6. Genma & Genpa

640 69 31
                                    

"Abis ini Celine dijemput Genma sama Genpa." ujar Caca saat mengepang rambut gadis itu setelah mandi.

"Kakek sama Nenek kemana? Mau ikut..."

"Kakek sama Nenek kerja. Cari uang buat kamu yang banyak mau." jawab Caca cepat. Ia jelas tidak mau mengungkapkan alasan lebih jelasnya kepada putrinya yang cerewet itu.

"Kelja apa? Kacih makan bulung? Dodo gimana? Dijual?"

"Enggak. Nanti, Dodo sama Simbok di rumah Kakek."

"Mau main cama Dodo." pinta Celine melas.

"Libur dulu. Besok aja mainnya sama Dodo."

Celine mulai merengek dan tidak mau diam. Tangan kecilnya menepis kedua tangan Caca yang masih mengepang rambutnya. "Sabar. Jangan marah-marah."

"Mau Dodo! Mau main cama Dodo!" teriak Celine.

"Ada apa? Kenapa teriak-teriak?" tanya Marcel yang baru masuk ke kamar putrinya.

"Mau main cama Dodo, Daddy." Celine langsung menghampiri Marcel. Meremat celana panjang yang dikenakan laki-laki itu.

Marcel berlutut, agar tingginya sejajar dengan sang putri. Laki-laki itu mengusap lembut pucuk kepala putrinya. "Kakek sama Nenek lagi nggak di rumah. Jadi, Dodo dititipkan sama Simbok di sana. Besok Celine masih bisa main sama Dodo, kok. Sabar ya?"

Bibir gadis kecil itu melengkung ke bawah. Matanya juga mulai berkaca-kaca, hingga akhirnya mulai menangis.

"Mulai deh, drama." cibir Caca yang melihat hal itu.

"Sabar, sayang. Kan, Celine nggak main sama Dodo cuma hari ini doang? Nanti, kalo Kakek sama Nenek datang, baru-"

"Mau main cama Dodo! Main cama Dodo! Daddy ini nggak ngelti-ngelti! Olang aku mau main cama Dodo!" pekik Celine.

"Ya udah, nanti Mommy telpon Genma biar bawa Dodo juga. Ya?" bujuk Caca, saat tangis Celine semakin keras. "Sekarang berhenti dulu nangisnya." Caca mengusap air mata Celine dengan sabar.

"Mau main cama Dodo, Mommy..."

"Iya. Mommy telpon Genma biar bawa Dodo sekalian. Udah, jangan nangis lagi." Caca beranjak untuk mengambil ponselnya yang ada di nakas.

"Kalo nangis, nggak usah sampai gitu. Belajar sabar, sayang." ucap Marcel menenangkan gadis cilik itu.

"Olang aku mau main cama Dodo, tapi Daddy bilang nggak boleh."

"Bukan nggak boleh, kan, Daddy bilang..."

Celine menutup kedua telinganya dan menggeleng cepat. "Nggak mau dengel! Nggak mau dengel!"

Marcel hanya bisa menghela napas pasrah. "Ya udah, iya. Terserah kamu aja."

"Genma bilang nanti kesini sambil bawa Dodo. Jadi, ayo rambutnya dikuncir dulu biar rapi. Abis itu sarapan sambil nunggu Genma datang." ucap Caca memberitahu, begitu selesai menghubungi ibunya.

"Nggak mau kuncil-kuncil! Capek!" tolak Celine.

"No! Nggak rapi rambutnya. Nanti susah disisirin. Mommy nggak suka. Soalnya kamu marah-marah, kalo rambutnya sakit pas disisir."

Bibir si kecil itu cemberut mendengar perintah Caca.

"Nurut aja apa kata Mommy, sayang." ucap Marcel.

"Mau potong lambut aja." ucap Celine seolah tidak terima, karena kalah bernegosiasi dengan sang ibu.

"Ya udah sini Mommy potong rambutnya, biar nggak gerah. Awas aja kalo nangis." Caca mengambil gunting untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak main-main dengan ucapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mini BOSS! (Spin off Daily Life Bu RW & Shake It)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang