Oh Cupid: Papa! 🪷

1K 99 6
                                    

Eunrosé

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunrosé

"Papa ... Papaa mau ikut!"

"Saya ada keperluan Rosie, bukan mau liburan." Enzo sedikit meninggikan suaranya. Hening sebentar tidak ada balasan. Namun detik berikutnya terdengar isakan kecil seperti menahan tangis.

Enzo menghela napas panjang kemudian berjalan menghampiri istri cantiknya. Melihat wanita yang tengah mengandung anaknya sedang bersandar pada papan ranjang sambil mengelap ingus dari hidungnya.

"Hiks ... Rosie mau ikut." Rosé terus mengulang kata yang sama dengan nada dibuat seperti anak kecil yang menginginkan seisi gudang berisi permen. Itu yang membuat Eunwoo kelewat kesal.

Selama dua minggu terakhir ini sikap Rosé yang semakin manja, sangat sensitive, dan tingkahnya yang seperti anak kecil, benar-benar membuat Enzo pusing. Terlebih lagi, Jay selaku sekretaris pribadinya sedang ambil cuti, hal itu membuat Enzo sendiri yang harus turun tangan untuk menghadiri pertemuan dengan rekan bisnisnya, hal itu tentu mengakibatkan Rosé semalaman menangis hingga pagi buta seperti sekarang.

Enzo naik ke atas kasur ikut bersandar di papan ranjang, melihat ke arah Rosé yang terdiam ketakutan setelah ditatap intens dirinya. Sangat menggemaskan! Seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen.

"Ngga jadi ikut Mas, Rosie di rumah aja. Tapi, Rosie mau makan Ice cream," gumam Rosé, seketika nyalinya menciut ketika mendapat tatapan yang menurutnya sangat tajam dari Eunwoo.

Mendengar penuturan istrinya Enzo terkekeh samar, ia tidak marah Rosé bersikap seperti sekarang, justru Eunwoo senang, ia paham betul mood Rosé yang cepat berubah karena kehamilannya.

"Iya, sekarang Adek bobo ya. Ini baru jam satu malam, kasian baby-nya."

"Sama Adek, Papa ngga kasian?" Rosé mengerucutkan bibirnya yang langsung dibalas dengan kecupan singkat oleh Enzo.

"Sama baby yang besar ini juga, ayo bobo."

Enzo mengusap sayang surai pirang istrinya, mencuri satu kecupan di bibir plum Rosé yang membuat wanita itu terkikik geli. Merebahkan istrinya untuk bersandar pada dada bidangnya membawa masuk ke dalam pelukan hangat Enzo.

Tangan Rosé bermain di atas dada telanjang Enzo--membuat pola acak seolah sedang menggambar di atas sana, menimbulkan rasa geli yang membuat pria itu memberikan kecupan gemas bertubi-tubi pada pucuk kepala Rosé, sebagai balasan tingkah istrinya itu.

🍒🍒🍒

"Ngga mau, Rosie mau ikut Mas!"

Rosé terus mengikuti langkah Enzo dari belakang, sambil memeluk pria tampan itu yang sekarang sedang sibuk menghubungi Jennie untuk membantu menjaga Rosé di rumah mereka selama 3 hari ke depan karena ia bersama rekan-rekannya sedang menjalankan proyek besar yang mengharuskan Enzo pergi ke Canada.

Sebenarnya pria itu ingin sekali mengajak Rosé ikut bersamanya, tetapi tidak bisa karena proyek kali ini cukup besar dan memiliki resiko yang tinggi.

Rosé menyembunyikan wajahnya di punggung Enzo sesekali menggesekkan hidungnya di sana.

Enzo mengusap lembut tangan Rosé yang melingkar di perutnya. "Sayang, semalam janjinya apa, hm? ... Awh," ringis Eunwoo merasa punggungnya di gigit.

Joel yang melihat itu semua terkikik geli baru saja pria itu datang untuk menjemput Enzo, karena pria itu tidak kunjung menjawab panggilannya.

Menurut Joel, Rosé dan kehamilannya sangat lucu! Terlebih ketika Rosé sedikit kesusahan untuk melingkarkan tangannya di perut Enzo karena terhalang perutnya.

"Rosé, hati-hati!" tutur Enzo spontan ketika melihat istri temannya itu sedikit terhuyung ke belakang.

Menatap yakin Joel yang duduk di sofa, Rosé menggelengkan kepala tak lupa bibir yang sedari tadi mengerucut seolah sedang berkata 'No, no, no' dan malah semakin mengeratkan pelukannya pada Eunwoo.

"Joel! Suamiku tidak ikut ke Canada, mau nemenin Rosie mam ice cream di sini!" Rosé menatap garang Joel, lelaki itu hanya bisa terkekeh kecil.

Joel juga sebenarnya tidak ingin memisahkan pasutri itu walau hanya sehari, tapi mau bagaimana lagi kehadiran Enzo sangat dibutuhkan dalam proyek besar ini.

"Tidak masalah Jane, jika kau tidak bisa." Enzo menutup sambungannya dengan Jane, setelah menyampaikan permintaannya, dan ternyata gadis bermata kucing itu tidak bisa karena jadwal padat pemotretannya.

"Enzo, apakah masih lama?" decak Joel, kalau tidak dipaksa Jeffrey untuk mampir menjemput Enzo mana mau ia melihat kemesraan pasutri ini!

Enzo berbalik badan, melepaskan rengkuhan Rosé. "Kamu duluan saja, saya akan bersiap. Sampaikan pada Jeffrey dan Miguel jangan tunggu saya, saya akan berangkat menggunakan jet pribadi." Tangan Enzo memeluk posesif pinggang Rosé-sedikit susah karena perut buncit istrinya.

"Sialan," guman Jo pergi meninggalkan kedua pasangan yang sekarang saling bertukar tatap dengan pandangan memuja satu sama lain, sudah dipastikan mereka akan terlambat jika menunggu Enzo.

"Rosie boleh ikut?" tanya Rosé mengangkat kepalanya.

"Umm?" pikir Enzo sedikit menunduk menatap Rosé yang sekarang mempoutkan bibirnya dengan bola mata berbinar. "Maaf sayang, tapi Mama sedang dalam perjalanan ke sini," sambungnya.

Detik berikutnya sudah dipastikan Enzo akan kena semprot teman-temannya, karena tidak berangkat tepat waktu. Alasannya, karena bumil yang satu ini.

Cairan bening itu terus turun dari mata cantik Rosé, tangannya tidak tinggal diam sibuk memukul bahkan mencubit suaminya yang malah tertawa keras di hadapannya.

"Hei sayang ... Ahh--honey ... Awh Rosie-" Tidak ingin terus menjadi samsak tinju istrinya, segera Enzo menarik Rosé dalam dekapannya.

"Kamu jahat! Rosie marah hiks ... Mas!"

"Maaf, saya hanya bercanda sayang. Cup cup cup, mommy kecil berhenti menangis ya." Merasa Rosé tidak melakukan pergerakan apapun, Enzo mengikis jarak mereka, meletakkan tangannya di pinggang Rosé.

"Mommy boleh ikut 'kan?" Rosé menyeka kasar air matanya.

Enzo menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Rosé dengan sifat keras kepalanya, dan tingkah childish selama kehamilannya, sangat membuat Enzo gemas untuk terus-menerus menggoda istrinya sampai membuat Rosé menangis.

"Iya," sambil mengangguk Enzo menyeka air mata yang membekas di pipi istrinya. Membuat Rosé tersenyum sampai memperlihatkan bulan sabit yang mengganti posisi matanya untuk sementara, sebelum Enzo kembali menggodanya.

"Kalau mau ikut, ada syaratnya."

"Apa? Rosie akan lakukan!"

"Kamu presentasi di hadapan saya. Biar saya yang duduk di ruang rapat sambil memerhatikan kamu, and don't use anything on your beautiful body, just leave it bare mommy," bisik Enzo kemudian ia remas dengan gemas bokong istrinya, membuat wanita cantik itu menangis lagi.

"MAS!"

Dan itu membuat Enzo sangat senang, jika biasanya Rosé yang akan mengomel ini dan itu, tidak untuk sembilan bulan ke depan, biarkan Enzo menggoda istrinya, Rosé dan kehamilannya itu sangat menggemaskan!

Selesai.

OH CUPID! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang