"Kata Mama, Celine sama Gio udah didaftarkan buat ikut karnaval di rumah."
Caca yang sedang menyiapkan sarapan itu menoleh sekilas kearah suaminya yang baru saja masuk ke ruang makan. "Oh, iya? Kapan itu?"
"Minggu depan. Mama bilang udah siapin beberapa tema baju adatnya. Jadi, nanti biar Celine sama Gio milih sendiri tema yang mereka mau." jelas Marcel.
"Celine sama Gio doang? Raja sama Putri nggak diajak?"
"Udah. Tapi, tanggalnya kebetulan bareng sama jadwal lomba mewarnai dari sekolahnya Raja."
Caca mengangguk mengerti. "Ya udah, silahkan dimakan dulu, Daddy. Aku mau bangunin Princess yang super cerewet dan banyak mau itu."
Marcel lebih dulu menarik tangan Caca, agar tidak meninggalkannya sendirian. "Di sini aja dulu. Barusan udah aku bangunin, biar mandi bareng. Tapi, emang dasarnya dia putri tidur. Jadi, nggak mempan."
"Keburu Mama kesini tau. Takut nanti dia mulai drama lagi kalo mau ke rumah Mama. Kasian Mama, Daddy."
"Suapi aku makan, Mommy..." pinta Marcel dengan suara manja.
"Kebiasaan kamu tuh. Masa nggak malu sama Celine?"
"Ya masa, Celine mulu yang diurus? Kamu biasanya juga nggak bisa jauh-jauh dari aku."
Caca pun mengalah, lalu duduk di sebelah suaminya. Wanita itu mengambil piring milik Marcel. "Aku jadi kayak orang yang punya dua anak kalo gini." Ujarnya, sembari mulai menyuapi Marcel.
Marcel baru saja membuka mulutnya, guna menerima suapan sang istri. Namun, Caca langsung meletakkan piringnya begitu saja, saat mendengar suara teriakan putrinya dari dalam kamar.
"Mommy!"
"Baru aja mau mesra-mesraan, udah ganggu aja itu bocah." gumam Marcel, lalu mulai memakan sarapannya sendiri.
👶🏻👶🏻👶🏻
"Ada aja acaranya, Ma? Kenapa nggak Mama sendiri yang ikut karnaval? Segala pake ngajak anakku buat ikut."
Naya memukul pelan lengan Jovan yang mengomel kepada sang ibu dari seberang telepon.
"Emang kenapa? Ini tuh masih bulan Agustus. Sampai bulan September juga masih ada karnaval. Lagian, Gio nggak sendirian! Mama juga ngajak Celine! Baju karnaval yang Mama pesan juga semuanya udah satu stel."
"Selalu aja tiba-tiba bikin keputusan sendiri. Kenapa Mama nggak tanya dulu sebelumnya sama aku? Kan, aku Bapaknya Gio."
"Mama cuma ngajak karnaval! Nggak ngajak jadi maling kayak kamu yang hobi nyolong mangga!" balas Tia di seberang telepon.
"Bukan aku! Tapi kan aku diajak Bang Angga. Makanya-"
"Halah, mulutmu itu kalo ngomong seenaknya aja!"
Tak ingin melihat pertengkaran lebih lama di depan matanya. Naya pun merebut ponsel suaminya. "Halo, Mama?"
"Iya, sayang?" jawab Tia dengan suara lembut.
"Dih, giliran sama Naya langsung sok lembut." cibir Jovan.
"Nanti Naya anterin Gio ke rumah Mama ya? Aku juga pengen tau baju-baju adat yang udah Mama sewa. Nggak papa, kan?"
"Jangan! Biar Mama aja yang ke rumah kalian. Ini Mama udah di jalan sama Papa abis jemput Celine." jawab Tia dengan antusias.
"Batu banget kalo dibilangin." gumam Jovan yang berdiri di sebelah istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini BOSS! (Spin off Daily Life Bu RW & Shake It)
أدب الهواةCeline dan Gio, usianya memang hanya terpaut 6 bulan. Tapi, Celine selalu merasa lebih bossy dan berhak atas segala hal, daripada sepupunya itu saat bermain. Gadis kecil cerewet berusia 3 tahun itu memang selalu menyuruh sepupunya yang berusia 2,5 t...