Perlahan mata cantik itu terbuka, dengan pengeliatan yang masih buram tangganya terangkat untuk mengosok bagian matanya, Erine mengerjap untuk beberapa kali, lalu melirik sekitar, dia merasa ada yang salah, lalu gadis itu membuka selimut yang menutup tubuhnya, dia menghela nafas ketika melihat tubuhnya telah terbalut nyaman dalam piama hangat.
Ceklek..
Pintu kamarnya perlahan dibuka, dan menampilkan sosok gadis jakung dengan penampilanya yang acak-acakan masuk ke kamar Erine, dia sedikit terkejut melihat Erine sekarang, karna sebelum dirinya keluar gadis itu masih tertidur pulas, tapi sekarang...
"Gue cuman mastiin kalau lo baik-baik ajah, tenang gue ngak tidur sama lo tadi gue tidur disofa.." ucap Oline yang seolah tau dengan tatapan heran yang Etine berikan kepadanya.
Oline terus mengusap wajahnya, dan berjalan kembali ke arah sofa, dia ingin duduk namun Erine mengehentikan gerakan gadis jakung itu dengan memangil namanya.
"Oline.." lirihnya pelan.
Oline segera mengalihkan fokusnya ke arah Erine, dia berjalan mendekat dan duduk diseberang kasur gadis itu.
"Gamau jelasin malam ini kamu kemana?" nada suara Oline perlahan berubah, tak kala gadis itu menatap lawan bicara yanghanya berbeda satu tahun dari dirinya.
"A..aku..." seolah bisu Erine tak sanggup untuk menjawab pertanyaan itu, banyak sekali ketakutan yang diamalaminya untuk saat ini, dia hanya belum sangup memberitahu dengan jujur kepada Oline sekarang.
"Tadi malem aku ke Birthday partynya Lana.." bohongnya kemudian..
"Sampe mabuk!?.." tanya Oline lagi, yang kembali membuat gadis itu tertunduk dengan takut..
"Aku ngak pernah larang kamu tentang kebebasan, aku fine-fine ajah sama hal itu, tapi jangan kayak gini, aku tau setiap orang memiliki kehidupan masing-masing, tapi cara kamu salah Rine, aku ngak pernah larang kamu buat keluar atau jalan sama siapapun, tapi jangan sesekali nyentuh alkohol!! Efeknya bahaya untuk kamu.." jelas Oline, setiap kalimatnya berisi penekanan.
"Maaf.." hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut Erine saat ini..
"Hmm yaudah lanjut tidurnya.." suruh Oline lagi, dan perlahan dia bangkit untuk kembali menuju ke arah sofa, namun saat itu Erine menarik ujung kaos oversize miliknya hingah dirinya berhenti dan kembali menoleh.
"Kenapa tidur disofa.."
"Kan lo ngak mau tidur sama gue.." jawabnya cepat.
"Padahal tadi bagus udah aku-kamuan, sekarang lo-gue lagi.." cibir Erine..
"Tidur bareng ajah.." acuh gadis itu..
"Serius.."
"Yaudah kalau ngak mau ngak papa, balik sono ke sofa.." jawabnta ketus.
"Oh makasih." ucap Oline, yang tak bisa Erine pikirkan adalah bahwa gadis jakung itu benar-benar pergi ke arah sofa.
"Ihh Oline ngeselin.." Erine akan berdiri tapi sebelum itu..
"Akhhh!!" ringisnya merintih kesakitan, dengan tubuh yang perlahan terduduk lemas dilantai, Olien yang panik segera menghampir gadisnya dan bertanya.
"Kenapa?" paniknya.
"Bawah aku perihhh.." ringis Erine menunduk, kala air matanya perlahan keluar..
"Padahal tadi udah aku kasi salep, emang masih perih banget? Atau salepnya mau aku kasi lagi?" tawar Oline, yang seketika membuat wajah Erine memerah.
"N...ngak.." gelengnya cepat, dia yakin acara itu tidak hanya akan mengoles salep biasa, mungkin akan dilanjut lagi hal yang sempat mereka lakukan dimobil tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak kelas galak itu istriku (ORINE)✅
FanfictionTiba-tiba nikah itu ngak lucu banget wee!!