8

99 10 0
                                    

Eunwoo, dengan wajah tampan dan tubuhnya yang ramping, selalu berhasil memikat hati banyak perempuan. Matanya yang selalu terlihat sendu seolah menyimpan rasa sakit yang dlam, membuat perempuan ingin melindunginya. Namun, mereka tidak pernah tahu bahwa Eunwoo menyimpan kebencian terhadap perempuan, dan pada akhirnya, merekalah yang selalu menjadi korban kebengisannya.

 Namun, mereka tidak pernah tahu bahwa Eunwoo menyimpan kebencian terhadap perempuan, dan pada akhirnya, merekalah yang selalu menjadi korban kebengisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Eunwoo sedang berada di mansion Jungkook, membawa beberapa buah tangan untuk menjenguknya yang sedang sakit. Namun sayang, dari pelayan, Eunwoo tahu bahwa Jungkook sudah masuk kerja. Eunwoo pun harus menunggu hampir dua jam di ruang tamu mewahnya.

Ketika Jungkook akhirnya pulang, dia terlihat lelah. Wajahnya masih pucat, dan dia terus terbatuk. Eunwoo menatapnya dengan alis terangkat, jelas merasa Jungkook belum sepenuhnya pulih.

"Seharusnya kau istirahat dulu, ya? Bukannya malah kerja," gumam Eunwoo sambil menatapnya tajam.

Jungkook mengerucutkan bibir, "Aku bosan di rumah, eunwoo-ya. Tidak ada yang bisa kulakukan."

"Kau bisa tidur atau istirahat, itu yang dilakukan orang sakit biasanya, bukan?" Eunwoo terkekeh ringan, berusaha mengoloknya.

Jungkook mendesah, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa besar di ruang tamu. Dia menoleh, matanya menatap Eunwoo tajam.

"Malam itu... waktu hujan badai..." Jungkook mulai berbicara dengan nada serius.

"Ne?" jawab Eunwoo dengan malas, sambil menyeruput teh chamomile yang disajikan oleh pelayan Jungkook.

"Kau ingat aku memintamu untuk menemani Lisa karena dia takut petir?" tanya Jungkook.

"Ne, aku ingat. Dia memang ketakutan," jawab Eunwoo acuh tak acuh, tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah yang sedang dibacanya.

"Tapi setelah itu, kau tidak kembali. Apa yang kau lakukan pada Lisa?" nada Jungkook mulai terdengar penuh curiga.

Eunwoo mendongak dari majalahnya, menyeringai tipis. "Cemburu, huh?" godanya sambil menatap Jungkook.

Wajah Jungkook sedikit memerah, tetapi dia tetap bersikap tegas. "Lisa bilang kau memakaikan earphone di telinganya, lalu dia tertidur dan tidak ingat apa-apa lagi."

Eunwoo tersenyum tipis, tidak langsung menjawab, membuat Jungkook semakin tidak sabar. "Kau benar-benar perhatian padanya," Eunwoo berkata dengan nada datar.

"Dia sudah seperti keluarga bagiku," Jungkook membalas dengan nada serius.

"Tapi dia bukan adikmu," Eunwoo menjawab dengan nada yang lebih tajam, sebelum menarik napas panjang dan kembali menguasai dirinya. "Tenang saja, aku tidak melakukan apa pun padanya. Aku hanya memakaikan earphone agar dia tenang, menunggunya sampai tertidur. Lalu, aku tidur di kamar tamu."

Jungkook menatapnya dengan penuh keraguan. "Benarkah?" tanyanya, masih belum yakin.

"Jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya pada ahjumma yang membersihkan kamar tamumu, Jungkook-ah," Eunwoo tersenyum, matanya menatap Jungkook dengan penuh keyakinan. "Kalau aku tidak mengenalmu, aku pasti berpikir kau benar-benar cemburu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Break Destiny (The Story Of Jeon Jungkook X Lalisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang