Happy Reading.
boyfiee🤍
tumben lo telat?
nungguin kamu
gua udah bilang ga usah
tungguin gua, goblok bgt
jadi cewemaaf, aku kira kamu
bakal jemput aku, jadi
aku nungguin kamu tadi
(read)***
huft helaan nafas Aishley terdengar, ia menatap lama pesan chat yang tak dibalas oleh Alvaska.
"Lagi dan lagi respon kamu selalu begitu sama aku. walaupun kita udah pacaran hampir 1 tahun kamu bahkan ga pernah bersikap lembut sama aku". Aishley menatap kosong ke depan, walaupun ia sudah terbiasa dengan perlakuan kasar sang pacar tapi anehnya ia masih ingin tetap bertahan lagi dan lagi sampai sejauh ini.
"Ley, lo ga cemburu cowo lu berangkat sama cewe lain?". alis Aishley terangkat satu, ia menatap bingung temannya sedang bercerita tunggu, apa katanya? Aska berangkat dengan cewe lain? Nazela?
"Ley".
"Ley".
"LEY". panggil temanya lagi, Fellicia Gisella anak tunggal dari keluarga kaya yang menjabat sebagai donatur di sekolah, tak heran banyak yang mendekatinya dengan rambut sebahu berwarna coklat kehitaman, mata yang berwarna hitam pekat serta memiliki lesung pipi yang membuat kecantikanya meningkat.
"H-hah kenapa fel?". lamunan Aishley buyar ketika mendengar teriakan melengking dari Fellicia.
"Ngapain ngelamun? lu mikirin omongan gua barusan ya? emang iya sih cowo lo tadi gua liat berangkat sama Nazela, di parkiran juga sempat bucin-bucinya mereka, lo ga cemburu?".
Gotcha!
***
"Kamu berangkat sama Nazela ya tadi pagi?".
"Lo apa-apaan sih! datang datang langsung nuduh ga jelas, kalo iya emang kenapa? mau marah". Alvaska berkata dengan nada sarkas dan penuh penekanan, bahkan ia dengan sengaja mengeraskan suaranya yang membuat pandangan siswa-siswi disana mengarah kearah mereka.
"Udah deh Lea, jangan bersikap kekanak-kanakan gitu, mood gua lagi ga bagus jangan sampai lo bikin mood gua tambah ga bagus, lo egois tau ga? lo ga lupa Zela itu-
ga punya siapa siapa lagi kan selain kamu? selalu kayak gitu kan? Zela pada dasarnya lebih penting daripada aku, kadang aku juga heran aku itu siapa kamu sih? perlu aku tegasin berapa kali lagi? aku itu pacar kamu Aska, kenapa kamu ga pernah sedikitpun perduli sama aku? anehnya lagi cinta aku sama kamu ga pernah memudar". setelah mengucapkan itu Aishley langsung pergi dari tanpa mendengarkan perkataan Alvaska setelahnya.
"sialan".
***
"Aska Lea bawain Aska bekal dari rumah, Lea masak sendiri loh keren kan? khusus dari Lea buat Aska nya Lea". Aishley dengan antusias memberikan bekal buatannya sendiri untuk Alvaska, dengan kotak bekal bermotif beruang bertuliskan Leaska yang artinya Lea dan Aska.
"Ga usah sok perhatian!". sarkas Alvaska ia bahkan tak berniat mengambil bekal yang di berikan Aishley jujur ia muak bahkan sangat muak melihat perlakuan Aishley yang murahan untuk mendekatinya, ia pernah mengajak Aishley putus tapi gadis itu sama sekali tak ingin putus darinya entah kenapa.
"Aska, kamu ga mau ambil bekal buatan aku? aku udah susah susah loh masakin ini buat kamu, liat ini". Aishley berkata sambil memperlihatkan jarinya yang luka karena teriris pisau.
"Tangan Lea luka". Alvaska mentatap malas ke arah Aishley, baginya Aishley itu banyak drama dan itu yang membuatnya bosan.
"Aska? kamu ga mau ya makan bekal buatan aku?". Aishley berkata lirih bahkan kedua matanya berkaca-kaca siap untuk menangis.
"Ck". Alvaska langsung merebut kotak bekal Aishley dan langsung pergi dari situ, Aishley tersenyum senang ia bahkan melompat kegirangan karena Alvaska mengambil bekal buatanya, sederhana bukan? tapi Aishley senang dengan hal se sederhana ini.
Lama ia menatap Alvaska yang mulai menjauh ia pun memutuskan untuk pergi dari situ dan kembali menuju rumahnya.
***
"Lea pulang". sepi rumahnya bahkan selalu sepi, orang tuanya yang jarang pulang para abangnya yang bahkan enggan untuk tinggal disini dan memilih untuk tinggal di apartemen mereka, Aishley tersenyum kecut selalu saja begini, ia terkadang iri melihat keluarga lain yang tampak harmonis.
"Eh non Lea udah pulang sekolah ya? ayo masuk bibi udah siapin makanan kesukaan non Lea". art rumahnya, bik Yana wanita yang sudah berumur 56 tahun itu langsung menyambut Aishley pulang.
"Wah, ayo kita makan bi". kata Aishley dengan antusias bahkan ia melupakan apa yang membuatnya sedih, bi Yana yang melihatnya juga tersenyum.
Aishley berlari ke arah meja makan dan mulai memakan makanan kesukaannya itu, setelah selesai makan ia kembali ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju, ia berencana untuk berjalan jalan sore ke pantai sekalian untuk melihan sunset pasti seru.
"Okey udah cantik ayo kita let's go ke pantai". Aishley berkata dengan semangat dan mulai turun ke bawah untuk pergi ke pantai di dekat rumahnya.
"Mau kemana non Lea?". bi Yana yang sedang menyapu rumah itu, menoleh melihat Aishley yang ingin keluar rumah "Lea mau ke pantai". Aishley menyahut dengan antusias lalu menyalim tangan bi Yana.
"Hati-hati ya non, jangan pulang terlalu larut". bi Yana berkata dengan penuh perhatian, Aishley mengangguk lalu mulai melanjutkan jalannya tadi.
***
Aishley menatap kosong ke depan, ia bahkan sudah menangis disana ketika melihat sang kekasih dipantai bersama Nazela, sahabat Alvaska, pantas ia mengirimkan pesan sama sekali tak di balas oleh Alvaska.
Tak ingin berlama-lama disitu, ia langsung pergi dan mencari suasana yang lain, lupakan bahwa ia terlihat antusias ingin ke pantai, nyatanya ia benar-benar menyesal ingin melihat sunset yang nyatanya ia melihat sang kekasih sedang berduaan dengan perempuan lain.
hiks sial ia menangis, dengan kasar ia mengusap air matanya yang turun, mengapa ia menjadi cengeng sih? bahkan ia sudah terbiasa dengan Alvaska yang yang seperti itu? tapi kenapa rasanya masih sakit?
ting!
bunyi notifikasi terdengar, Aishley langsung melihat hpnya saat dirasa itu bukan balasan pesan dari sang pacar, melaikan ia melihat sang pacar yang sedang mem-post twit dengan Nazela.***
Haii akuu baru pertama kali bikin cerita, tolong koreksi ya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Leaska
Short Story"Kenapa kamu berubah?". Aishley berkata dengan nada lirih, sakit melihat sang pacar lebih mementingkan perempuan lain dibanding dirinya. "Gua? berubah? gua ga berubah Lea, gua bahkan masih sama seperti dulu Alvaska yang sangat tempramental dan penuh...