"Ihh, minimal salam dulu!" tegur Aneesha.
Lelaki itu menyengir sembari menggaruk kepalanya, badannya iya goyangkan ke kira dan ke kanan. Menepis rasa malu yang menyelundup masuk ke dalam relung hatinya, membuat pipinya mulai merah merona.
"Ya maaf, teh Anesh."
Aneesha mengangguk saja sebagai jawaban. Wanita itu menyenggol lengan suaminya, Faris langsung meringis pelan. Meskipun sakit, kekuatan Aneesha ya jangan di tanya lagi.
"Duduk, Bi."
Setelah di perintahkan oleh Faris, laki-laki yang bernama Hasbi itu langsung mengambil tempat duduk yang ada di samping box bayi mereka. Laki-laki itu tersenyum lembut, mulai menyapa bayi mungil milik temannya.
"Hai, boy! Ganteng banget kamu, nanti kalau udah gede jadi mantu om aja, ya?" ucap Hasbi sekenanya.
Kedua orang tua Akmal langsung melayangkan tatapan tajamnya. Namun, bukan Hasbi namanya, jika langsung menciut begitu saja. Laki-laki itu justru dengan sengaja mengambil akmal dari box bayi dan menimang bayi mungil itu. Yang semulanya tidur dengan mulut terbuka, kini, bayi itu terbangun dan langsung tertawa saat melihat seseorang menggendong dirinya.
Tangan bayi itu bergerak seolah ingin memukul sesuatu, membuat Hasbi merasa gemas dengan akmal. Dia mencium pipi gembul si Akmal.
"Om banyak duit, Mal. Kamu kalau jadi menantu om, bisa makmur hidupmu, nak."
Hidung Aneesha kembang kempis, "Ambil anakku!" ujarnya ke Faris dengan nada rendah, menahan kilatan amarah yang sejak tadi berada di dalam hatinya.
Enak saja, dia yang melahirkan bayi mungil itu, tetapi temannya yang seenaknya jidatnya meng-klaim miliknya!
Faris menatap keduanya secara bergantian, tentu saja mereka berdua tak ada yang ingin mengalah! Lihatlah, Hasbi kini justru semakin menimang putranya, sembari sesekali menatap ke arah mereka.
"Sini, kembalikan Akmal. Nanti istriku berubah jadi singa, saya juga kena ikut terkam!" ujar Faris tanpa menurunkan nada suaranya.
Tatapan Aneesha kembali nyalang, Hasbi menahan tawanya saat menyadari hal itu. Laki-laki itu terus memancing Faris supaya kena sasaran amukan istrinya, memang dasar Hasbi!
"APA KAMU BILANG?"
---
Di sisi lain, Kahfi dan Halwa sudah berada di ndalem. Memang mereka berdua telah mendapat informasi jika santriwati yang di cari mereka telah kembali ke pesantren. Tentu saja mereka langsung bergerak cepat, bukankah lebih cepat lebih baik?
"Jadi benar? Apa saya boleh bertemu dengan santri itu yai?" tanya Kahfi dengan sopan.
Kedatangan mereka berdua di sambut lembut oleh bu nyai dan orang-orang ndalem lainnya. Tentu saja karena kedatangan Halwa yang tiba-tiba hadir kembali disini. Halwa memang bukan ustadzah di tempat ini, tetapi Halwa merupakan alumni pesantren Al-hikmah, yang merupakan milik teman dari abinya, Abah Rohim.
"Tunggu sebentar, nduk. Jangan terburu-buru, lagipula ini masih jam pelajaran. Nda enak kalau ganggu santriwati lainnya," pinta Bu nyai.
Halwa saling melempar pandangan dengan suaminya, kemudian tanpa banyak berpikir lagi, Halwa mengangguk kepalanya.
Tangan Halwa langsung di tarik oleh bu nyai, supaya mengikuti langkah kakinya. Mereka berdua berjalan ke luar ndalem lewat pintu belakang, menuju ke taman belakang ndalem. Taman yang tak sembarang orang bisa masuk ke dalamnya.
Halwa duduk di samping bu nyai, tangannya di genggam erat oleh wanita itu. Seolah ingin menyalurkan hasrat kerinduan yang telah terpendam lama.
"Kemana saja kamu, nak? Kenapa Aneesha ngga di titipkan ke kami saja?" tanya Bu nyai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Mas Santri [END]
Teen FictionDI MOHON UNTUK MEMBACA SEASON 1 NYA TERLEBIH DAHULU, KARENA ADA BEBERAPA TOKOH YANG MEMANG DARI SEASON 1! Aneesha Ayu Dira, Perempuan muda yang mencintai seorang santri. Perjuangannya selama ini tak sia-sia, santri itu membalas perasaannya dan hing...