Part 04

0 0 0
                                    

***

"Silahkan duduk" titah Toga salah satu Detektif yang sedang bertugas.

Migo dengan tubuh gemetar duduk lamban, jantung nya berdekup sangat kencang, tidak menatap Deyla dan Toga.

Membuka catatan. "Teman-teman mengatakan kamu salah satu teman dekat nya Zoni. Apa itu benar?" kata Toga masih fokus dengan catatan nya.

Menoleh ke arah Deyla. Guru itu tersenyum menyemangati Migo yang sedang gugup setengah mati "Tidak apa Migo jawab saja" sahut Deyla.

"Iya. Saya teman Zoni" terbata-bata.

Toga mengangguk. "Apakah kamu bersama Zoni sebelum kejadian itu terjadi?"

"Apakah kalian mempunyai musuh?"

"Tidak" jawab cepat nya.

Menatap Migo intens. "Tidak. Kami bersama saat jam istirahat pertama, dan kami tidak satu kelas saat kejadian itu terjadi kita semua sedang belajar. Dan sejauh ini kami tidak mempunyai musuh" sambung Migo, masih gugup.

Mencatat apa yang dikatakan Migo. Toga menghela nafas "Apa yang kamu katakan itu semua benar Migo?"

Mata nya memincing, kaki nya bergetar. Migo mengangguk "Benar," jawab nya lamban.

"Hem. Kami sudah menemukan tersangka utama tetapi dia belum dinyatakan pelaku nya. Kamu tahu siapa kira-kira orang itu?" Toga mencoba membuat Migo berbica yang sebenarnya.

Serontak Migo terkejut menatap Toga. "Katakan saja Migo! siapa dia? apakah kamu juga mencurigai nya?" sambung Toga menyudutkan.

"Maaf. Bukankah kamu seorang Detektif mengapa bertanya kepada ku?" celetuk Migo rasa gugup nya hilang begitu saja.

"Dasar" gumam Migo.

"Apa?" Toga melihat Migo bergumam.

"Tidak. Saya tidak mencurigai siapa pun. Zoni izin ke toilet saat jam pelajaran masih berlangsung. Dia menemui seseorang. Hanya itu yang saya tahu" jawab lancar nya.

Mengerutkan keningnya, "Bukan kah kamu tidak satu kelas dengan nya?"

Deyla tahu maksud Migo. "Kami tiga sejoli Pak Detektif dan hanya aku yang berbeda kelas."

Toga menoleh ke arah Deyla, "Daftar nama nya di bawah milik Migo" kata Deyla.

Membuka lembaran Migo, Toga melihat nama Dimas disana.

"Apakah dia akan di panggil sekarang?" sahut Deyla.

"Kenapa tidak. Panggil teman mu itu sekarang!" ucap nya kepada Migo.

"Kenapa harus aku?"

"Migo" ujar Deyla menggangukkan kepalanya.

Menatap Deyla dan Toga bergantian. "Hari ini kamu selesai dan akan pasti kamu di panggil kembali. Jadi sekarang kamu boleh pergi dan panggil teman kamu!"

Migo langsung berdiri. Membungkukkan badan dan keluar dari ruangan nya.

0o0

Bersiap menemui Agian. Thania mengikat rambut, merapikan poni panjang terbelah dua itu, wajah yang putih dan sehat itu hanya di resapi toner.

Thania biasa memakai rok seatas lutut sama seperti rok sekolah, tidak lupa untuk celana dalam yang sesuai dengan panjang rok. Memasangkan rok dengan kaos pendek terkadang panjang.

Memakai rok selutut berwarna hitam dan kaos yang. di lapisi rompi rajut bewarna hijau tua. Malam ini.

Dengan tenang siap-siap, tiba-tiba Eric membuka pintu kamar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B A L A N C E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang