Heartbeat

487 51 18
                                    

Hari ini sekolah berjalan seperti biasa. Para murid menimba ilmu di sana. Begitu pula Jihan, meskipun ia sedari tadi tidak fokus pada materi pelajaran, karena perutnya yang terasa sakit.

"Han, kenapa sih lo?" Tanya Mina yang melihat gelagat gadis itu seperti menahan sakit.

"Biasalah, red day gue."

"Hari pertama red day ya lo?"

"Iya, sakit banget kalau masih awal-awal gini." Lirih Jihan sembari menundukkan kepalanya.

"Ya ampun, muka lo sampai pucet gini. Gue anter ke UKS ya?" Tawar Mina yang nampak khawatir.

"Gak usah, deh. Tanggung, sebentar lagi selesai jam pelajarannya." Lirih Jihan.

"Buset, lo udah kayak gini kok masih mikirin pelajaran sih, Han??" Geram Mina.

"Kenapa?" Tanya Jeongwoo yang bangku nya berada di seberang bangku Mina.

"Jihan nih, bandel banget. Udah jelas keliatan pucet gitu gak mau ke UKS." Adu Mina.

"Jihan sakit?"

"Iya, biasa lah... period."

Setelah itu, Jeongwoo menarik perhatian seluruh kelas karena mengangkat tangannya.

"Pak, saya izin bawa Jihan ke UKS." Ucapan Jeongwoo sontak membuat Jihan terkejut dan menoleh menatap Jeongwoo. Ia hendak menolak, namun rasa sakit di perutnya  membuat dia tidak kuat bahkan sekedar menegakkan tubuh.

"Jihan, kenapa?" Tanya guru itu.

"Perut nya sakit pak, tolong izinin Jihan ke UKS ya pak?" Ucap Mina meyakinkan gurunya. Guru itu pun memberi izin setelah melihat wajah pucat Jihan.

Keterkejutan Jihan akan tingkah Jeongwoo tidak sampai disitu saja, karena kini lelaki itu sudah bersimpuh di samping bangku Jihan, dengan satu lutut menyentuh lantai.

"Ayo naik ke punggung gue, gue anter." Ucap Jeongwoo.

"Eh, gue bisa jalan sendiri kok-"

"Lo berdiri tegak aja susah, kan?" Ucap Jeongwoo dengan sungguh-sungguh.

Merasa ucapan Jeongwoo tidak ada salahnya, juga perut yang semakin terasa kram, Jihan pun akhirnya menurut pada Jeongwoo.

Jeongwoo menggendong Jihan menuju UKS. Selama perjalanan itu, mereka melewati lapangan basket dimana tim basket sedang berlatih. Di sana ada sepasang mata yang menatap penuh arti dengan raut dinginnya saat melihat Jeongwoo dan Jihan melintas.

"Haruto, fokus dong lo!" Seru salah satu anggota tim basket itu.

"Gue izin out," ucap Haruto dengan raut seriusnya pada setiap anggota tim.

"Gak bisa, tanggung. Sebentar lagi juga selesai. Professional dong lo." Ucap Sunghoon, yang menjadi anggota tim basket itu juga. Namun Sunghoon tidak melihat Jeongwoo dan Jihan melintasi lapangan basket tadi.

Haruto pun hanya menghela napas berat. Emosi yang muncul saat melihat Jeongwoo menggendong Jihan tadi, ia coba redakan. Ya, ia akan bertindak professional.

Kembali pada Jeongwoo dan Jihan, dua insan itu kini sudah berada di UKS. Di tempat itu sepi, hanya ada mereka berdua.

"Han, lo biasanya minum obat apa?" Ucap Jeongwoo sembari menghampiri lemari obat yang ada di UKS.

"Gue gak biasa minum obat." Ucap Jihan yang sudah berbaring di brankar UKS.

"Terus?"

"Pakai heat pack aja. Cuma gue lupa, gak bawa hari ini." Ucap Jihan.

Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang