Park Jisung adalah anggota pemburu vampir. Suatu hari, ia menjalankan misi penyamaran untuk mengincar salah satu sosok vampir yang menjadi targetnya.
Namun, belum sempat mencapai buruannya, ia malah diculik dan dipaksa untuk melayani seorang vampir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•29 Februari 20xx• ─Neo City, South Lands─
Neo City adalah sebuah kota kecil yang terletak di negara bagian selatan yang bernama South Lands. Negara tersebut cukup besar dan maju hingga dijuluki dengan sebutan Neo Culture Technology, yang artinya kota yang canggih penuh futuristik.
Meskipun kota itu tidak terlalu besar dan agak terpencil, dikelilingi hutan hijau yang lebat, bahkan daerah ini senantiasa tertutup kabut tebal. Tapi kota ini menyuguhkan pemandangan yang indah dan terkesan romantis. Banyak orang yang menyempatkan diri untuk berlibur ke sana hanya untuk menghibur diri, atau untuk menenangkan diri serta mencari kedamaian semata.
Namun, meskipun pada siang hari semuanya terlihat normal dan tampak seperti kota pada umumnya. Tetapi tidak demikian saat malam mulai tiba. Kota tersebut bagaikan kota mati. Yang ada hanyalah suasana malam yang terlihat begitu mencekam, seperti ada kekuatan gelap yang tengah menyelimuti seluruh kota.
Begitu malam menjelang, hanya keheningan yang menyelimuti setiap sudut jalan kota, seluruh penduduk yang tinggal di sana berbondong-bondong masuk ke dalam rumah, dan memilih untuk terlelap dalam tidurnya masing-masing.
Hal ini terjadi karena mereka percaya bahwa ada sesosok makhluk misterius yang senantiasa mengincar nyawa manusia yang ada disana. Dan hal itu sudah menjadi rahasia umum, meski kebenarannya belum terbukti.
Itu semua terjadi karena banyaknya kejadian akhir-akhir ini, sejak maraknya kasus pembunuhan misterius yang kerap terjadi di sana. Dengan beberapa mayat yang jasadnya tidak ditemukan atau bahkan menghilang seolah-olah lenyap begitu saja, dan menyisakan tanda tanya besar di kepala semua orang.
***
Seorang pemuda berambut sehitam malam memandangi pantulan dirinya di kaca jendela yang kini tertutupi embun. Ia menatap ke luar jendela dengan pandangan dalam. Hujan yang baru saja reda membuat hari terlihat gelap, padahal saat itu waktu baru menunjukkan pukul 13:00 siang.
Jisung, pemuda itu, menghela napasnya dengan pasrah, seolah-olah sudah biasa dengan semua itu. Ruangan yang sunyi membuat napasnya terdengar lebih keras dan memecahkan kesunyian.
Haechan, salah satu temannya, yang duduk di sofa tak jauh darinya, memperhatikannya dengan tatapan heran.
"Ada apa denganmu?" tanya Haechan, heran saat mendapati teman manisnya itu yang mondar-mandir tak mau diam sebelumnya, dan kini malah terdiam sambil merenung, menatap pemandangan luar gedung dengan tatapan sendu.
"Tidak ada." jawab Jisung singkat. Lalu Ia mulai mengambil jaketnya yang tergeletak di sofa tak jauh dari Haechan, dan mengenakannya.
"Aku akan keluar dulu ya sebentar," katanya sambil menyeletingkan jaket hijau army-nya itu.
Baru saja Haechan ingin mencegahnya untuk pergi, namun Jisung sudah melangkah keluar pintu lebih dulu. Meninggalkan Haechan sendirian di ruangan itu.
"Hei, jangan pulang terlalu malam. Kita ada tugas malam ini!" teriak Haechan, yang melihat langkah Jisung semakin menjauh dari pandangannya.