti tubuh ghia dengan selimut tebal dan menumpuk beberapa bantal agar posisi ghia berbaring sedikit lebih tinggi untuk bisa makan bubur yang dibawanya tadi.

"Bagas kamu balik ke kantor lagi aja gak apa-apa. Aku bisa makan sendiri" ucap ghia lemah.

"Kamu lemes gini. Aku suapin. Kantor aman kok" bagas meraih sendok dan mulai menyuapi ghia yang patuh membuka mulutnya.

Ghia menatap bagas yang terlihat tampan dengan kemeja denim yang kancing atasnya terbuka tiga, lengan yang digulung menampilkan otot tangannya sempurna.

Penampilan bagas mengingatkan ghia pada kejadian kemarin di kamar bagas saat pria itu demam. Mereka berciuman membuat ghia malu dan berdebar. Namun ghia bertanya-tanya kenapa setelah adegan ciuman itu, bagas tak mengungkapkan apapun padanya.

Ciuman itu bukan berarti suka kah?

Tapi sikap bagas yang seperti ini membuat ghia percaya diri sekaligus bingung terhadap hubungan mereka.

"Enak gak? Aku beli di pertigaan sebelum belok ke jalan ini" bagas bertanya karena ghia hanya melamun sambil mengunyah.

"Em enak tapi kenyang" ghia menolak suapan berikutnya.

"Baru tiga suap loh ghi?"

"Nanti lagi aja bagas. Gak enak perutnya" ghia merajuk dengan wajah gemasnya yang membuat bagas tersenyum dan menyerah.

"Kemarin kamu minum obat apa gas langsung sembuh demamnya?" Ghia bertanya sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Kan dicium kamu ghi"

"Ihh bagas serius dulu!" Ghia memukul bahu bagas pelan, reflek pria itu menarik tangan ghia dan duduk lebih dekat dengan pria manis yang mundur hingga bersandar di kepala ranjang.

Bagas menatap ghia lembut, dari mata turun ke bibir manis yang kemarin dirasakannya. Manis dan lembut, bagas ingin mencicipinya lagi.

"Serius ghi. Ciuman bisa nurunin demam itu gak bercanda"

Wajah ghia memerah pasti sekarang, jantungnya berdetak lebih cepat saat telapak tangannya bertautan dengan milik bagas.

Semakin erat dan semakin dekat.

"Ghi..."

"Kamu cantik banget"

"Bagas hmpp"

Belum sempat ghia mengucapkan apa yang ingin dikatakannya, bibir tipisnya sudah menempel dengan milik bagas dan dilumat dengan lembut juga perlahan.

Ghia menikmatinya, setiap sentuhan bagas di kulitnya dengan ciuman yang semakin lama semakin dalam itu membuat tubuhnya merespon dengan kegelian di perut juga bahagia di hatinya entah karena apa.

Bagas menekan tengkuk ghia, lidahnya menerobos masuk ke dalam mulut kecil hangat yang memiliki saliva manis bercampur rasa bubur kampiun yang dimakannya tadi.

Ghia memiringkan kepalanya, memeluk tengkuk bagas seolah menyerahkan tubuhnya untuk menerima apapun yang akan bagas lakukan padanya setelah ini.

"Ghi... boleh?" Bagas melepas ciuman mereka dan mengelus perut rata ghia dari balik hoodienya.

oneshot lokal//based on twitter//doyoung centric🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang