HAPPY READING ALL
-
-
-
-
-Bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, alih-alih akan santai dan tertib seraya menunggu guru. Ruangan yang sepertinya telah beralih fungsi menjadi kandang ayam ini tampak begitu ricuh dan tak terkendali.
Mulai dari obrolan yang santai, sampai obrolan yang mengeluarkan otot, semua bercampur menjadi satu.
Seketika semua nya diam ketika seorang laki-laki dengan seragam putih-abu yang sama seperti mereka masuk ke kelas. Laki-laki itu tampak menunjukkan senyuman konyol yang membuat semua orang ingin menendang muka nya. Pasalnya senyuman itu lebih mirip seperti joker.
Ah lupakan tentang senyum, mari lihat apa yang akan di katanya saat ini.
"Perhatian semuanya, gak semuanya juga gapapa sih. Soal nya gue gak akan peduli"
"Buruan anjr" sela seorang laki-laki yang tak jauh dari tempat dirinya berdiri.
Laki-laki dengan nametag yang bertulisan Alifat Garhda. Laki-laki yang menjabat sebagai ketua kelas itu tampak mendengus mendengar penuturan kurang pantas dari rakyat jelata nya.
"Bacot lo, tapi berhubung Gue lagi baik hati, jadi Gue ga mau marah-marah dulu. Jadi Tadi ada sedikit informasi, hari ini kita jamkos"
"HORE!" sorakan tunggal itu terdengar begitu keras dari arah belakang. Semuanya menoleh, mendapati seorang laki-laki yang berdiri di atas kursi dengan tangan yang mengepal di udara.
"Berbisik" ujar seorang gadis yang tengah asih mengukir di atas alis.
"Babi ya Lo pada" dengan cepat ia segera turun dari atas kursi, matanya menoleh tajam ke arah seorang gadis yang cekikikan.
Dengan kesal, laki-laki dengan topi yang di pasang terbalik itu merogoh sesuatu di dalam laci nya.
"Diem Lo, Gue sumpelin mic baru tau rasa" ancam nya kepada seorang gadis yang sedari tadi sibuk cekikikan.
Bukan nya takut, gadis itu tampak berbinar ketika melihat sebuah Speaker mini bersamaan dengan mic mini nya. Spontan gadis dengan rambut yang di cepol asal itu diam.
"Pede banget sih Lo, Orang Gue ngetawain Peti. Iya kan Pet?" ujar nya sambil menyenggol nyenggol teman sebangkunya, memberi kode agar meng iyakan apa yang ia katakan.
Mau bagaimana lagi, kualitas otak yang begitu lemot ternyata tetap menjadi faktor utama.
"Udah gausah di pikirin, mending kita nyanyi aja" usul nya yang langsung di balas anggukan mantap.
Zero, laki-laki dengan perawakan tubuh lebih kecil dari laki laki pada umumnya itu tampak sedang berkutat dengan satu set speaker mini nya, memberikan satu mic yang ia pegang kepada gadis cantik di depannya ini.
"Gue duluan yang nyanyi ya" tanpa menghiraukan persetujuan dari sang pemilik, ia segera mencari judul lagu yang akan ia nyanyikan.
"Jangan Lo mulu Na, Gue yakin Lo pasti mau nyanyi lagunya si Mahalilin" sontak saja gadis yang memiliki mata belok itu melotot, membuat mata nya siap menggelinding. Ngeriii
"Mahalilin matamu, mahalikin kali Yas" Peti meralat perkataan Zias, yang menurut nya kurang benar.
"Mahalini anjr" tutur Kana saat ini ingin sekali memasukan dua manusia berbeda jenis ini kedalam lubang buaya.
"Jadi nyanyi gak sih?" Zero bertanya dengan kesal, membuat mereka bertiga cengar cengir dan mengangguk.
"Gue mau request lagu, tapi yang nyanyi Kana. Gimana?" Ujar Peti mengingat ada lagu yang menarik perhatian nya. Rasanya ia ingin mendengar nya sekali lagi dari bibir temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASEA
Novela JuvenilHARAP BIJAK DALAM MEMBACA MENGANDUNG KATA-KATA KASAR ⚠️⚠️ AMBIL BAIK NYA, BURUK NYA AMBIL AJA KALAU MAU SUKA BACA, GAK SUKA SKIP!! • • • Chasea Adrishta, nama se feminim dan kalem ini ternyata sangat tidak menjamin dengan tingkah laku asli sang pem...