Nine

454 48 2
                                    

Wajah tenang itu perlahan menjadi kusut dengan kening yang mengkerut, matanya juga itu terpejam erat sebelum samar-samar terbuka, suara berisik dari ponselnya terus terdengar hingga membuatnya kesal.

Jeno; yang baru saja bangun langsung mengarahkan tangannya untuk mengambil ponsel yang berada tepat di sampingnya. Ia mengerjap beberapa kali guna memperjelas penglihatannya untuk melihat siapa yang menelponnya pagi-pagi begini.

"Halo, Ma?" Akhirnya setelah menggeser tombol hijau, Jeno segera menyapa sang Mama dengan suara seraknya.

Terdengar suara mendengus dari seberang sana, "baru bangun? Gimana sih? Ini udah jam berapa, Jeno. Astaga, cepetan bangun terus mandi, abis itu sarapan. Sana, buru!"

"Iya, iya, Mama..." Bukannya beranjak, Jeno malah menguap dan menyimpan ponsel itu kembali ke sampingnya, tak lupa juga ia menarik selimut serta guling dan kembali menutup mata.

"Astaga, Jeno! Cepetan! Mama nyuruh bangun, bukan tidur lagi!"

"Iya, Mama! Ini udah bangun, hm... Nanti Jeno telpon lagi, bye Ma, love you." Setelah menjawab, Jeno langsung memutuskan sambungan telpon dan berniat untuk melanjutkan tidurnya.

Tapi tiba-tiba saja ada yang memeluknya erat membuat ia langsung membuka mata. Dia semakin terkejut melihat salah satu dari makhluk itu sudah berada di kamarnya.

"Ada rencana hari ini?" Seseorang itu bertanya membuat Jeno tambah gelagapan untuk menjawab.

"Ga- ada, ada. K-kenapa?"

Johnny; makhluk yang tadi tiba-tiba berada di belakang dan memeluknya erat kini mulai mengendusi bagian leher Jeno dari belakang, dengan menutup mata.

"Batalkan," ujar pria itu dengan nada pelan dan dalam.

"K-kenapa..?" Jeno bertanya ragu. Oke, sekarang ia mempunyai firasat buruk. Sial, padahal Jeno baru saja bangun dari tidurnya! Bahkan pria Taurus itu berniat untuk tidur lagi.

Johnny tidak menjawab, Jeno hanya merasakan dekapan pria itu semakin erat dan benda yang basah mulai menyentuh lehernya. Deruan napas hangat membuat bulu-bulu tubuh Jeno semakin tegang.

"Menangis saja kalau sangat sakit," Johnny kembali berucap dengan suara yang hampir berbisik. Oke, Jeno tidak ikhlas kalau pagi-pagi ini ia harus kembali tertidur.

Dan selanjutnya, suara rintihan kesakitan langsung keluar bebas dari mulut Jeno, kala ia merasakan lagi-lagi benda tumpul seperti memaksa untuk merobek lehernya.

Panas, sakit, nyeri, semuanya menyatu dalam satu waktu membuat Jeno harus meremas selimut tebal yang ia gunakan tadi, juga kini bibirnya nampak berdarah sebab ia terlalu keras menggigitnya.

"S-sakit.."

Jeno merintih pelan, air matanya keluar begitu saja dengan lancar seperti Jeno tidak bisa menahannya. Bantal itu bahkan sudah sangat basah, dan karena bibirnya kesakitan Jeno jadi melepaskan gigitannya pada bibir itu. Membuat suara tangisannya jadi lebih terdengar jelas.

Remasannya pada selimut sudah benar-benar keras hingga urat-urat tangannya sudah terlihat jelas. Oke, oke, Jeno mengakui bahwa taring Johnny memang sangat tajam hingga menjadi yang paling sakit. Bahkan dengan pria itu meminum darahnya dengan rakus membuatnya kesakitan, sangat.

Sedangkan pria Aquarius yang sedang berada di belakang Jeno kini menutup mata, menikmati cairan merah yang sangat ia sukai. Tenggorokannya yang tadi mengering kini di penuhi dengan cairan kental yang ia rasa manis. Mulutnya terus mengisap cairan itu dengan rakus, terus mengejarnya hingga ia lupa Jeno adalah manusia biasa yang bisa mati karena kehabisan darah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NCT Vampire [Jn Harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang