4

12 9 3
                                    

HAPPY READING ALL
-
-
-
-
-


Seorang gadis nampak begitu tergesa-gesa dalam membersihkan noda yang ada di atas meja. Dengan mata yang sesekali menatap ke arah jam dinding, tangan nya tak henti-henti terus menggosok-gosok permukaan meja sampai bersih dan kinclong.

Bahkan saking fokusnya ia sampai tidak sadar jika saat ini ada seorang laki-laki yang berdiri tepat di belakang nya. Menatap dengan tangan yang sengaja di lipat di depan dada.

Helaan nafas yang berasal dari gadis itu ternyata mengundang atensi laki-laki yang masih setia berdiri di belakang nya. Hanya ada keheningan di antara mereka, hingga sebuah pekikan hadir untuk menyapa mereka.

"Anjing lo!" Pekik gadis itu dengan sangat keras ketika mata nya di suguhi sosok bertubuh tegap. Sedetik kemudian mata nya menatap sekitar dan bernafas lega karena kondisi Cafe yang sepi.

Laki-laki itu nampak terkekeh, jemari nya bergerak untuk membenarkan lipatan baju di lengan kemeja putih milik nya.

"Yakali manusia setampan Gue gini di bilang anjing, yang bener aje Pet" ujar nya dengan santai, sesekali melempar tatapan kepada lawan bicaranya.

"Ck. Itu namanya reflek manusia ketika kaget, lagian siapa suruh berdiri di situ kenak maki kan Lo" decak nya dengan sebal. Gadis dengan kaca mata berbingkai hitam itu tampak sedikit mendengus menatap laki-laki yang masih setia cengar-cengir.

"Dih pakek nyalahin, lagian siapa juga yang nyuruh fokus banget kerja nya" seolah tak mau kalah laki-laki itu tampak berganti menyalahkan gadis yang saat ini menatap nya dengan tatapan nyalang.

Amara yang seharusnya meledak sepertinya harus di tahan ketika melihat jam yang menunjukkan pukul 21:13.

"Udah ya kak El yang baik hati, teruntuk hari ini kita gak bisa adu bacot dulu karena Gue lagi sibuk. Dan berhubung semua pekerjaan gue udah finished, gue mau out duluan. Babay kak El ganteng "

Sebelum gadis di depan nya ini menghilang, dengan cekatan cepat ia menarik pergelangan tangan gadis itu. Yang tentu saja mengundang banyak tandaa tanya di kepalanya.

"Kenapa lagi sih kak, apa lagi yang di kerjain? Buruan Gue mau pulang" desak Peti dengan cepat.

"Ck. Dasar bawel, siniin tangan Lo" spontan saja perkataan Elios membuat Peti melongo dengan cengo. Membuat nya persis seperti orang bego.

Meski tak menjawab, ia menurut mengulur kan tangan nya ke arah Elios yang masih diam. Membiarkan tangan nya yang di genggam dengan erat, Elios sendiri nampak berdegam dengan pelan untuk mengusir rasa aneh di hatinya.

"Tadi waktu Gue buang sampah gak sengaja nemuin gelang, menurut Gue ini cocok buat Lo" dengan telaten Elios memasang kan gelang perak dengan sebuah liontin kecil bentuk kupu-kupu.

Dan si sadari Peti tampak menyungging senyum ketika gelang itu tampak sangat cantik di pergelangan nya. Mata nya menatap secara bergantian pada Elios dan pergelangan nya.

"Bagus ya kak, kayak masih baru" ujarnya dengan wajah yang nampak berseri-seri.

Sedetik kemudian seluruh tubuh peti terasa menegang, seperti ada arus listrik yang menyetrum tubuh nya ketika sebuah tangan hinggap di pucuk kepala nya. Mengusap dengan pelan, membuat darah nya berdesir dengan pelan.

Ouhhhhkh tuhan! Tolong tanyakan keadaan gadis itu saat ini, kaki nya terasa seperti melemas seakan tak bertulang.

"Udah sana, katanya tadi mau pergi" perkataan Elios barusan sontak membuat Peti dengan cepat menjauh dari Elios, membuat jarak di antara mereka.

Rasa panik kini telah mengambil alih tubuh gadis itu, membuat nya bergerak dengan tergesa-gesa.

"D-duluan ya kak" pamit nya dan segera berlalu pergi meninggalkan Elios yang masih senyum-senyum sendiri.

CHASEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang