...
Karena berhubung hari ini adalah hari Minggu yang mana ada weekend membuat keluarga ini tidak sesibuk hari biasanya.
Yuna si anak tengah yang diklaim sebagai anak yang terajin dikeluarga ini sedang membantu sang ibunda memasak didapur.
Jangan tanya dua lainnya, karena mereka mempunyai dunianya sendiri apalagi si bontot.
Yuna sebenarnya bukanlah tipe orang yang bisa memasak apalagi jika ia telah disatukan dengan Yujin di dapur, maka dipastikan dapur akan meledak hancur berantakan.
Bunda nya saat ini sedang ingin membuat bolu jadi dia berinisiatif untuk membantu.
Tenang, Yuna hanya bagian mencampur adonan nya saja dan sisanya biarkan sang bunda yang melakukan.
Jika keluarga ini tidak ingin berakhir di rumah sakit karena keracunan massal.
Sang kepala keluarga sendiri sedang berada di rapat RT, berkumpul dengan kepala keluarga yang lain.
"Bund, ini ngaduk nya udah selesai terus diapain lagi?" -Yuna.
"Taruh ajah disitu, setelah selesai cuci ini nanti bunda yang oven" -Jennie.
"Oky" -Yuna.
Datanglah dari lantai 2, Yafi dengan pakaian yang bisa dibilang rapih.
Kemudian Yafi menghampiri salah satu kakaknya dan bundanya yang sedang berada didapur.
"Bund, abang izin keluar ya"
"Kemana bang?" jawab Jennie sambil mengeringkan tangan nya yang basah setelah selesai mencuci alat yang dipakai untuk membuat bolu tadi.
"Paling mau ngapel bund" -Yuna.
"Cih" -Yafi.
"Bener bang?" -Jennie.
"Bentar doang kok bund, suerr deh" -Yafi.
"Pacaran mulu lo, inget masih sekolah" -Yuna.
"Dih dih dih sewot amat lu, yang jomblo mah diem ajah" -Yafi.
"Dih malah ngatain, bocah" -Yuna.
"Udah udah, kok kalian malah ribut sih" -Jennie.
"Dia duluan bund" -Yuna.
"Yaudah sana pergi, tapi pulang nya jangan malam malam. Kalo ayah mu marah, bunda nggak mau ikut ikutan loh ya" -Jennie.
"Iya bunda, nggak pulang malam kok. Janji" -Yafi.
"Alah bohong" -Yuna.
"Diem, berisik nih. Yaudah bund aku pamit dulu ya. Assalamualaikum" -Yafi.
"Ya waalaikumsalam, hati hati bang" -Jennie.
"Ya bund" -Yafi.
Setelah Yafi pamit kini kembalilah hanya mereka berdua.
"Bund bolu nya masih lama?" -Yuna.
"Ya ampun belum juga ada beberapa menit bunda masukin ke oven. Kamu udah nanya ajah" -Jennie.
"Hehe, Yuna bosen bund" -Yuna.
"Ajak kak Yujin main gih sana biar nggak bosen" -Jennie.
"Ih kan dia lagi hibernasi bund, nanti Yuna malah kena omel lagi" -Yuna.
"Yaudah beliin cakwe ajah gih didepan gang" -Jennie.
"Beli cakwe buat apaan bund?" -Yuna.
"Buat dimakan dong sayang masa buat mainan" -Jennie.
"Iya kalo itu Yuna juga tau kali bund" -Yuna.
"Yaudah, buru beli sana. Keburu abang cakwe nya pulang" -Jennie.
"Duitnya?" -Yuna.
"Nih" -Jennie.
Ia memberikan selembar uang dengan nominal 20 ribu kepada anaknya, kemudian dengan segera Yuna pergi untuk membeli cakwe.
Jennie kemudian melanjutkan acara bebenah nya yang sempat tertunda.
...
"Bang beli" -Yuna.
"Beli apa neng?"
"Lah kok malah nanya saya? Kan abang yang jualan" -Yuna.
"Lah mana tau neng mau beli gerobaknya bukan cakwe nya"
"Lah buset bang, dikata keluarga saya titisan kuda lumping kali makan gerobak begitu" -Yuna.
"Lah iya juga, mau beli berapa neng cakwenya?"
"Ceban bang" -Yuna.
"Tunggu bentar ya neng"
"Ok bang" -Yuna.
Beberapa menit kemudian.
"Nih neng"
"Makasih bang" -Yuna.
"Kembali nggak neng duitnya?"
"Lah iyalah bang, ceban banyak bjir kalo seribu saya iklasin kali bang" -Yuna.
"Iya neng iya, nih kembalian nya"
"Makasih lagi bang" -Yuna.
"Iya sama sama neng"
KAMU SEDANG MEMBACA
*✧ Keluarga Tidak Berencana ✧*
FanficIni adalah keluarga tidak berencana. Kebobolan gitu pas hamidun??? . . . . . . . Ohhh tentu tidak. Sesuai namanya keluarga ini tidak pernah pernah mempunyai rencana. Karena yang direncanakan = tidak jadi. Selamat menikmati keseruan dari keluarga ini.