Tiga mobil berhenti di sebuah parkiran di pinggir jalan, setelah berbincang dan banyak pertimbangan akhirnya mereka mencoba membawa Renjun keluar.Dan sesuai yang sudah di rencanakan mereka pergi ke pasar malam yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
"Turun yuk sayang, katanya mau main, tuh liat hyung sama adiknya sudah turun ya" namun sama Renjun tetap memeluk Wendy dengan kencang padahal tadi anak itu sangat senang ketika semua saudara bersiap dan mengatakan mereka akan pergi bermain.
"Pha" lirihnya.
"Astaga sayang yang di peluk mamanya loh, tapi yang di pangil tetap papanya sih" gumam Wendy sedangkan Chanyeol yang berada di kursi pengemudi hanya terkekeh pelan karena memang Renjun selalu mencarinya, andai saja dulu mereka masih bersama mungkin hanya Renjun yang akan jadi anak papa, karena anak anaknya yang lain lebih lengket ke Wendy sejak bayi.
"Ayo turun, sama papa" Chanyeol turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk istrinya dan putranya.
Chanyeol menggenggam tangan Renjun dengan erat setelah keluar.
Mereka masih berkumpul di parkiran karena memang sedari tadi hanya menunggu papa mamanya saja yang belum keluar bersama Renjun.
"Ya, karena papa tadi kalah jadi malam ini kalian bebas main apapun tanpa mengeluarkan uang kalian sendiri" ujar Chanyeol tapi justru membuat mereka tidak terima.
"Gak mungkin, papa kan gak pernah bahkan jarang bawa uang cash pasti kartu, ayolah jangan buat kita malu pa, mana bisa di sini bayar pake kartu" mereka setuju dengan apa yang Chenle katakan, memang Chanyeol jarang membawa uang cash biasanya mereka akan meminta pada Wendy jika dalam keadaan mendesak.
Chanyeol tersenyum mengejek pada anak anaknya sebelum mengeluarkan dompetnya.
"Dompet papa udah tebal, liat nih" Chanyeol memperlihatkan bahwa tadi dia sempat mengambil uang terlebih dahulu.
"Yang pegang uang hyung kalian oke" Chanyeol memberikan uang 1jt pada Mark.
"Ayo injun kita habiskan uang papa" Haechan langsung menarik Renjun untuk mengikutinya secara tiba-tiba membuat Renjun langsung menatap mama papanya.
"Papa mama ada di belakang Renjun hm" gumam Chanyeol agar putranya manisnya itu tidak takut.
Chanyeol beberapa mengabadikan moment mereka di mana Renjun yang kini di apit ke enam saudaranya dengan Haechan dan Jaemin yang menggenggam kedua tangan mungil putranya itu.
"Lucu banget anak papa, pendek sendiri" ujarnya hingga.
PLAK...
"Siapa yang kau bilang pendek, itu berarti aku juga pendek" Wendy menatap tajam suaminya yang langsung memasukkan kembali hpnya ke dalam saku celananya.
"Gak sayang, sebentar lagi Renjun kita akan tinggi kok seperti saudaranya yang lain, kan masih dalam proses perbaikan gizi" ujarnya dirinya tidak ingin di amuk ibu negara.
"Malam ini bukannya malam minggu ya, kok gak terlalu ramai sih" ujar Jisung.
Memang masih cukup renggang untuk ukuran malam minggu seperti ini.
"Mungkin sebagian ada yang pergi ke bazar yang tadi sempat lewati" ujar Wendy dari belakang membuat Jisung langsung tersenyum menoleh ke arah sang mama.
"Iya juga ya ma" gumamnya.
"Tapi bagus kan, takutnya kalau terlalu ramai juga nanti Renjun gak nyaman" ujar Jeno.
Sepertinya Renjun sudah mulai nyaman bahkan sekarang anak itu tengah tertawa ketika di jahili oleh saudaranya yang lain.
Mereka kini berada di wahana komedi putar dengan Renjun yang anteng bahkan berpegangan erat pada patung kuda yang dirinya naiki, di sebelahnya ada Jisung yang juga ikut naik, sedangkan Jeno hanya berdiri menjaga takutnya Renjun jatuh.
Sedangkan di belakang mereka ada Haechan dan Chenle yang seolah sedang mengejar kuda yang di naiki Renjun membuat anak itu terus bergerak acak, beruntung lah Jeno yang menjaganya saat ini.
Mereka tidak perduli dengan pandangan aneh dari orang orang yang juga ikut menaiki wahana itu.
"Haechan hyung diam lah atau Renjun hyung akan terjatuh nanti" ujar Jisung menatap tajam Haechan dan juga Chenle yang tertawa.
Sedangkan Mark dan Jaemin yang paling damai mereka hanya duduk mengikuti permainan wahana itu sambil mengawasi yang lainnya.
Chanyeol dan Wendy hanya menunggu dan sesekali merekam moment anak anaknya.
Hingga wahana itu mulai berhenti, dengan hati hati jeno membantu Renjun turun dari kuda kudaan itu.
"Udah ya kita main yang lain hm" Renjun yang awalnya enggan bahkan tidak mau turun akhirnya mengangguk, dirinya sudah sedikit mengerti apa yang orang sekitarnya ucapkan karena mereka selalu mengajak Renjun mengobrol hal random.
Kini mereka semua tengah beristirahat di tengah stand makanan yang ada di samping tempat permainan.
Mereka memilih tempat yang sedikit sepi dan juga cukup untuk mereka ber sembilan.
"Siapa yang memesan sosis bakar" ujar Wendy menatap lima sosis bakar yang masing masing berisi tiga buah sosis.
"Kita mah" ujar jaemin menunjuk dirinya Jisung dan Haechan.
"Jun"
Mereka semua menatap Renjun yang menunjuk dirinya sendiri hingga mereka semua tertawa.
"Iya injun lupa di sebut, maaf ya" ujar Jaemin.
Renjun mengangguk dengan tangan kecil yang berusaha meraih sosis bakar tersebut.
"Agak pedas ya sayang" gumam Wendy saat mencicipi sosis bakar milik putranya.
"Yaudah habiskan makanan yang kalian pesan, ini banyak sekali, awas aja sampai gak habis hm" ujar Chanyeol menatap anak anaknya yang hanya mengangguk kan kepalanya.
Wendy mengikat kan balon yang tadi sempat di minta oleh putranya di pergelangan tangan Renjun, takut dirinya lupa dan berujung putra manisnya itu tantrum nanti.
Bahkan di dekatnya ada empat boneka yang berukuran besar hasil dari anak anaknya yang memenangkan permainan lempar bola dan memanah balon tadi.
"Mah" Renjun menatap balon yang terbang di atasnya.
"Iya, balonnya gak bakal lari sayang" Wendy gemas sekali rasanya apalagi melihat bagaimana sekitar pipi bahkan mulut putranya yang penuh dengan saos apalagi melihat Renjun yang sepertinya sedikit kepedasan membuat Wendy mengambil sisa sosis itu dan mencelupkannya ke dalam bakso yang dia pesan mumpung belum dia kasih cabe.
"Kalian langsung bersih bersih lalu istirahat jangan ada yang begadang mengerti" ujar Chanyeol sembari menggendong Renjun yang tertidur pulas sejak di perjalanan tadi, mungkin kelelahan.
Mereka hanya menurut karena mereka semua juga sudah lelah.
"Pa kita boleh tidur bareng Renjun hyung gak malam ini?" Ujar Jisung.
"Boleh tapi di jaga bener bener ya hyungnya" setelah mengatakan itu Chanyeol langsung membawa tubuh putranya ke dalam kamar Renjun sendiri yang sudah di siapkan mengingat anak anaknya yang lain ingin tidur bareng Renjun.
"Gantikan dulu bajunya Chan" Wendy membawa satu setel piyama bewarna kuning untuk Renjun.
Chanyeol dengan perlahan melepas pakaian yang di pakai putranya agar tidak terbangun.
Tapi satu minggu belakangan ini Renjun sudah jarang sekali terbangun tengah malam atau di jam jam tertentu, putranya itu sudah bisa tertidur pulas dan tidak sering mengalami mimpi buruk lagi.
"Jagain saudara kalian hm" ujar Chanyeol sebelum keluar dari kamar.
Dirinya tenang karena kasur yang mereka tempati cukup luas sehingga muat dengan tubuh mereka yang kecil.
Ayo jangan lupa vote sama komen oke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...