"Haechanie~ heoni beeo sini-sini lihat sini."
Tak ada senyuman di wajah Haechan, setelah kejadian pagi tadi Jaemin tak henti-hentinya menggodanya, dan karena itu ia jadi bahan bullyan pemuda kelinci itu. Haechan di paksa untuk duduk di ruang tengah menjadi kelinci percobaan Renjun dan Jaemin. Renjun mendandaninya bak seorang anak kecil, sedangkan Jaemin tak mau melewatkan kesempatan ia mengambil kamera miliknya lalu mengambil gambar Haechan sebanyak-banyaknya.
"Aigoo Haechan Lee kiyowoo, lihat sini lihat sini."
Pasrah.
Haechan pasrah di buat seperti itu oleh sepasang kekasih itu. Jika Haechan bersama Jaemin dan Renjun, lalu kemana perginya dua Lee lainnya?
.
.
.
Sedangkan di suatu tempat, terlihat dua orang yang hanya planga-plongo di depan rak bahan masakan.
"Apa kita harus mengambilnya?" tanya Mark.
"Aku rasa tidak perlu," jawab Jeno.
"Kau yakin? bagaimana jika Jaemin marah?"
"Bilang saja terlalu besar." Mark bimbang, antara ia akan mengambilnya atau mengikuti ucapan Jeno. Namun pada akhirnya ia mengikuti ucapan Jeno, toh Jeno sendiri yang mengatakan itu, jadi yang siap bertanggung jawab nantinya adalah Jeno.
****
Setelah berbelanja kedua Lee balik ke villa, saat duanya baru saja masuk ke ruang tengah mereka melihat Haechan yang sangat memprihatinkan. Haechan menoleh, ia langsung berlari menghampiri Mark saat melihat kehadiran sang kakak di sana. Haechan menangis sejadi-jadinya, ia mengadu jika Jaemin membullynya hingga ia trauma dengan pemuda Na itu.
"Kau apakah adikku Na Jaemin?!"
"Membullynya, memang apa lagi."
Mark melempar sendalnya ke arah Jaemin, namun pemuda itu langsung menghindar dan berlari menjauh dari sana, lalu di susul oleh Renjun.
"Jangan lari kau siluman kelinci kurang ajar!"
"Awww, Hyung~ aku takut aaaaaaa~"
Renjun tertawa mendengar nada manja Jaemin yang dengan sengaja menggoda Mark. Ia ikut mengejar Jaemin yang berusaha menghindari amukan Mark karena sudah membuat adik kesayangannya terlihat seperti gembel terdampar.
"NA JAEMIN!"
"Injunie lari-lari, ada monster aaaaaaa!"
"Aaaaaaa, lari Nana lari!"
****
Di dapur Jaemin melihat kantung belanjaan Mark dan Jeno, saat akan membuka kantung belanjaan itu, ia mendengar Renjun memanggilnya. Jaemin mengangkat sang kekasih ke atas meja lalu memberikan sebuah apel pada kekasih mungilnya.
Jaemin membuka kantung belanjaan itu lalu mengeluarkan semua isinya. Renjun terus memperhatikan Jaemin, ia menatap sang kekasih yang tatapan yang tidak bisa di jelaskan. Jaemin yang menyadarinya lantas bertanya, mengapa Renjun tampak seperti sedang memiliki banyak pikiran? Renjun menggeleng, ia meminta Jaemin untuk memeluknya, dan tentu saja Jaemin akan menurutinya. Ia memeluk kekasihnya itu, dan tak lupa mengelus punggung sempitnya.
"Perasaanku tak enak Nana. Aku merasakan akan terjadi sesuatu," ucap Renjun pelan.
"Tenangkan, mungkin itu hanya perasaanmu saja."
"Tapi Nana, aku rasa ini bukan untuk kita, tapi untuk Jeno."
Jaemin mengerut keningnya, mendengar itu ia ikut merasakan kecemasan sang kekasih, apalagi itu menyangkut sepupunya. Namun Jaemin mencoba untuk tenang, dan semoga itu hanya sebuah firasat saja. "Percaya padaku sayang, tak akan terjadi apapun."
![](https://img.wattpad.com/cover/375754504-288-k878986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck) END
Fiksi Penggemar[REVISI] kisah empat pemuda dengan kisah cinta yang penuh drama. "Injunie ayo menikah dengan Nana." "Tidak mau, Nana jelek." "Jeno apa aku jelek?" "Tidak, kau tampan." "Kau berbohong?" "Iya." "Nono calangeee~" "😳" NCT DREAM Jaemren Nohyuck Renju...