𓍯 "𝑯𝒆'𝒔 𝒂𝒎𝒂𝒛𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒕 𝒄𝒓𝒖𝒆𝒍, 𝒚𝒆𝒕 𝑰'𝒎 𝒇𝒂𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒇𝒐𝒓 𝒉𝒊𝒎 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒂 𝒇𝒐𝒐𝒍."𓂃°ᡣ𐭩 . ° .
Bip
Bip
Bip"Ego-san...sebenarnya, berapa banyak uang yang kita habiskan untuk projek ini?"
Tanya Anri, salah satu manajer di Blue Lock. Kepalanya menengok ke arah Ego yang saat ini tengah menyantap mi instan kesukannya.
Kedua kaki Ego dinaikkan ke atas kursi dengan sendal jepit rumah kesayangannya.
Ia meneguk kuah itu sampai habis, mengecap pelan.
"Paling ya, 100 juta Yen atau mungkin lebih. Itu tidak penting."
Anri terbelalak, seketika ia berhenti mengerjakan pekerjaannya.
"Y-Ya, masalahnya kita kekurangan dana saat ini...pak presiden juga belum tentu ingin memberi kita sumbangan. Kau tau kan dia itu orangnya gimana?"
"Shut up, Anri."
Ego berdecih, sambil meneguk air putih. Matanya intens menatap tajam layar besar di depannya. Layar yang menampilkan betapa payahnya anak-anak muda itu. Talenta mereka belum diasah dengan sempurna oleh Ego.
"Lihatlah mereka. Mereka semua yang akan membawa kejayaan untuk kita nanti, Anri. Bukan uang. Biar si tua gendut itu yang urus."
Anri ingin protes, tapi sudahlah. Ia tau, sebaiknya jangan berargumen dengan Ego. Orangnya benar-benar teguh pada pendirian.
Anri hanya bisa menghela nafas pelan dan mengikuti kemauan Ego.
Toh, dirinya juga ingin sepak bola di Jepang berkembang. Tidak hanya berhenti di top 16 dunia seperti waktu itu.
DRRT...
DRRT...Getar dari ponsel Ego, mencuri perhatian Anri. Tangan lentiknya meraih benda tersebut.
"Ego-san, ada telepon."
Sang pemilik nama pun meraih ponsel miliknya. Kerut dahinya muncul. 'Misato Kyoko'. Untuk apa bocah ini menelepon dia?
Benar-benar menganggu.
"Apa sih, bocah?"
Jawab Ego dengan ketus.
"EGOOOOO!!"
Ya, suara berisik itu. Rasanya, gendang telinga Ego seakan akan pecah sesaat lagi.
"Aku sebagai sepupu kamu yang baik hati dan tidak sombong mau nanya kabar kamuuu, apa kabar sepupuku yang manis?"
"Tadinya baik, sebelum lo nelpon."
"Jahat banget an*ing."
Ego menghela nafas berat, memijat pangkal hidungnya. Sudah biasa primata cerewet ini berkata kasar. Bahkan, dia kadang tidak tau tempat untuk menjaga mulutnya itu.
"Mau apa? Pasti ada apa-apanya kan?"
"Eheheh...enggak tuh..."
"Gak salah lagi."
"Hehe...emm, jadi gini..."
Kyoko berdeham bangga, menarik nafas sebelum ia berbicara dengan nada tinggi.
"GUE DENGER KATANYA RIN MAIN DI KLUB SEPAK BOLA BLUE LOCK?!"
"Hmm, Itoshi Rin...gak. Gak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDHOOD FRIEND? (ft. Itoshi Rin) -REMAKE EDITION-
Fiksi Penggemar[ON GOING] "Kita bertemu lagi ya, Rin?" Lirih seorang gadis muda bersurai burgundy itu. Senyum manis tak mudah di hapus dari wajahnya. Takdir mereka yang dipertemukan lagi benar-benar membuat dirinya merasakan euphoria. Laki-laki yang ia sukai, lebi...