Three

512 99 14
                                    

Jaemin menunggu diluar ruangan, tadi dokter memanggil Jeno, Renjun meminta Jeno untuk menemaninya saat bersalin sedangkan Jaemin menunggu diluar dengan jantung yang berdebar kencang seakan-akan menunggu sesuatu yang membahagiakan.

Jaemin hanya bisa berdoa kepada sang pencipta semoga Renjun dan bayinya selamat dalam persalinan, lalu Jaemin juga berdoa semoga perkiraannya salah. Semoga bayi Renjun bukanlah mate dirinya, bayangkan saja apa yang akan terjadi ketika mereka tahu bahwa bayi mereka adalah mate dari alpha yang umurnya ribuan tahun. Belum lagi akan canggung rasanya saat Jaemin harus berpura-pura sebagai paman yang baik padahal dia mencintai anak Renjun, membayangkan hal itu saja sudah membuat Jaemin pusing.

Butuh waktu dua jam untuk persalinan Renjun, kini dapat Jaemin dengar suara tangasin bayi yang terasa begitu merdu di telinganya.
Dokter keluar dengan para perawat sembari membawa bayi yang menangis itu untuk dibersihkan, sedangkan Renjun di bawa ke ruang inap.

Jaemin sama sekali tidak melirik kearah Renjun, dia malah melirik kearah bayi merah yang baru saja lahir ke dunia. Jantungnya berdesir saat bayi itu melewati dirinya bersama dengan perawat.

"Bayi itu..." Gumam Jaemin, dia termenung.

Jeno menatap Jaemin dengan tatapan bingung, dia baru saja keluar dari kamar mandi dan dia melihat Jaemin yang termenung layaknya orang bodoh di ruang tunggu.

"Kenapa kau berada di sini? Tidak ingin menjenguk Renjun dan bayiku?" Tanya Jeno bingung.

"Jika aku tidak ingin melihat mereka maka aku tidak akan mengantarkan dirimu," jawab Jaemin agak ketus.

Jeno terkekeh, "Kau pergilah ke ruang X, Renjun dan bayinya berada di sana, aku harus mengurus administrasi."

Jaemin mengangguk, "ngomong-ngomong bayimu adalah seorang alpha atau omega?" Tanya Jaemin penasaran.

"Tidak tahu, lagipula status alpha dan omega kan bisa di cek ketika anak berusia 7 tahun, tapi satu hal yang pasti bayiku adalah bayi laki-laki yang sangat menggemaskan!" Puji Jeno yang baru saja menjadi ayah.

"Oh," Jaemin tidak tau harus berkata apa, tetapi dia yakin bahwa bayi yang baru saja lahir itu adalah omega, Jaemin bisa mencium bau peach blossom dari bayi itu.

Klan Ghost Wolf biasanya tahu ketika mate-nya terlahir, bahkan saat mate mereka lahir mereka sudah bisa merasakan feromon dari mate mereka, karena itulah Jaemin menjadi yakin bahwa bayi yang dilahirkan oleh sahabatnya adalah mate-nya, mate yang dia tunggu selama ribuan tahun lamanya.

Jaemin berjalan menuju ruangan di mana Renjun dan bayinya berada, di setiap langkahnya perasaan bahagia terus menyeruak dari relung hatinya merayakan kelahiran mate miliknya, kekasih hatinya. Perasaan menggembirakan itu membuat Jaemin terus menerus tersenyum, dia lupa dengan segala kekhawatiran yang tadi hinggap di hatinya.

"Bocah pemarahku kini telah menjadi seorang ibu ya?" Ejek Jaemin.

Jaemin adalah teman Renjun sejak anak itu berusia 10 tahun jadi Jaemin sangat tahu bahwa Renjun adalah seorang pemarah.

Renjun menatap Jaemin dengan tatapan penuh kejengkelan, "Ucapkan selamat dengan baik, aku tidak ingin anakku jadi anak yang nakal karena memiliki paman seperti dirimu!"

Jaemin terkekeh, "Selamat temanku tersayang, karena kamu telah berhasil melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan cantik (?)" Ungkap Jaemin sedikit tidak yakin.

"Aku menantikan kado apa yang akan kau berikan pada putraku ini!" Ucap Renjun.

"Aku akan memberikannya banyak hal, asalkan dia tumbuh menjadi sehat dan juga tumbuh sebagai anak yang baik!" Ucap Jaemin, dia mati-matian berusaha untuk menahan diri agar tidak merebut bayi itu dari ibunya.

Sebenarnya Jaemin tidak akan melakukan hal seekstrim itu jika saja mate-nya datang tepat waktu. Jaemin sudah terlalu lama menunggu hingga terkadang kehilangan akal sehatnya.

"Siapa nama bayimu?" Tanya Jaemin kepada Renjun.

"Lee Jisung, bukankah nama itu indah?" Tanya Renjun.

Jaemin mengangguk, "Ya itu sangat indah!"

"Lee Jisung...kekasihku...mate-ku... omegaku yang paling aku cintai, aku sudah sangat lama menunggumu, Jisung,"

Itu adalah suara teriakan alpha Jaemin, Sungguh alphanya sangat bahagia sekarang.

"Bisakah aku menggendong bayi kecilmu itu?" Tanya Jaemin hati-hati.

Lunático Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang