Pagi itu, jam baru menunjukkan pukul 7, namun Ling sudah tiba di lokasi syuting untuk iklan yang bertemakan olahraga pagi. Suasana di sekitar lapangan yang dijadikan tempat syuting masih sejuk, sinar matahari baru mulai menyinari pepohonan, dan para kru tampak sibuk mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan. Ling, dengan keseriusan dan profesionalisme yang selalu ia bawa dalam setiap pekerjaan, sudah siap menjalani hari yang penuh dengan aktivitas fisik.
Beberapa adegan harus diulang karena detail kecil yang perlu disempurnakan. Sutradara terus memberikan arahan, dan Ling tanpa ragu mengikuti setiap instruksi yang diberikan. Setiap kali selesai satu pengambilan gambar, ia akan berjalan mendekati monitor untuk melihat hasil rekaman. Pandangan tajamnya memeriksa layar kamera, memastikan ekspresi, gerakan, dan pencahayaan sempurna sesuai harapan.
Setelah beberapa kali pengulangan, Ling mulai merasa lelah. Saat itulah Orm, yang setia mendampinginya sejak pagi, mendekat dengan membawa sebotol minuman dingin. "P'Ling, minum dulu," kata Orm sambil menyodorkan botol tersebut.
Ling tersenyum tipis, mengambil botol itu dari tangan Orm. "Terima kasih, N'Orm," ucapnya, merasa lega bisa sedikit beristirahat di antara jadwal padat syuting.
Tanpa membuang waktu, Ling membuka tutup botol dan mulai meminum dengan menggunakan sedotan yang sudah terpasang. Namun, baru beberapa teguk, ia mendadak berhenti ketika merasakan tangan Orm menyentuh wajahnya. Refleks, Ling mendongakkan kepala, tatapannya langsung bertemu dengan mata Orm.
Orm tampak sedikit bingung melihat Ling menatapnya begitu intens. "Aku hanya merapikan make up P'Ling," ucapnya sambil tersenyum canggung. Tangan Orm dengan lembut merapikan rambut Ling yang sedikit berantakan akibat angin dan gerakan yang dilakukan saat syuting. Lalu, dengan hati-hati, Orm mengambil selembar tisu dari sakunya dan mengelap keringat yang mulai muncul di dahi Ling.
Gerakan Orm begitu alami dan lembut, membuat Ling terdiam. Mata Ling tetap tertuju pada Orm, memperhatikan setiap gerakan tangan asistennya yang telaten merawatnya. Ada kehangatan yang tersirat dalam perhatian kecil tersebut, meskipun tampaknya Orm hanya menjalankan tugasnya sebagai asisten. Namun, bagi Ling, perhatian ini lebih dari sekadar kewajiban. Ia merasa tenang, terlindungi, dan anehnya, nyaman berada di dekat Orm.
Setelah memastikan make up dan rambut Ling kembali rapi, Orm melangkah mundur sedikit, memberikan ruang bagi Ling. "Sudah siap untuk adegan berikutnya, P'Ling?" tanyanya sambil tersenyum lembut.
Ling tersadar dari lamunannya. Ia sedikit menggeleng, merasa aneh dengan dirinya sendiri yang terhanyut dalam momen sederhana itu. "Ya, aku siap," jawabnya singkat, meskipun dalam hatinya ia masih merasakan getaran yang aneh setiap di dekat Orm.
Setelah beberapa jam syuting yang melelahkan, Ling akhirnya bisa menghela napas lega ketika jam menunjukkan pukul 11 siang. Syuting iklan yang bertemakan olahraga pagi itu berjalan cukup intens, dengan berbagai adegan yang memerlukan tenaga dan konsentrasi penuh. Meski lelah, Ling merasa puas karena setiap pengambilan gambar berjalan lancar sesuai harapan. Kru dan sutradara pun tampak senang dengan hasil kerja kerasnya.
Ling berencana menghampiri Orm yang setia menemaninya sejak pagi, namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika melihat pemandangan tak terduga. Di sudut ruang tunggu, Orm tampak tertidur dalam posisi duduk, tubuhnya sedikit terkulai ke depan, dan tangannya masih memegang iPad yang biasa di gunakan untuk mencatat jadwal Ling.
Ling tersenyum kecil. Meski Orm sering kali tampak ceria dan penuh semangat, Ling tahu betapa lelahnya Orm setiap kali menemaninya syuting sejak pagi hari. Tanpa ingin membangunkan Orm, Ling melangkah pelan dan duduk di sampingnya. Dia memperhatikan wajah Orm yang tertidur dengan tenang, meski ada sedikit kelelahan yang tergambar di wajahnya.
Ling mengambil jaket miliknya yang tergeletak di meja, lalu dengan hati-hati meletakkannya di atas tubuh Orm agar ia tidak kedinginan. Tindakan kecil itu membuat Ling merasa lebih tenang, seolah ia membalas perhatian yang selalu Orm berikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drown to You - LingOrm (END)
RomanceLingOrm - GxG Kita jatuh cinta di tengah badai ketidakpastian, ketika dunia berkata 'tidak', tapi hati kita bersikeras 'ya'