PROLOG

69 36 3
                                    

—Hidup itu isinya cuma prengat-prengut


Lima tahun yang lalu..

Pyaar!

Vas bunga yang mula nya masih terpajang rapi di atas meja kini telah hancur berceceran di atas cantik nya keramik. Suara yang di timbulkan nya pun cukup keras, sehingga tanpa di sadari ternyata ada mahluk kecil yang merasa terusik.

Chasea Adrishta, permata kecil yang selalu di jaga oleh keluarga nya itu terbangun dari tidur nyenyak nya, mengeliat di dalam selimut layak nya seekor kepompong.

Cukup lama mengumpulkan segenap nyawa yang sempat hilang, akhirnya seorang gadis kecil berusia 11 tahun berjalan keluar dari kamar seraya membawa gelas kosong. Tujuan nya saat ini adalah mencari sumber suara yang telah mengganggu tidur nya, serta mengembalikan gelas ke dapur.

Di pertengahan tangga kepalanya tertoleh kekanan dan kekiri mencari objek yang sedari tadi belum menampakkan batang hidungnya. Sedetik kemudian seutas senyum terbit di bibir nya, akhirnya objek itu ia temukan.

Niat nya untuk menyapa ternyata harus terurungkan ketika melihat sebuah keributan kecil di bawah sana.

"Kenapa kamu setega itu mas? Kenapa kamu tega sama aku? Kenapa kamu tega sama Sea? Jawab aku!" Pertanyaan bertubi-tubi yang terdengar lirih itu masih dapat terdengar jelas di telinga Sea.

Kening Sea berkerut, otak nya terus berfikir guna mencerna kalimat yang baru saja ia dengar.

"Maaf Cindy.." hanya sebuah maaf yang keluar dari bibir tipis milik Algaf, atau lebih tepatnya Algafa Dinoa.

"Aku gak butuh maaf kamu, aku cuma butuh jawaban kamu mas.."

Cindy Fanika, wanita yang biasanya berpenampilan modis itu kini tampak begitu berantakan. Lihat saja mata nya yang nampak memerah dan sebam. Hidung nya juga tampak mengeluarkan sedikit cairan, bahkan air mata sudah membasahi seluruh wajahnya.

"Maaf kan aku Cindy, seharusnya aku bilang dari awal bahwa kita memang sudah tidak cocok lagi Cindy.." Suara yang semakin lirih kian membuat dada Cindy terasa sesak, dada nya begitu sakit mendengar jawaban yang tidak pernah ia bayangkan akan datang menyapa telinga nya.

Sejauh ini mereka tetap belum sadar jika terdapat seorang gadis kecil yang masih diam di atas tangga. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, walaupun jantung nya sudah berdegup tak karuan.

"Terus sekarang kamu mau apa?" lidah Cindy begitu kelu ketika harus mengatakan hal itu, menyakitkan.

Algaf menghembuskan nafasnya, rasa bersalah mulai hinggap di hati. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi.

"Aku gak bisa lanjutin pernikahan ini, maaf di akhir aku tidak memilih mu. Aku adalah laki-laki bajingan Cindy, aku tidak pantas menjadi pendamping hidup mu dan orang tua yang baik–" Algaf sengaja menggantung ucapan nya membuat hati Cindy semakin berdenyut tak aturan.

"Aku menyayangi mu dan Sea, tapi.. aku tidak bisa meninggalkan wanita dan calon anak ku. Maaf kan aku Cindy, mari kita berpisah..."

Pyar!!

"ALGAF SIALAN!!

mereka berdua terdiam membeku ketika melihat putri kecil nya memkik begitu keras. Gadis kecil itu berlari menaiki tangga dengan kencang sesekali ia mengusap air mata nya yang terus mengalir dengan deras.

****

To be continued

Haloo para pembaca, selamat
datang di cerita pertama Arynzcha

Semogaa betah ya di sini..
Dan maaf kalau feel nya belom dapet

Aku bakal usaha lebih keras lagi
Eits, tapi gak gratiss

Harus rajin Vote, komen dan
Follow juga donggg

See you babe🤸😘➡️

CHASEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang