"Dek lepasin.."ujar hasvi tak menatap wajah arvael yg kini satu tangannya sedang meremat² paha hasvi dan satu lagi digunakan untuk menyetir.
Arvael tak menggubris ucapan sang kakak dan lebih menatap datar depannya.hingga tangan hasvi menyentuh tangan arvael dan berusaha menyingkirkan nya,tapi apalah daya?ia tak kuat jika dibandingkan dengan sang adik.
Jadi,hasvi lebih memilih untuk menyerah dan menatap keluar jendela.merasakan beberapa elusan,rematan adiknya yg sedikit sensual itu dg alis berkerut.hasvi menoleh untuk menatap arvael dan menyentuh tangannya
"Plis dek..plis..stop..kita lagi dimobil-"
"Then?masalah?emang orang ²bakal ngintip kita dari luar?gak kan?mending diem,atau gua bisa ngelakuin lebih dari ini."Hasvi terdiam mendengar tutur kata sang adik tadi,
Tiba tiba,arvael langsung membanting setir mobil kesamping jalan yg membuat hasvi kaget,hingga mereka berdua pun saling diam,hasvi meneguk salivanya dan sedikit demi sedikit menatap wajah arvael yg masih kosong menatap kedepan.
Tanpa aba aba,arvael langsung mencekal kuat tangan hasvi dan menekan tombol agar kursinya bisa dibaringkan,
Arvael mengukung tubuh sang kakak. Yg kecil dibawahnya itu,wajah hasvi beerlinangan air,"k-ka-kamu mau ngapain?!le-lepas dek!lepas!ha..?"
Mata keduanya membelalak ketika dg tiba tiba dua anak panah menembus kaca mobil dan menusuk punggung arvael,darah langsung keluar dari mulut sang adik
Mata hasvi membelalak melihat hal ini,sehingga seketika itu tubuh arvael langsung ambruk diatas badan hasvi,mata hasvi seketika mengalir air mata itu,"a-adek..ar..arva--"
"Sstt..gua gak papa..jangan..na-nangis..gu-gua gak akan.. ninggalin kakak gua sendiri..di..sini..haa..jangan nangis..gua kuat..gua kuat..gua gak papa....."Mata arvael tertutup dan hasvi memeluk kepala sang adik yg jatuh diatas dadanya"gak...gak...adek aku..dek..b-bangun..kamu..kamu kuat..kamu bisa..ayo bangun dek..bangunn...plis...jangan tinggalin kakak...jngn...JANGAN KAYAK GINIIII!!!ARVAELL!!JANGAN TINGGALIN KAKAK ARVAEL!!KAMU KUAT!KAMU KUAT!BANGUN!BANGUN DEK!!ARVAELLLLLL"
"Hei"
seketika mata hasvi terbuka melihatkan sang adik yg berdiri disamping dikasurnya sambil membawa nampan berisi bubur dan air."Ar..a-arvael...arvael..arvaelll"hasvi langsung memeluk tubuh arvael dengan kuat,untung arvael kuat,jika tidak bubur dan air yg ia bawa akan tumpah dilantai,
Hasvi menangis sambil memeluk perut rata sang adik"jangan tinggalin kakak..jangan...hiks..hiks...kakak gak mau kehilangan kamu..hiks...jangan dek..."
Arvael menaikkan satu alisnya,kenapa hasvi menangis?pasti dia mimpi buruk,hingga arvael membelai surai sang kakak dg halus
"Gua selalu disini vi,gua gak akan pernah ninggalin lu sendiri,sstt..sekarang diem okay?lu sakit,jangan banyak gerak,"ujar arvael menaruh nampan itu di nakas dan mengusap air mata yg sudah turun membasahi kedua pipi hasvi,menyurai kebelakang rambut hitam sang kakak,dan membantu membenarkan posisi duduknya.
"Sekarang makan okay??badan lu panas.. bentar--"
"Disini..jangan pergi.."ucap hasvi menatap dan menarik ujung kaus yg arvael gunakan,arvael sendiri tersenyum dan duduk ditepi kasur,menatap lekat mata hazle sang kakak,membelai halus rambutnya lalu mengecup kening dan bibir pink hasvi.
"Gua gak akan ninggalin lu, denger?gua akan ada disisi lu,kapanpun..karna gua sayang sama lu vi, sekarang..gua mau lu makan bubur ini..dan abis itu minum obatnya,Hear what I say baby?"
Hasvi mengangguk pelan dan itu membuat senyuman terukir di bibir arvael,dan arvael pun mengacak²rambut hasvi."that's my baby.."