Senin pagi, matahari bersinar dengan gagahnya di tengah hamparan langit biru tanpa awan. Hal yang paling dibenci oleh siswa-siswa anti upacara bendera. SMA Negri 401 sama saja dengan sekolah lain. Belum juga pukul 7 pagi, mereka sudah sibuk menyiapkan barisan. Bisa dilihat wajah lesu dari siswa-siswanya. Upacara itu melelahkan meskipun guru-guru selalu berkata, "dulu pahlawan kita bertumbah darah ngelawan penjajah. Kalian tinggal upacara aja, banyak ngeluhnnya."
Namun kita tidak bisa melihat keberadaan 6 siswa beban SMA ini. Ya, karena memang mereka tidak ada di sana.
Jaehee bahkan masih di jalan menggunakan motor Vario hitam kesayangannya sambil membonceng Yushi di belakang. Ngomong-ngomong, Vario itu namanya Dodi. Tidak tahu kenapa Jaehee kepikiran nama 'Dodi' padahalkan Dodi itu nama guru PKN mereka.
"Gausah ngebut banget, Jae. Ntar upacaranya belum mulai." Lah? Kalimat Yushi agak aneh.
"Justru kalo kita telat, kita bisa di jemur, kocak." Sahut Jaehee.
"Hah!" Sayangnya hembusan angin terlalu kencang hingga membuat Yushi pekak sesaat. Jadinya, dia hanya bisa hah-hoh saja.
"Kalo telat, nanti di jemur!" Teriak Jaehee berharap temannya bisa dengar.
"Hah!"
"Hah hah mulu lu, kodok!"
Kepala Jaehee langsung kena tempeleng dari lelaki berkulit cemerlang itu. "Ga sopan lu, manggil gua kodok." Yaelah, Shi. Giliran kodok aja denger.
Ketika Dodi akan berkelok masuk ke persimpangan menuju sekolah mereka, Yushi menepuk panik bahu Jaehee. "Jae, stop, Jae." Ucap Yushi, membuat temannya seketika mengerem motor itu, untung mereka tidak terpelanting ke depan.
"Ngapa sih, Yus?" Kesal Jaehee.
Yushi menunjuk ke arah warung kecil yang terletak di tepi jalan. Mereka melihat dua orang laki-laki berseragam putih abu-abu sedang asik duduk sambil makan bakwan di sana. Mereka kenal siapa dua siswa bangor itu. Jaehee pun mengendarai Dodi mendekati warung itu. Setelah sampai, Yushi turun duluan.
"Hayoloh, ga sekolah!" Yushi berseru seolah sedang menyergap pengedar narkoba. Mereka berdua adalah Riku dan Sion. kebetulan Riku sedang makan bakwan, dia sedikt tersedak karena sergapan mendadak itu.
"Apa sih, kaget tau ga?" kesal Riku sambil meminum teh gelas, menghindari seret.
Melihat kedatangan Yushi, Sion langsung menarik tangannya untuk duduk di sampingnnya. Modus Sion lancar jaya. Yushi mah no protes, duduk anteng aja dia.
"Jangan berdiri di luar, ada satpam sekolah yang patroli. Ntar kita kena tangkap," jelas Sion.
"Jaehee mana?" celetuk Riku.
Yushi lantas tersenyum menggoda, "Cie, nyariin, ya? Pasti kangen." Riku langsung mengeluarkan raut wajah julit.
Beberapa saat kemudian, Jaehee masuk ke warung kecil itu setelah berhasil mencari spot parkir yang aman dari tukang parkir liar, dan aman juga dari petugas mobil derek. Jaehee tidak mau kehilangan Dodi tentunya. Alhasil, empat siswa ini pun membolos sebentar sja, sampai upacara selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUBER [Jaeri] [Siyu]
Fanfictionhanya kisah 6 siswa SMA yang masih dalam masa puber mereka. WARN! - bxb (boys love, boy x boy) - kata non baku - kata kasar dan frontal - drama anak sekolah - nama melokal