Chapter 04

22 3 0
                                    






















"Kau lihat, Yang Mulia? Erika jelas ingin tetap bersamaku. Sangat sial bagimu, bukan?"

Apa kau benar-benar tidak akan mendengarkan satu hal pun yang akan aku katakan padamu?

Erika menatap pada Clavis dengan frustasi, begitu juga dengan Celine yang menghela nafas sambil menepuk keningnya sendiri dengan pelan, sedangkan Sariel sangat serius dan tajam begitu matanya menatap lurus pada Clavis.

Clavis tertawa keras, suaranya bergema di aula saat dia merogoh sakunya dan mengeluarkan sejenis botol kecil. Saat Sariel melihat itu, tiba-tiba ekspresinya menjadi sangat suram dan udara di sekitarnya tampak gelap. "Berhenti disana, pangeran Clavis!"

Apa yangー

Terjadi keheningan sesaat, sebelum kemudian Clavis membuka sumbat botolnya itu dan seketika melemparkannya ke arah Sariel dan Celine.

BAM!

Sebuah ledakan tiba-tiba mengguncang lorong, dan kilatan cahaya tiba-tiba seakan membutakan pandangan Erika.

Huh?! apa yang terjadi?!

Telinga Erika berdenging, dan dia mencoba mengedipkan matanya dengan putus asa, mencoba menjernihkan pandangannya, namun yang bisa dia lihat saat ini hanyalah kepulan asap putih. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Sariel dan Celine sama sekali.

"Oh, baiklah... Sariel dan Celine sudah mati. Kurasa ini saatnya menikah lari denganku dan mencari tahu betapa menyenangkannya cinta kita!" Clavis tertawa cerah dengan kata-katanya itu.

"Kau benar-benar, hellcatー"

"Erika! Clavis, kau akan membayarnya nanti karena telah melakukan ini padaku!"

Suara Sariel dan Celine terdengar sangat emosi, walaupun wujud mereka tidak terlihat sama sekali. Tapi itu cukup membuat Erika sedikit tenang, walaupun...

Yah, setidaknya mereka belum mati seperti yang di katakan Clavis, itu bagus! tapiー

Clavis menangkap tangan Erika, kemudian membawa gadis itu berlari menyusuri lorong bersama-sama, dan Erika pun sepertinya tidak berani berhenti atau melepaskan tanganya dari Clavis.

Apa yang sebenarnya kau lakukan, Clavis? Apa kau yakin kau ini manusia?!

Genggaman Clavis sama lembutnya dengan gaya gentleman yang selalu dia katakan, namun itu juga menjadi kebingungan bagi Erika sendiri, sama seperti apapun yang membuatnya tetap berlari di sisi Clavis tanpa protes.


















..........

......

...
















"Sariel, bagaimana ini?" Celine menatap Sariel, sambil terbatuk-batuk karena asap yang di sebabkan oleh Clavis tadi belum menghilang.

Sariel mendekati Celine dengan wajah khawatir, dia lalu memegang pundak Alysia dengan khawatir. "Celine, kau baik-baik saja?"

"Iya, hanya sajaーbagaimana dengan Erika? Apa kita harus mengejar pangeran Clavis? Sejujurnya aku juga jadi sedikit khawatir, sekarang, mengingat seperti apa pangeran Clavis dari yang kukenal selama aku telah tinggal disini..."

"Aku tahu, tetapi kupikir akan lebih sulit kalau kita memaksa untuk mengejarnya. Walaupun aku juga sangat khawatir, mungkin kita bisa menunggu sampai ada waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya pada Erika. Dan sejujurnya, aku sangat menyayangkan karena kau tadi setuju akan ide yang menjadikan nona Bellden mata-matamu." Sorot mata Sariel benar-benar terlihat gelap. "Pria itu sangat berbahaya, aku tidak bisa menjamin dia tidak akan melakukan hal yang jahat pada Erika."

IKEMEN PRINCE: BEAUTY AND HER BEAST-FORBIDDEN LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang