3.

3 0 0
                                    

𓍯"𝑰 𝒘𝒊𝒔𝒉 𝑰 𝒎𝒆𝒕 𝒚𝒐𝒖 𝒔𝒐𝒐𝒏𝒆𝒓. 𝑻𝒐 𝒕𝒆𝒍𝒍 𝒉𝒐𝒘 𝒎𝒖𝒄𝒉 𝒚𝒐𝒖'𝒗𝒆 𝒉𝒂𝒖𝒏𝒕𝒆𝒅 𝒎𝒆 𝒇𝒐𝒓 𝒚𝒆𝒂𝒓𝒔."𓂃°ᡣ𐭩 . ° .

Esok harinya, berjalan lancar seperti biasa. Namun, bedanya Kyoko makin hari makin cerewet. Membuat Rin makin jengkel. Ia terus berbicara dan menanyakan Rin banyak sekali hal.

Termasuk pertanyaan yang ia selalu hindari. Tentang masa lalunya. Tentu saja ia tidak akan memberi Kyoko rincian jawaban begitu saja tentang masa lalunya.

Menceritakan tentang kehidupan privatnya kepada orang yang baru-baru ini ia kenal? Oh, tentu tidak bisa.

Tetapi, perasaan aneh yang masih melekat pada dirinya tidak menghilang begitu saja. Justru malah semakin menggebu-gebu, membuat Rin semakin kesal.

Miya, sahabat Kyoko menyadari itu juga. Ia hanya bisa menyeringai jahil melihat temannya jadi makin sering mengobrol dengan Rin.

"Heh...ada yang lagi PDKT nih."

Tidak hanya Miya, bahkan teman-teman se-tim Rin juga menyadari itu. Mereka jadi semakin usil padanya.

Rin tidak menghiraukan usilan mereka. Tentu saja Rin tidak peduli akan hal itu. Mereka saja yang USIL. Mereka seperti tidak ada kerjaan lain saja.

Istilahnya, mereka selalu memberi sorakan 'cie' pada Rin.

Makin hari berlalu, membuat Rin semakin muak dan juga suatu perasaan yang ia tidak bisa jelaskan dengan kata-kata. Aneh, tapi Rin mulai nyaman dengan perasaan ini.

☆ ★ ✮ ★ ☆

"Rin! Yuk makan ramen! Kan aku udah janji!"

Rin tersentak, hampir tersedak minumannya saat mendengar suara ceria dari Kyoko tiba-tiba. Mendengar hal itu, teman setimnya langsung mengejeknya. Mengapa ia selalu datang disaat yang tidak tepat?

"Cieee"

"Kiw kiw"

"Cie Rin!"

Rin mengernyit giginya kesal dan memberi mereka tatapan tajam bak pisau.

"Diam."

Mereka pun diam. Maksudnya, diam mengejek. Tawaan kecil mereka masih terdengar jelas.

Ia menghela nafas dan akhirnya membereskan barang-barang dan atribut sepak bolanya.

"Cepetan. Jadi gak?"

"Eh- iya iya!"

Dengan begitu, Kyoko melambaikan tangan pada teman-teman Rin dan berjalan disampingnya dengan riang. Mereka berdua bagaikan sejoli.

Romantis ya? Andai kisah cinta gue juga begini(⁠ ⁠;⁠∀⁠;⁠)

Seiring berjalannya waktu, mereka berdua sampai di lokasi yang sudah dijanjikan. Sang pemilik toko menyambut ramah si gadis. Rasanya tidak asing bagi Rin.

Denah restoran yang tidak terlalu besar dengan lantai kayu dan langit-langit putih. Tembok-tembok yang mulai mengelupas catnya, namun masih tetap bersih dan nyaman.

Atmosfir hangat yang menyimpan banyak kenangan. Memori samar-samar muncul seakan ia kembali ke 8 tahun silam, dimana 'Si Gadis' itu muncul lagi dalam benaknya.

Sepertinya ia pernah kesini sebelumnya, pikir Rin.

Mereka berdua mengambil tempat duduk dan langsung disambut oleh karyawan disana.

"Pesenan kayak biasa, neng?" tanya seorang pria tua-pemilik toko, dengan umur sekitar 50-an tahun dengan senyum ramah diwajahnya.

"Iyap! Oh, ini temen aku, Rin."

CHILDHOOD FRIEND? (ft. Itoshi Rin) -REMAKE EDITION-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang