Jagad Jowo

31 3 0
                                    

"Siapapun yang tersesat disana, sangat mustahil mas untuk bisa kembali ke alam manusia. Setidaknya mitos itu yang sering Aku dengar dari warga setempat saat membantu mengevakuasi kami." Ucapku pada Tatra, host podcast Jagad Jowo. Aku masih merinding saat menceritakan kejadian hari itu, meskipun sudah terlampau lama waktunya.

"Wah ngeri juga ya mas Ardi kalo dibayangin. Nah spesial di Podcast Jagad Jowo kali ini Mas Ardi bakal cerita semua kronologis dari awal mereka muncak sampe ditemuin sama tim SAR. Mau tau gimana cerita? Stay tune di podcast Jagad Jowo! Selamat mendengarkan!" Balas Tatra dengan antusias.

"Jadi begini mas ceritanya...."

Lima tahun yang lalu, Aku bersama sahabat - sahabatku, Yoga, Risky dan Dimas yang kala itu masih duduk dibangku perkuliahan sedang semangat - semangatnya mencoba hobi baru kami. Mendaki, hobi yang kata orang penuh dengan resiko dan tantangan ini kini menjadi pelipur kami dari penatnya aktivitas di kampus. Banyak gunung sudah kami taklukkan, mulai dari yang landai, seperti Budug Asu dan Buthak, sampai Penanggungan dan Mahameru.

"Juna Pranata, seorang Anggota Mapala "Alam Hijau" salah satu Universitas ternama di Malang, dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Arjuno pada hari kamis lalu, saat ini Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian." Risky langsung mematikan TV saat melihat berita orang hilang di Gunung Arjuno.

"Ah elahh orang ilang lagi. Gimana lur? Sido ndak kita muncak ke Arjuno?" Tanya Risky yang masih duduk di sofa depan TV.

"Saranku sih ditunda ae dulu. Disana masih ndak kondusif, pendakian masih ditutup pasti, biar fokus ke pencarian korban." Sahut Dimas saat keluar dari kamar.

"Ah cupu, itukan jalur resmi, kita lewat jalur lain aja. Aku punya petanya!" Yoga membagikan lembaran - lembaran peta yang sudah ia print sebelumnya.

'Peta Pendakian Arjuno Via Purwodadi'

Aku mengamati peta yang Yoga bagikan, aku melihat ada banyak situs sepanjang jalur pendakian sampai mendekati puncak. Namun ada satu keanehan yang mengganjal. Aku melihat nama tempat yang terkesan ngeri bagiku. Alas Lali Jiwo, mengapa namanya demikian? Lali dalam bahasa jawa berarti lupa, sedangkan Jiwo berarti jiwa, mengapa namanya demikian? Apa yang dimaksud lupa jiwa?

"Gimana Di? Gass gak nih?" Yoga mengejutkanku dengan menepuk pundakku.

"Ya udah, gas ajalah, semoga gak terjadi apa - apa," jawabku ragu.

"Alah takut kan kowe Di? Tenang aja kalo tersesat kan masih ada Tim Sar yang nyariin orang hilang hahaha" Kelakar Dimas yang langsung dibalas toyoran oleh Risky.

"Heh, jangan asal kalo ngomong kamu Dim!" Kata Risky dengan wajah kesal.

"Iya iya maap. Lagian becanda doang kok." Jawab Dimas sambil mengelus kepalanya.

"Udah - udah kok malah berantem, mending sekarang kita siap - siap, besok kita harus berangkat. Masalah rute serahin sama gua." Kata Yoga dengan nada sombong.

"Siaap bang Navigator! Haha" Balas Risky sambil merebahkan badannya di sofa.

"Semua perlengkapan udah ready ya? Nanti Yoga sebagai navigator paling depan, aku yang kedua, Risky, yang terakhir Dimas sebagai sweeper. Temen-temen ada yang ngerasa kurang enak badan gak? Estimasi perjalanan kita kalau sesuai peta sekitar empat sampai lima jam." Ucapku saaat membreifing Risky, Dimas dan Yoga di depan pintu pendakian.

Jalur yang kami tempuh ini terhitung jalur baru, meskipun melewati jalur resmi di awal perjalanan, nantinya kami akan mengambil jalan pintas untuk memangkas waktu perjalanan, dan menghindari patroli Perhutani yang menjaga di pos - pos pendakian. Perjalanan kami mulai tepat pukul satu siang, jika sesuai dengan estimasi, kami sudah tiba sebelum matahari terbenam. Di sepanjang jalur yang kami lalui, kami menemukan banyak situs - situs yang sepertinya disakralkan oleh warga sekitar. Mulai dari tumpukan batu yang mirip seperti reruntuhan candi, hingga sebuah arca Semar yang baguan bawahnya ditutup dengan kain berwarna kuning, disekitarnya juga masih ada sesajen bunga yang masih segar. Bau dupa yang menguar ke segala arah seakan memenuhi tempat ini.

Gunung Arjuno merupakan satu diantara tujuh gunung yang disucikan di tanah Jawa, utamanya di Jawa bagian Timur. Konon gunung ini tercipta saat Arjuna sedang bertapa, saking lamanya ia bertapa hingga menimbulkan hawa panas sampai ke khayangan. Bhatar Guru lantas menyuruh Hyang Ismaya atau Semar untuk memotong puncak gunung tempat Arjuna bertapa, potongan puncak gunung tersebut lantas dilemparkan dan jatuh menjadi Gunung Wukir di Kota Batu. Sedangkan sisanya menjadi Gunung Arjuno. Gunung ini sangat disucikan terutama saat masa kerajaan Hindu - Buddha, terlihat dari banyaknya situs yang pernah dibangun disini. Bahkan sampai sekarang masih banyak orang yang berkunjung kemari untuk tujuan spiritual.

Lali Jiwo "Penjara Sukma Di Puncak Arjuno"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang