-Berubah.-
.
.
.
.
.
"Oh? Disini kamu, jalang?" suara bariton itu menarik atensi rafayel dan lelaki yang memeluknya.
'Bangkotan tua, ganggu.' lelaki di pelukan Rafayel mendecih tak senang.
Rafayel menatap malas pria tersebut, sedangkan yang ditatap terdiam.
"Siapa kamu?" Rafayel tertawa dalam hati, 'pftt.. Mampus ga kenal kan lo?'
"Anak lo lah, pake nanya." pria itu- Camelion kepala keluarga Adijaya menatap Rafayel ragu ragu.
"Tidak usah bohong, anak saya itu jelek, tidak tahu diri, jalang lagi. Kamu siapa? Kasih tahu dimana anak saya." Rafayel mengernyit tak senang.
'Kurang ajar, gua sumpahin mulut lo dicaplok megalodon' batin Rafayel.
"Gue. Gue Rafayel putra Adijaya, apa? Ga seneng lo?" ucap Rafayel julid, Camelion menatap tak senang putra sulungnya.
"Rafayel, siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu kepada ayahmu?!" sentak Camelion, Rafayel melepaskan pria dalam pelukannya dan berdiri menatap Camelion.
"Lo lah! Siapa lagi? Gue gini juga karena lo tuh!"
PLAKK!!
"Anak tidak tahu diri, tidak sopan. Memang anak pungut kayak kamu itu perlu disadarkan, jika bukan karena saya, kamu tidak akan seperti sekarang." ucap Camelion dingin.
Rafayel memegang pipinya yang di tampar. Panas, nyeri, sakit, semuanya jadi satu. Pria yang tadi hanya menyaksikan berdiri dan menyembunyikan Rafayel di belakangnya.
"Pa! Papa apa apaan sih? Kenapa papa nampar bang ayel? Emang abang salah apa pa?" ucap pria itu yang tak lain adalah Sajiddan, satu satu nya anggota keluarga yang tak termakan omong kosong Alleyna.
"Kamu diam, Jiddan. Kenapa kamu membela jalang seperti dia? Kamu diapakan? Apa dia sudah memberi tubuhnya pada adiknya sendiri, hm?"
Rafayel mengepalkan tinjunya, menahan agar tidak menggeplak mulut kurang ajar ayahnya sendiri.
"Papa! Justru papa yang kemakan omong kosong wanita ular itu!" sentak Sajiddan.
"Jiddan, udah." lerai Rafayel.
"Gabisa! Papa udah keterlaluan sama abang." ucap Sajiddan, menatap Rafayel sendu.
"Jid, muka lo minta ditonjok ya? Kayak udah orang paling tersakiti sedunia aja gue ditatap begitu."
"Bang, jiddan serius." Camelion menarik tangan Sajiddan menjauh dari Rafayel.
"Umm.. Atas dasar apa papa nuduh ayel jual diri?" ucap Rafayel santai.
Camelion diam tak menjawab, Rafayel terkekeh sarkas.
"Haduhh.. Kadang heran sama ni keluarga, cuma gara gara omongan yang gak pasti dari wanita yang bukan anggota keluarga Adijaya kalian percaya?"
"Sedangkan ayel? Ayel dianggap apa? Terakhir ayel ngerasain rasanya punya keluarga lengkap itu pas ayel umur 15 tahun, sebelum wanita itu datang!"
"Cukup Rafayel!" bentak ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikejar Brondong?! [Bl, Transmigrasi]
AléatoireKayle Narendra Syafahza, seorang pemuda cantik yang harus kehilangan hidupnya dan bereinkarnasi kedalam novel yang ia baca dan yang paling ia benci. sebagai figuran yang hidup bersama ke-lima harem sang protagonis wanita dan selalu menonton drama y...