09

7 1 0
                                    

"Senyumnya kini menjadi candu" ucapnya lalu memejamkan mata

***

Rena pun akhirnya pulang dulu kerumah bundanya karena besok dia akan melaksanakan pernikahan itu

"Maaf pa kita izin pulang dulu untuk satu hari, lusa kita kembali lagi tugas nya masih lama disini" ucap Rendy kepada kepala desa setempat

"Maaf sebelumnya jika boleh tau ada keperluan apa ya? takutnya warga nanya saya ga bisa jawabnya" ucap kades dengan senyuman di ujung perkataan

"Insyaallah saya akan melaksanakan pernikahan besok, mohon doa nya pa" jawab Rendy

"Masyaallah, selamat untuk kalian semoga dimudahkan semuanya. Hati hati dijalan jangan kebut kebut" sambung kades itu

Mereka pun berpamitan lalu meninggalkan desa, jangan lupakan Sindy yang terlihat tidak suka setelah mendengar ucapan lelaki pujaannya yang akan menikahi wanita lain

Aku harus sabar atau merebut paksa sesuatu yang seharusnya milikku dan wanita itu tidak sama sekali mengundang aku untuk hadir? -ucap Sindy dalam hatinya

"Mau tidur?" tanya Rendy

"Ngantuk sih, kenapa cape banget badan ini" jawab Rena sambil merentangkan tangan nya lalu bersender dipintu mobil

"Tidur sini! Nanti aku bangunin kalo sampe"

Aku - kamu? Tanya Rena pada dirinya sendiri

"Jangan canggung, bentar lagi kita suami istri mulai sekarang apa-apa harus libatkan aku" sambung Rendy

"Kita benar mau nikah besok?" tanya Rena memastikan kembali bahwa semua ini bukanlah mimpinya

"Menurutmu?"

"Kita tidak saling cinta, apa bapak yakin?"

"Menikahi orang yang kita cintai itu keinginan tetapi mencintai orang yang kita nikahi itu kewajiban" jawab Rendy dengan yakin

Rendy pun tidak tau apa yang terjadi pada dirinya jika sudah berada dekat Rena perasaannya begitu tak karuan

Disisi lain Rena hanya diam menatap jalan yang saat ini mereka lalui, tak lama lagi mereka sampai dirumah orang tua Rena

"Widih kakak ipar udah dateng nih" goda Randy saat Rena turun dari mobil

"Entah amalan apa yang lo lakuin sampe punya adik ipar modelan Randy ini" ucap Ajeng yang memang mereka pun pulang terlebih dahulu untuk menyaksikan pernikahan sahabat-sahabat nya

"Sialan tuh mulut, gua ganteng ya Rena ga mungkin malu punya adik ipar kaya gue"

"Gue di tinggal nikah sama kalian nih, jangan sibukin diri kalian buat suami ya harus ada waktu juga buat gue, dan lo Ran jangan larang Yuli buat kumpul sama kita kalo udah nikah nanti" ucap Ajeng

"Hah? Yuli nikah juga?" tanya Rena karna memang Rena belum mengetahui itu semua

"Iya lah emang nya abang aja yang mau nikah, gue juga ga mau kalah kali" jawab Randy

"Udah-udah ngobrol nya, masuk dulu kalian sebelum kita siap-siap buat ke hotel nanti malam" kini bunda Rena yang ambil alih percakapan

Dengan langsung Rena memeluk bunda nya melepas rindu, Rena memang anak perempuan pertama yang mana dia dituntut untuk kuat disegala kondisi tapi tidak dihadapan bunda nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semua Ini Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang