Enambelas🍁

2K 143 1
                                    

••

Taeyong terdiam dengan jantung yang berdebar hebat. Menatap takut sosok Rose yang sudah berdiri didepan pintu sembari menatap sinis ke arahnya.

"T-tuan Jaehyun... Dia tidak ada dirumah Rose." Cicit Taeyong memberitahu.

"Baguslah~ hei apa kau tahu? Mulai sekarang, aku akan tinggal disini~"

Pupil mata Taeyong membesar, Rose akan tinggal disini? Ia lantas mendongak menatap Rose yang tengah tersenyum miring ke arahnya.

"Dengar ini Taeyong, aku tidak akan pernah membiarkan kau merebut Jaehyun dariku. Harusnya kau sadar—Jaehyun tidak mungkin menyukai manusia rendahan sepertimu." Ucap Rose begitu tajam dan menusuk membuat tubuh Taeyong bergetar takut.

"T-tapi... Yongie tidak menyukai tuan. Yongie juga tidak berniat merebut tuan darimu Rose." Ujar Taeyong membuat Rose mengepalkan tangannya kesal.

"Tidak usah bertindak seperti itu! Dasar menjijikan!" Sentak Rose sembari mendorong kepala Taeyong.

Rose sedikit merasa aneh saat melihat tatapan Taeyong sekarang—terlihat jauh lebih bulat dari biasanya. Ia benci mengakui hal ini! Tapi Taeyong benar-benar terlihat menggemaskan dengan tatapan bulat dan polos itu!

Mendapatkan dorongan dari kepalanya, Taeyong tersadar dan langsung kembali menunduk sembari meremas ujung bajunya gugup.

"Karena Jaehyun sedang tidak ada, bagaimana kalau kita bersenang-senang sebentar~"

Srak!

"Akhh!" Taeyong meringis saat Rose menjambak surainya dengan begitu kasar—dan sang pelaku hanya tertawa puas dalam tindakannya.

"Dengar ini, kalau sampai kau mengadu pada Jaehyun—aku tidak akan segan-segan menghancurkan hidupmu!" Bisik Rose lalu menarik tubuh Taeyong ke arah kolam renang.

Dibalik ringisannya, Taeyong menggelengkan kepalanya saat Rose hendak menyeburkan dirinya ke dalam kolam renang itu.

"J-jangan... Aku tidak bisa berenang Rose!" Namun Rose terus menggusur Taeyong dengan begitu kasar.

"Bagus kau tidak bisa berenang, itu artinya kau bisa mati secepatnya~" Rose sudah bersiap-siap hendak melempar tubuh Taeyong ke arah kolam renang.

Tapi, suara mobil terdengar dari luar—yang artinya, Jaehyun pasti sudah pulang sekarang. Taeyong bernafas lega saat Jaehyun pulang diwaktu yang tepat, tarikan pada rambutnya pun terlepas.

"Sial." Rose segera merapihkan penampilannya, menatap Taeyong dengan tajam dan memperingatkannya untuk tidak mengadu ia pun segera berjalan ke arah pintu utama untuk menyambut Jaehyun.

Ceklek

"Hai Jae! Ugh—aku benar-benar merindukanmu!" Rose langsung memeluk Jaehyun begitu erat saat pintu itu terbuka.

Jaehyun terdiam sesaat, sedikit terkejut karena Rose ada dirumahnya. Pikirannya pun langsung tertuju pada Taeyong.

"Untuk apa kau kesini? Kau tidak menyakiti Taeyong kan?" Tanya Jaehyun sembari mendorong tubuh Rose dan menatapnya.

Rose membalas tatapan Jaehyun dengan kesal, "Kenapa kau malah memikirkannya?! Aku juga tidak melakukan apapun padanya! Jaehyu ... Kau lebih mementingkan pemuda itu dari pada aku?"

Jaehyun menggenggam kedua bahu Rose, "Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya—"

"Sudahlah, itu tidak penting lagi. Mulai sekarang, aku akan tinggal disini bersamamu." Celetuk Rose membuat Jaehyun terkejut.

"Apa?"

"Aku akan tinggal disini bersamamu! Kenapa? Kau tidak akan mengijinkanku?" Ujar Rose dengan mata yang berkaca-kaca membuat Jaehyun menghela nafas pelan.

"Baiklah, aku akan meminta Taeyong untuk menyiapkan kamar untukmu."

Rose mengernyit tidak terima, "Kau tidak membiarkan aku tidur berdua denganmu? Aku ingin satu kamar denganmu Jaehyun!"

"Kita belum menikah. Kau tahu aku selalu menjaga martabat kedua orangtuaku dan diriku sendiri... Kau pun harus seperti itu Rose."

Semenjak mereka mulai bersama, Jaehyun memang belum pernah menyentuh Rose. Dan itu semua karena didikan orangtuanya—dimana ia tidak boleh menyentuh pasangannya sebelum mereka resmi menjadi pasangan suami-istri.

Rose merenggut, padahal ia sudah menyiapkan banyak rencana agar Jaehyun bisa mengunboxingnya malam ini.

••

"Bagaimana ini? Yongie takut sekali." Taeyong yang tengah berada dikamarnya berbicara lirih, ia memeluk kakinya sendiri sembari terus bergumam—jari cantiknya mengusak hidungnya yang memerah.

"Kenapa Rose ingin tinggal disini? Pasti setelah ini, hidup Yongie akan jauh lebih berat——tadi saja, Rose ingin membuat Yongie tenggelam." Gumamnya dengan air mata yang mulai menetes.

Taeyong dia sedikit beranjak untuk mengambil kotak kardus miliknya, ia memakai syal hasil rajutannya dengan melilitkannya pada lehernya.

"Ini sangat nyaman dan hangat." Ujar Taeyong saat lehernya terasa hangat.

Ceklek

"Uh!" Taeyong terlonjak saat pintu kamarnya terbuka—menampilkan Jaehyun yang berdiri disana.

Taeyong pun lantas segera berdiri, membungkuk hormat pada sang tuan.

"Tuan... Ada apa?" Ucap Taeyong saat melihat Jaehyun hanya diam. Ini sudah pukul sepuluh malam dan tadi pun Taeyong sudah memasak makan malam.

Lantas, untuk apa Jaehyun menemuimya sekarang?

"Aku lapar, bisa kau membuatkan biskuit seperti tadi pagi lagi? Aku ingin memakannya." Ujar Jaehyun membuat Taeyong terdiam sembari mengerjapkan matanya beberapa kali.

"B-baiklah." Jaehyun pun segera pergi dan Taeyong menyusulnya dari belakang.

Jaehyun duduk dikursi meja makan dan Taeyong bingung saat melihat hal itu, kenapa tuannya itu tidak menunggu diruangan atau dikamarnya?

"Aku ingin melihatmu membuatnya." Celetuk Jaehyun membuat Taeyong menganggukkan kepalanya.

Taeyong lantas segera memgambil bahan-bahannya. Dan Jaehyun pun memperhatikannya dengan seksama.

"Hei Taeyong." Pemuda manis yang tengah memasukkan terigu pada wadah pun mendongak menatap Jaehyun.

"Eung?" Sahutnya membuat tangan Jaehyun yang ada dibawah meremat celana piyamanya sendiri.

"Aku ingin tahu, siapa nama dari bossmu?" Tanya Jaehyun membuat Taeyong menatapnya bingung.

"Emm... Boss yang mana tuan? Dulu aku memiliki banyak atasan." Ujar Taeyong dan Jaehyun sedikit terdiam mendengarnya.

"Kau tidak hanya bekerja ditoko yang kau ceritakan tadi pagi?"

"Tidak~ aku memiliki banyak pekerjaan paruh waktu awalnya. Sehingga, aku memiliki banyak atasan." Jelas Taeyong dan bodohnya—Jaehyun mulai penasaran seperti apa kehidupan Taeyong sebelumnya.

"Boss wanita yang kau bilang baik hati. Siapa namanya?"

Taeyong tersenyum teduh, "Namanya Tiffany... Aku selalu memanggilnya Tiffany eomma karena beliau yang memintaku memanggilnya seperti itu. Mengingat Tiffany eomma, aku benar-benar ingin bertemu dengannya lagi, aku sungguh merindukannya——karena Tiffany eomma, dia orang pertama yang sudah memberikan Yongie banyak cinta dan kasih sayang~"

Dan Jaehyun dibuat tertegun atas semua perkataan Taeyong.

••

TBC

Depend On You (Jaeyong)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang