Fafa
Hari ini umurku genap 18 tahun, tapi seharian ini aku gak punya mood buat ngerayain. Walaupun sudah hampir sebulan berlalu semenjak aku putus sama Adit, perasaan menjengkelkan di dadaku masih suka tiba - tiba muncul di waktu - waktu random yang gak bisa ditebak.
Aku duduk sendirian di bangku kantin, memeluk tas ransel sambil nontonin TikTok di handphoneku. Suasana sekolah sudah semakin sepi karena hari sudah menjelang sore, tapi aku masih enggan buat segera pulang ke rumah.
"Nah tuh anaknya." Aku langsung menoleh ke arah suara itu.
Putri dan Bobby tiba - tiba datang menghampiriku, membawa sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan bungkus kado berwarna cerah.
"Happy birthday Fa!" kata Putri langsung duduk di bangku seberang.
Bobby duduk di sebelahnya, sambil tersenyum tipis.
Kehadiran mereka langsung bikin aku tersenyum lebar, "Oh kirain lupa." balas ku bercanda.
"Gak mungkin lah, nih buat lo!" Putri mendorong kotak itu ke arah ku.
Aku mengerutkan kening, mencoba menebak isi kotak itu sambil membuka bungkusnya. Mataku melebar terkejut. "Astaga! Kalian serius?" Di dalam kotak itu terdapat barang yang selama ini menjadi idamanku—iPhone 15!
"Gak usah lebay deh You" timpal Putri enteng. "You udah pengen punya dari lama kan?"
"Sekarang lo bisa lebih rajin posting instagram Fa." timpal Bobby sambil nyengir, "Jaga baik - baik ya."
"Aku.. aku gak tau harus ngomong apa." Aku bergumam, dadaku diselimuti rasa haru dan bahagia. Aku bener - bener gak nyangka.
"Makasih aja udah cukup" ujar Putri sambil mengambil handphonenya, "You deserve it"
"Lo mau ikut makan korbeq gak Fa? Sekalian rayain ulang taun lo."
Aku menggelengkan kepalaku cepat, "Hari ini aku gak bisa euy, Aku mau ketemu sama kak Reza."
Putri langsung nyengir, "Ciyee, manggilnya kakak sekarang." Alisnya berkerut melihatku dengan tatapan curiga, "Udah mulai rutin nih You di anter-jemput dia."
"Apaan sih Put, kan biar sopan aja" aku mendengus kesal tapi gagal menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipiku.
Putri tersenyum penuh arti, "Sure.. sure"
Sebelum aku bisa merespon, Bobby menatap jam tangannya. "Sekarang aja deh Put, nanti keburu rame." kata Bobby sambil beranjak dari bangku dan Putri pun ikut berdiri.
"Have fun ya Fa, jangan lupa bahagia!" kata Putri sambil merangkulkan tangannya ke lengan Bobby.
"Happy Birthday sekali lagi Fa." Kata Bobby.
"Makasih juga buat kadonya." kataku, sambil menatap kepergian mereka. Beban di dadaku terasa lebih ringan, mengizinkan diriku bisa ngerasa happy. Setidaknya, aku masih punya temen - temen yang peduli sama aku. Aku memandang kado pemberian dari dua sahabatku tadi, masih gak bisa percaya kalau akhirnya aku bisa memiliki handphone idaman ku.
Namun, rasa senang itu gak berlangsung lama. Setelah kepergian Bobby dan Putri, Rika bersama geng cheersnya datang dan duduk di meja yang berada di belakangku. Aku berpura - pura tidak menyadari kehadiran mereka dan segera memasukan iPhone baruku ke dalam ransel.
Aku bisa mendengar suara bisikan sinis dan tatapan dingin mereka ke arahku. Salah satu temen Rika sepertinya ngerasa kalau aku perlu tau banget mereka lagi ngomongin aku langsung berpura - pura nanya ke Rika dengan suara yang sengaja dikeraskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony of Sins
רומנטיקהDalam kekacauan keluarga dan gejolak masa remaja, hidup Fafa tidak menyangka kalau kehidupannya akan mulai berubah di usianya yang ke 18. Berhadapan dengan akibat konflik orang tuanya, Fafa berjuang dengan pertemanan, cinta, dan serangkaian pengkhia...