Mentari belum kelihatan tapi kelihatan seorang perempuan yang lagi menjalankan kewajipan sebagai seorang Muslim di subuh yang tenang.
Runa tengah menyelasaikan solat subuh nya sebelum beraktivitas. Biasanya memang solat sendiri walau runa tinggal dengan bapak ibuk nya, tetap saja runa menjalankan ibadah sendirian kerana menurut nya dia perlu memberi ruang bagi pasutri tua itu untuk menjalankan ibadah tanpa diganggu oleh nya.
Runa juga terkadang sesekali membangunkan adik lelaki nya untuk solat kalau dia tidak melihat kamar adiknya itu terbuka.
Runa yang memang seorang yang rajin tentu sering membantu bapak nya di sawah tapi hanya terkadang Karna si bapak tidak mau anak perempuan nya mengerjai hal yang sepatutnya dia kerjakan. Walau begitu runa setiap hari akan menemani ibu nya untuk menghantar makan siang bapak nya ke sawah.
Kini runa masih di dapur sedang menyiapkan sarapan pagi berupa nasi goreng dan juga teh hangat. Tentu saja runa membuat itu tanpa ingin ibunya lelah. Ibu Maya sangat bersyukur mempunyai putri seperti runa. Runa tidak banyak menuntut seperti putri pertama nya. Untung sudah nikah kalau tidak pasti pagi-pagi lagi ada keributan yang kakak nya itu perbuat.
"Bapak... Ibuk... Runa sudah siapin sarapan tuh, dimakan ya. Runa mau liat Ryan dulu udah belum dia pakai seragam sekolah nya buk"
"Iya nduk.. "
Runa berjalan ke kamar adik bungsu nya yang sangat dia sayangi itu.runa mengetuk kamar adik lelakinya itu.
Tok Tok Tok
"Ryan... Udah bangun kah? "
"Udah bentar "
Ryan itu tipe adik yang sayang kakak nya tapi tau kan sifat adik lelaki yang tidak terlalu rapat begitu.
"Yaudah nanti kalau sudah selesai jangan lupa sarapan, mbak mau ke pasar dulu ya "
"Iya mbak"
"Jangan lupa kamu ambil uang jajan kamu di atas lemari itu ya"
"Iya mbak"
Setelah dari kamar adik nya, runa memilih untuk pergi belanja kebutuhan untuk membuat kue pesanan dari orang-orang kampung.
Runa cukup terkenal kerana kue basah buatan nya yang terbilang cukup enak. Kadang runa akan menitipkan di warung Bik Siti yang ada di dekat desa ini tiap pagi dan sore. Tapi berhubung hari ini barang buatan kue belum dibeli dan dia juga banyak kegiatan jadi lah dia tidak menitipkan kue hari ini.
"Buk, runa ke pasar dulu ya"
"Iya nduk"
"Ibu ada titipan tidak? "
"Ibu gak ada titipan toh nduk"
"Yowes tak pamit dulu"
"Iyo nduk"
******
Setelah menempuh jalan dengan menaiki angkot kini runa sudah tiba di pasar. Riuh pasar yang mampu memekak kan telinga sudah tentu menjadi hal biasa bagi orang yang sering berkunjung ke situ.
Dengan menyusuri pasar, runa mula mendapatkan bahan yang dia butuhkan untuk membuat pesanan kue-kue dari warga sekitar.
"Ibuk, telur nya ada? "
"Ada Neng, mau berapa butir? "
"Saya mau 20 butir buk"
"Yaudah ini, semuanya 54 ribu Neng"
"Ini buk , saya beli ya"
"Iya saya jual "
Runa berlalu dari tempat jualan telur dan pergi untuk mencari terigu. Dia juga ingin sekalian membeli meses untuk taburan donat nanti.
"Mang saya mau terigu nya 4 kilo ada tidak? "
"Ada neng, semuanya 48 ribu "
"Makasih mang"
" Sama-sama Neng"
Dengan membawa keranjang belanjaan, runa duduk di tempat kursi disediakan di hujung untuk beristirahat sebentar.
"Apalagi ya belum Ku beli"
Runa melihat keranjang belanjaan nya. Sudah cukup apa yang dia butuhkan untuk membuat semua pesanan kue. Dia mendapat pesanan donat, Bakwan jagung dan juga kek kukus.
********
Di sebuah rumah kecil, kedua pasutri yang Sudah bersiap ingin ke sawah. Tapi tiba-tiba ada satu mobil mewah yang datang dan terparkir manis di halaman rumah tersebut.
Sepasang pasutri itu tentu sahaja kaget. Ini orang dari mana coba. Kenapa tiba-tiba ada mobil mewah yang terparkir manis di sini. Terlihat sepasang paruh baya yang keluar dari pintu belakang mobil.
Bapak bagas menyipitkan mata nya dan ya benar saja orang yang barusan turun dari mobil itu dia mengenali nya. Itu dulu adalah majikan, dulu Pak bagas pernah bekerja di kota sebagai sopir kedua orang itu.
"Siapa itu Pak" Tanya buk maya pada suaminya.
"Kayaknya itu Pak sanjaya mahesa, tempat bapak bekerja di kota dulu buk"
"Oh Iya bapak, ibu juga kayaknya kenal deh"
Terlihat kedua paruh baya itu datang mendekat ke arah Pak bagas dan buk Maya.
"Assalamualaikum, Bagas, ini saya sanjaya"
"Waalaikumsalam, Pak sanjaya. Apa khabar Pak? "
"Saya baik"
"Bagaimana dengan ibuk Rosella"
"Wah.. Ternyata kamu masih ingat nama saya ya gas" Ucap wanita paruh bay itu dengan disertai kekehan .
"Bagaimana saya bisa melupakan orang yang telah menampung saya di kota buk, Pak"
"Pak, ibuk mending kita naik ke atas saja ya, tidak enak bicara di luar apa lagi sama tetamu" Ucap buk Maya dengan senyum manis nya.
"Eh Iya ya, ini Maya kan istrinya bagas."
"Iya ibuk perkenalan saya Maya istri bagas. "
(Maafin author ya, author gak ngerti cara orang tua-tua bicara) ~author.
******
Setelah perbualan panjang antara kedua pasutri itu, mereka mulai membicarakan hajat tersembunyi mereka datang jauh-jauh dari Kota ke pendesaan kecil seperti ini.
"Jadi saya sama istri saya rosella, sebenarnya ada hajat yang ingin dibawa dan disampaikan langsung pada Pak bagas dan ibuk Maya. "
"Sepertinya, hajat ibuk sama bapak terlihat serius ya"
"Iya gas, ayok ngomong Pa"
"Kami sebenarnya mau melamar putri kedua kamu untuk dijadikan istri untuk putra saya "
Tak~suara barang jatuh
Tiba-tiba ada suara barang yang jatuh dari arah pintu masuk, terlihat disana runa yang baru pulang dari pasar.
Dia terheran-heran kenapa ada mobil mewah di rumah nya. Dan ternyata... Ada orang yang ingin melamar... Apa katanya tadi putri kedua.
Siapa lagi coba putri bapaknya selain dirinya. Runa yang kaget dengan ucapan itu bergegas mengambil barang belanjaan nya yang jatuh akibat ulah dirinya.
"Maaf Pak, ibuk. Runa permisi"
********
Oke segini aja dulu ya Guys 🌷🌷🌷
Cerita nya kita lanjut di next Chapter ya 😘😇
Votemen⭐💬 not ultramen, Okay 👌🏻
No silent Readers 🙊

ANDA SEDANG MEMBACA
Mr. Stranger
General Fiction[_____❤_____] Ini bukan lah satu cerita yang mengisahkan dua manusia bercinta dan bernikah, tapi ini kisah dua manusia yang dipersatukan atas kehendak jalur takdir. meski ini bisa dikatakan kalau satu perjodohan yang sedikit sebanyak akan memberi lu...