Oh Cupid: Bronis 🪷

1K 117 12
                                        

Bronis: Berondong manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bronis: Berondong manis

1. Choi San as San
2. Rosé as Anna
3. Eric Sohn as Eric
4. Mingyu as Marvin

"Kak Anna ayo dong, trial 1 bulan deh kita."

"Ngga bisa Eric, kalau kakak kamu tau gimana?"

"Gampang, lagian Bang Marvin juga belum ngasih kejelasan ke Kakak."

Gadis itu sontak terkejut dengan penuturan adik dari HTS-annya ini. Segampang itu dia bilang. Belum tau aja kalau Marvin ngamuk bisa habis mereka.

"Lagian kamu ada-ada aja, banyak cewek cantik selain aku, Ric," tutur Anna mencoba beri pengertian.

Ini bukan kali pertama Eric uring-uringan minta dia buat jadi pacarnya secara terang-terangan begini dan bukan kali pertama juga buat Anna nolak. Anna itu suka sama Kakaknya Eric--Marvin, dan mereka itu lagi HTS-an. Anna sih udah seneng banget bisa deket sama crush dari SMP. Walaupun cuman HTS.

"Eric maunya sama Kak Anna! Lagian Kakak kok mau HTS an sama Abang. Padahal gantengan juga Eric," sombongnya dengan tidak tahu malu atas penolakan yang Anna berikan ia genggam tangan gadis itu untuk berjalan ke arah motor sport miliknya.

Eric mengambil helm miliknya untuk Anna pakai. "Sama Eric aja ya kak, Eric jamin kakak bahagia dunia akhirat," ujarnya selepas menyatukan pengait helm.

Anna tertawa lepas. Cowo yang ia anggap adik tengah merayunya untuk menjadi pacarnya. Lucu sekali.

"Ngga mau pacaran sama berondong ah, labil," canda Anna membuat Eric melotot tak terima.

"Eric ngga labil, buktinya ini aku ngejar Kakak terus walaupun udah ditolak seribu dua ratus lima puluh tiga kali," Jelas Eric ingat betul penolakan yang Anna lakukan.

Gadi itu mencubit gemas pipi Eric. "Kamu tuh masih kecil, Eric. Kenapa yang diinget bukan hal penting seperti pelajaran sih!"

"Itu juga hal penting Kak. Kak Anna itu penting, untuk kesehatan jiwa dan raga Eric."

Kalau begini Anna cuman bisa geleng-geleng kepala. Anna punya banyak pertanyaan dan Eric lebih punya banyak jawaban untuk meyakinkan dirinya.

Eric kembali membuka suara. "Pacaran sama aku juga ada benefitnya loh kak."

"Apa?"

"Eric jago ciuman. Dijamin Kakak puas! Nanti kita coba ya, abis itu Kak Anna jadi pacar aku deh."

Astaga, nyesel banget gua nanya.

"Dari mana aja? Kenapa baru pulang?" suara bariton itu mengintrupsi Anna dan Eric yang baru datang sehabis jalan-jalan dari luar.

"Jalan-jalan. Ini aku bawain makanan, San." Anna berujar sedikit gugup saat ditatap intens cowok berbadan kekar itu.

Pasalnya adik pertama dari Marvin ini mempunyai aura yang 11 12 sama seperti kakaknya, dingin dan tak tersentuh. Persis seperti sikap awal Marvin terhadapnya. Namun Anna yakin seiring berjalannya waktu sifat dingin itu akan berubah, menjadi hangat.

"Mata lo bang. Biasa aja kali liat calon adek ipar lo," lontar Eric menarik tangan Anna untuk duduk di ruang tamu.

San menggelengkan kepalanya, tersadar akan apa yang ia lakukan. Sialan Anna cantik banget pake dress, batinnya terpesona akan kecantikan gadis itu.

"Marvin belum pulang ya?" tanya Anna saat San duduk di sebelahnya.

Seperti biasanya, tidak ada jawaban. Kalau bicara sama San siap-siap aja sakit hati, karena sering dikacangin. Anna mending ngobrol sama Eric yang punya jawaban ngawur dari pada didiemin.

"Abang pulang malem, karena masih ada kerjaan." Eric menjawab setelah selesai memisahkan kulit dari daging ayam yang tadi mereka beli untuk ia beri kepada Anna. "Ini dimakan dulu, aku udah pisahin. Kakak ngga suka kulit ayam 'kan."

"Makasih Eric." Anna menyantap makanan itu. Sedangkan dua cowok yang duduk diantaranya malah sibuk ngeliatin Anna makan. "Kenapa?"

"Bang Marvin bodoh banget deh, padahal Kak Anna cantik dan baik banget malah digantung begini. Sama Eric aja yuk kak, kita langsung ke pelaminan." Berondong yang satu ini mulai promosi lagi.

Sudah tidak bisa dihitung berapa kali Anna tertawa mendengar penuturan yang terkesan ngawur dari bocah ini. "Eric, kamu itu masih kecil. Belajar aja dulu yang bener."

"Berarti kalau udah lulus kuliah, kita nikah ya kak."

"San adik kamu kayaknya bermasalah deh, dari tadi ngajak Kakak nikah terus," ledek Anna seolah mengadu pada San.

"Eric emang ngga waras," sahut San membuat Eric berdecak kesal dan pergi meninggalkan ruangan itu.

"Eric mau kenana?"

"Ngga tau!"

"Katanya udah besar?"

"Tau ah." Anna tersenyum gemas melihat Eric yang pergi dengan wajah merenggut. Gemas sekali seperti bayi.

Tawa itu terhenti kala San dengan tiba-tiba merangkum wajahnya. Jarak mereka terlampau dekat hingga bisa mendengar deru napas satu sama lain. "San," lirih Anna saat mata tajam itu menatapnya intens. Jari besar itu mengusap perlahan bibir Anna. Anna memejamkan matanya merasakan debaran hebat dalam dirinya. "Gua suka sama lo, Kak."

"Ekhem."

"Marvin?!"

Selesai

OH CUPID! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang