BAB 3

610 5 0
                                    

BAB 3


“Masa iya sih ce? Hehehe. Habis cece mukanya masih kayak anak sma. Cantik awet muda. Hehehe. Badan cece juga bagus banget kok. Perut rata.” Kataku sambil memujinya.
“Haaaaa hiya hiya. Cuma perut aja yang dipuji. Hehehe. Yang lain nggak?” ledek kakakku menggoda.
“Apanya yang lain kak?” Tanyaku kepada dia sambil tersenyum.
“Ya.. yang ini mungkin? . Hehehe. Dedek mah berlagak dodol. Hehehe…” kata kakakku sambil menunjuk ke payudaranya.
“Eh cece mah. Hehehe. Itu mah biar Aku aja yang puji dalam hati. Hehehe. Pokoknya badan cece bagus deh. Ditambah cece rajin olah raga. Makan sehat. Aku juga badannya jadi bagus karena cece yang bantu loh. Aku beruntung banget punya cece. Makin sayang Aku ama cece.” Kataku sambil mencium tangannya.
“Dedek. Jelas aja cece sayang banget sama dedek. Cece gak ada siapa siapa di dunia ini selain dedek. Mama papa jarang pulang ke rumah. Cece cuma ada dedek seorang. Jelas saja cece sayang banget sama dedek. Makannya kalau misalnya dedek ada pacar, cece akan gak tenang. Takut pacar dedek orangnya gak beres.
“Cece sayang. Tenang saja ya. Dedek gak akan bikin cece sedih. Aku selalu mau bikin cece senang apapun itu ce. Cece masih ngantuk kan? Cece bobo lagi gih. Makasih ya cece sayang.” Kataku sambil mencium bibir dan kening nya.

Kami berdua kembali tidur lagi sambil berpegangan tangan selama beberapa menit karena aku harus kembali sekolah dan kakakku ada kuliah hari ini. Kami berdua bangun dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah dan kampus.

Karena kesehatan ku yang belum pulih 100%, kakakku menggunakan mobil BMW nya yang berwarna hitam. Mobil itu hanya dipakai pada edisi khusus saja seperti pesta atau acara tertentu yang mengharuskan dia atau kami berdua memakai pakaian formal dan tentunya cuaca.

Setelah melewati hari yang panjang dan melelahkan, kami pulang ke rumah dan beristirahat. Kakakku masih tetap memantau kesehatan aku. Setelah aku mandi, kakakku memasak makanan untuk makan malam. Dia juga jago masak. Multitalented woman. Serba bisa dan cepat belajar.

Setelah makan malam, aku duduk di sofa menonton tv drama korea. Kakakku yang baru mencuci piring dan akhirnya menyusul duduk di sampingku dan nkntkn bersama. Kami menyaksikan banyak adegan romantis di film itu dan kakakku meletakan kepalanya di bahuku (sengaja atau tidak, dia yang tahu jawabannya).

Aku pun menyambutnya dengan merangkulnya dan mencium rambutnya yang wangi karena baru keramas. Sadar tak sadar kedua tangan kami mulai saling berpegangan dan kakakku menatapku dengan genit dan manja.

Aku pun membalasnya dengan tersenyum dan menatap matanya dengan dalam. Kakakku pun melebarkan senyumnya dan terlihat sangat senang. Suasana saat itu sungguh romantis. Aku merasa dia saat itu seperti kekasih ku, bukan kakak kandungku.

Kami pun melanjutkan menonton dan dia kini menaikkan kedua kakinya ke pahaku seperti minta dipangku. Aku pun menggendong nya agar dia dapat duduk nyaman dipangkuanku. Mata kami kini tidak lagi melihat televisi. Mata kami saling bertatapan.

Dia tersenyum dengan tatapan menggoda. Aku pun menyambutnya dengan membelai muka nya dan mencium bibirnya. Ciuman itu disambut hangat oleh kakakku. Kami berdua berciuman dengan mesra dan hangat. Penuh kasih dan cinta tanpa menyadari hubungan darah yang kami miliki.

Kakakku, seperti biasa, dia hanya memakai tank top tanpa bra dan celana hotpants. Dia sungguh terlihat cantik sekali malam ini apalagi ketika dia mengikat rambutnya ala messy bun. Sungguh menggairahkan. Kami berciuman dan memainkan lidah lidah kami juga.

Patricia memang cantik dan selalu tampil feminim meski senantiasa membawa motor balap nya. Tak jarang dia memakai bando dengan pita yang memberikan kesan feminim dan terlihat seperti anak kecil.

Setelah kami berciuman dengan gila, aku menggendong kakakku ke kamar dan membaringkannya di ranjang. Dia tersenyum manja dan menggoda. Kedua tangannya sudah merangkul leherku dan menariknya agar dekat ke wajahnya untuk berciuman lagi.

aku dan kakakku patricia (20+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang