4.

6 0 0
                                    

𓍯"𝒀𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒚𝒆𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒔𝒂𝒑𝒑𝒉𝒊𝒓𝒆. 𝑩𝒆𝒂𝒖𝒕𝒊𝒇𝒖𝒍."𓂃°ᡣ𐭩 . ° .

Hari telah berganti. Tiap detik, tiap mata mereka saling menemukan figur mereka satu sama lain, Misato Kyoko selalu mendekat ke arah Itoshi Rin.

Pemuda itu merasakan kekesalan pada gadis cerewet ini. Namun, tentunya ia merasakan euforia menyambut ocehan sang gadis.

Entah apa yang merasukinya, ia ingin sekali jemari lentiknya itu meraih sehelai rambut bak sutra dan menuang semua isi hatinya.

Ingin sekali namun, ia ingat.

Apakah mereka berpacaran? Pasangan? Oh, tentu bukan.

Apa ya, yang biasanya orang-orang bilang?

Oh.

HTS.

Atau, TTM? Teman Tapi Mesra? Entahlah.

Bukan pasangan, bukan apa, tapi mesra. Memangnya banyak yang cemburu? Tentu banyak. Apalagi Itoshi Rin adalah pemain sepak bola terkenal di kalangan sekolahnya. Selagi wajah rupawan yang memikat hati wanita, tentunya bakat dalam bidang olahraga-sepak bola, yang membuat dirinya menjadi semakin populer.

Terlebih, ia adalah adik dari Itoshi Sae.

Disisi lain, Misato Kyoko adalah primadona di sekolahnya. Cantik? Pintar? Berbakat? Kyoko bisa meraup semua keahlian itu dalam dirinya. Banyak sekali yang iri padanya, namun apalah daya ia yang terlalu polos akan aura negatif dari mereka.

"Lihat aja nanti, Misato Kyoko."

Bisik suara rendah gadis yang termasuk salah satu manusia paling 'iri' pada primadona sekolah. Batinnya, ia ingin menghancurkan sang pemilik nama, Misato Kyoko.

Ingin sekali ia membuatnya hancur, terpuruk sampai di titik paling terendahnya. Ia ingin dimana ia kembali bangkit dari bayang-bayang wanodya cantik nan jelita-Misato Kyoko.

☆ ★ ✮ ★ ☆

Bel berbunyi, menandakan jam pelajaran berganti. Kaki jenjang Kyoko berjalan menyusuri lorong melalui pintu-pintu kelas.
Kakinya menarik dirinya menuju ruang ganti. Saatnya berganti seragam.

Begitu selesai, seperti biasa, mereka bertiga jalan menuju gimnasium. Suara gemuruh bola, gesekan sepatu olahraga, obrolan manusia mengisi ruangan.

Sampai peluit guru berbunyi menandakan siswa untuk berkumpul di satu titik.

Rin diam sedari tadi sambil duduk, mendengarkan arahan dari guru. Kepalanya menengok ke arah suara cekikikan gadis-gadis. Terlihat Kyoko dan teman-teman sedang berbicara ditengah pelajaran.

Rin hanya mendengus, mengejek.

"Ya, jadi kita bakal coba latihan bola basket, dribble, passing, shooting. Masing-masing pilih pasangan, cewek-cowok. Dan itu yang belakang ngobrol mulu."

Sesaat, semua mata tertuju pada Kyoko, Miya, dan Asumi. Mereka bertiga tersentak, sekaligus panik.

"M-maaf pak!"

"Ya sudah, sana cari partner kalian."

"Iya pak!"

Semua berdiri dan segera mencari pasangan mereka. Mata Kyoko langsung tertuju pada Rin. Ia tersenyum, berlari ke arahnya.

"Ri-"

"Rin! Ayo pasangan sama aku!"

Munculah Asumi. Tangan Kyoko langsung turun ke sisi tubuhnya dan diam mematung. Ia melihat Rin hanya mengangguk pelan mendengar tawaran Asumi.

Yang mematung hanya bisa mengucapkan suara kecil 'oh' dari mulutnya. Sampai pundaknya ditepuk oleh tangan maskulin yang membuatnya pulang dari dunia lamunan.

"Mau bareng gue gak?" Tooru, pria berambut coklat dengan seringai manis di wajahnya bertanya.

Wajah Kyoko langsung bersinar dan kepalanya mengangguk mengiakan.

"Ayo!"

Seiring berjalannya waktu, Tooru dan Kyoko lebih banyak bercanda daripada latihan. Tawa riang bergema di sekeliling mereka. Yah, mereka pun tidak memikirkan apabila guru olahraga memarahi mereka.

Little did they know, laki-laki bersurai hijau tua dengan netra teal menatap terus ke arah dua insan tersebut. Asumi yang sedari tadi mengoceh, hanya diabaikan oleh Rin.

"Rin!"

Setelah kesekian kalinya ia menyebut nama Rin, akhirnya sang pemilik nama sadar.

"Apa sih?" ucap Rin kesal.

"Ish kamu mah! Ngeliatin apa sih dari tadi?"

"Gak ada."

Pandangan Rin langsung berpaling dari mereka berdua. Ia pun kembali fokus pada Asumi. Perempuan itu menyadari hal janggal, jadi ia pun berhenti dan membuka suara.

"Hey, kamu tau gak?"

Rin menoleh ke arahnya, menaikkan satu alis.

"Tau apa?"

Asumi berjalan mendekat ke arah Rin, ia sedikit jinjit dan membisikkan kata-kata.

"Kyoko kan pembuli, mana gitu suka main cowok."

Rin terbelalak, tidak menyangka mendengar hal itu dari Asumi. Mana mungkin...kan?

"Dulu waktu SMP, aku pernah dibuli sama dia karna aku anak baru disitu. Yah, mau gimana lagi kan? Aku terlalu polos dan gak tau apa-apa, jadi kalo aku lapor pun gak ada gunanya. Terus juga, tiap cowok pasti dia deketin. Crush aku juga lagi...hmph..."

"Gimana dong, Rin?"

Asumi menggembungkan pipinya, tangannya meremas lengan maskulin Rin.

Rin diam sejenak, memproses semua kata yang Asumi ucap. Ia pun akhirnya buka mulut.

"Kyoko gak pernah kayak begitu. Jangan seenaknya lo fitnah dia. Lo gak tau apa-apa soal dia. Kalo lo nyoba buat manipulasi gue, nice try."

PRIIIT!

Kebetulan sekali peluit berbunyi. Rin langsung pergi meninggalkan Asumi begitu saja. Asumi diam. Dahi berkerut kesal.

Ia menatap punggung Rin yang kian menjauh.

"Cih, bang*at."








TO BE CONTINUED

CHILDHOOD FRIEND? (ft. Itoshi Rin) -REMAKE EDITION-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang