prolog.

165 66 17
                                    

Gemericik air turun dengan deras membasahi gadis kecil yang tengah duduk di sebuah kursi dekat danau.

Tampak ia memakai hijab berwarna cream, dengan rok bercorak bunga-bunga kecil, diluarnya ia memakai kemeja putih polos. Tampak sangat cantik.

NAYARA KHANASYA, gadis penyuka laut, awan, hujan, dan ketenangan. Ia adalah satu-satunya perempuan yang ada di keluarganya, ia amat sangat disayangi. Gadis kecil yang berusia 18 tahun, tinggi 147cm, sangat kecil.

Air matanya turun mengikuti irama hujan. Hatinya terasa pilu, pikirannya terus mengulang kejadian yang menimpa dirinya beberapa waktu silam. Hatinya terasa campur aduk, antara sedih, takut, dan kecewa.

"Nay," panggil seseorang menepuk pelan bahu Nayara.

Dengan segera Nayara menoleh kebelakang, terlihat seorang lelaki tengah berdiri dengan payung ditangannya.

"Abang?" ntah mengapa nada bicaranya sedikit gugup.

"Lagi?" tanya lelaki itu memajukan payung yang ia pegang, supaya sang adik tidak terkena air hujan.

HAIKAL TENGGARA KHANAFI. Kakak laki-laki ketiga Nayara. Lelaki dengan hobi menggitar, dengan tinggi 189, dan wajah yang nyaris sempurna. Disaat Nayara punya masalah, Haikal lah orang pertama yang selalu ada.

"A-abang ngapain?" ntah mengapa nada bicaranya sedikit gugup.

Haikal membuang nafasnya pelan, kemudian ia ikut duduk bersama Nayara.

"Udah abang bilang kan? Kenapa masih dilakukan?" Suara Haikal terdengar seperti bisikan kecil, hampir tidak terdengar.

Nayara menunduk dalam, ia tak berani menatap manik tajam Haikal. Jujur ia takut.

"Ayo pulang. Ayah, Bunda, sama abang-abang kamu, pada nungguin." Ucap Haikal, ia berdiri dari duduknya, kemudian berbalik menatap Nayara. "Ayo, ujannya makin deras. Nanti kamu sakit, Bunda tambah panik."

Nayara hanya bisa mengangguk patuh, kemudian berdiri menghampiri Haikal. Haikal mencekal lengan Nayara, lalu berjalan menuju mobil yang tak jauh dari sana.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Setelah sampai dirumah, Nayara mendapat beribu pertanyaan. Dari sang Ayah, Bunda, dan Abang-abangnya.

"Biarin Nayara mandi dulu Yah, Bun, Bang." Suara Bariton Haikal membuat semuanya menoleh.

ZEFRAN KHANAFI, lelaki berusia tiga puluh sembilan tahun, wajahnya terlihat masih muda. Pemilik perusahaan KHANA GROUP. Perusahaan yang saat ini, berada di no-01, perusahaan terbesar di kota jakarta.

ALMIRA KHANASYA, wanita berusia tiga puluh lima tahun, wajahnya masih terlihat seperti anak gadis, meskipun sudah memiliki Delapan anak banyaknya.

ARSHAKA NATHAN KHANAFI. anak pertama dari Zefran dan Almira, lelaki penyuka alam. Memiliki sifat dingin, dan cuek. Ia ketap dipanggil Shaka, dengan wajah yang nyaris sempurna.

ARKABIAN RAEGAN KHANAFI. Kakak laki-laki ke-dua Nayara, lelaki dengan seribu sifat yang susah diditebaknya. Pejuang cinta beda agama nih kaa, canda Bii. Arkabian atau yang kerap disapa Bian. Ia memiliki hubungan beda agama dengan teman sang adik.

CAKRAWALA ZERGA KHANAFI. Kakak laki-laki Ke-empat Nayara, wajah yang sempurna dan pandai berbaur dengan sekitar. Seamin tapi tak seiman, pejuang cinta beda agama nih epribadeh!

LANGIT SAMUDRA KHANAFI. Kakak laki-laki ke-lima Nayara, dia kalo ngelakuin kegiatan itu sesuai mood, ngomong juga sesuai mood. Dia itu suka kadang-kadang, kadang cerewet, kadang centil, kadang baik spek ustadz, kadang jail spek nu'aiman, kadang pintar, kadang belet, pokoknya kadang-kadang. Memiliki sifat humble dan mudah bersosialisasi dengan orang lain.

NATHAN ASKARA TENGGARA KHANAFI. Kakak laki-laki ke-enam Nayara, dia itu sipaling banyak tingkah, ia kerap mendapat julukan sebagai 'Badut Aneh' oleh para kakaknya, maupun temannya.

AKSARA ANTARIKSA KHANAFI. Kakak laki-laki terakhir Nayara, sama seperti Nathan, Aksara atau yang kerap disapa Aksa juga sama sama gilanya, canda gila. Wajah yang sempurna, jika tersenyum matanya juga ikut tersenyum, definisi kecil menggemaskan. Ia sering menjadi sandaran hangat Nayara jika dirinya sedang ada masalah maupun lelah.

Zefran menghela nafasnya pelan, kemudian beralih menatap Nayara yang tengah memeluk dirinya sendiri. Ia, kedinginan. "Kamu mandi dulu gih, istirahat, jangan lupa pakai pakaian tebal. langsung tidur jangan nonton, Nanti kalo magrib kamu belum bangun, Ayah bangunin." Ujar Zefran lembut, Nayara hanya memangguk patuh.

"Yara kekamar dulu," ujar Nayara kemudian ia berlalu dari hadapan Almira dan para abangnya.

Almira menatap punggung Nayara sayu, ntah mengapa ia merasa gagal menjadi seorang ibu bagi Nayara.

"Ini salah Bunda...seharusnya Bunda larang dia waktu itu...." lirih Almira, hampir terdengar seperti bisikan.

Namun Zefran masih bisa mendengarnya, ia segera memeluk sang istri."ini bukan salah Bunda, ini udah Allah takdirkan untuk Nayara, Nayara sedang Allah uji. Bunda jangan nyalahin diri sendiri, ini bukan salah Bunda." Bisik Zefran, kemudian ia mengecup ubun-ubun sang Istri penuh kasih sayang.

Shaka, Bian, Haikal, Cakra, Langit, Nathan, dan Aksa tersenyum hangat menyaksikan keharmonisan Ayah dan Bunda mereka. Pernikahan yang sudah terbangun dua puluh lima tahun ini menjadi lebih harmonis, kala adanya kehadiran Nayara.

Mereka ikut memeluk Almira, kehangatan Keluarga kecil itu sangat terasa. Harta yang paling berharga bukanlah kekayaan, tapi keluarga bahagia.

⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*🌊⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*

ANYEONG HASEYO✋🏻🌊
Ayo komen, vote, and follow akun ini biar semangat upnya. Gratis ko
Gimana sama prolognya?

Nayara KhanasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang