CHAPTER 28

2.7K 187 26
                                    

TANDAI TYPO

Semuanya indah, jika kita sabar menunggu, ternyata.

••••••

Satu bulan berlalu, kini hubungan Ratih dan Leonard sudah membaik. Bahkan bisa di bilang mereka adalah keluarga bahagia, dimana setiap pagi Ratih akan menyiapkan segala kebutuhan Leonard pergi ke kantor dan Leonard yang selalu pulang lebih awal dan sering mengajak Ratih dan Kay berjalan-jalan di mall atau liburan ke villa pribadinya.

Ngomong-ngomong soal kay, sekarang bocah itu memanggil Ratih dengan sebutan 'mama' atas pinta Leonard. Dengan senang hati Ratih menerima panggilan itu.

Penantian Ratih dan kesabaran Ratih kini sudah menjadi bahagia. Benar, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Sebab, tidak ada luka yang abadi, tidak ada sedih yang lama, dan tidak ada tangis yang larut. Semuanya pasti akan selesai di waktunya.

Janji Allah itu pasti, jadi jangan pernah putus asa, karena sabar adalah kunci dari segalanya.

Saat ini Ratih sedang bersama Anggeline di ruang keluarga. Wanita itu pagi-pagi sekali sudah datang ke mansion untuk melihat kondisi Kay yang sudah lama ia tinggal.

Anggeline terkejut saat Ratih menjelaskan semuanya, ternyata perempuan ralat wanita itu sudah tau rahasia yang selama ini mereka tutupi. Tak pernah disangka oleh Anggeline bahwa Leonard lah yang mengatakannya secara langsung.

"Mama.."

Panggilan itu, panggilan yang sudah mulai biasa Ratih dengar namun tetap saat Kay memanggil panggilan itu dengan lembut seperti itu membuat hatinya bergetar.

Angeline yang mendengar itu tersenyum simpul menatap Ratih. Ia juga melirik anak yang pernah ia rawat meski jarang ia temani di mansion nya kerena pekerjaan yang harus ia kelola bersama suaminya.

"Ya, Kay."

Kay menghampiri Ratih, bocah laki-laki itu memeluk kaki Ratih yang tengah terduduk di sofa. Ratih mengulum senyum sambil mengusap-usap kepala bocah laki-laki itu.

"Ada mommy Angeline?"

Angeline menganguk, "kau tak merindukan mommy mu ini, son? Sampai baru sadar mommy disini."

"Ah.. bukan seperti itu mommy sayang." Kay melepaskan pelukanya pada Ratih. Kini bocah itu memeluk Angeline.

"Mommy sudah makan? Kay lapar." Tanya sekaligus keluh anak itu.

"Belum."

"Mari kita makan bersama.. mama pasti sudah masak enak untuk makan siang hari ini. Benar kan ma?" Tanya Kay pada Ratih yang mendapatkan anggukan dari sang mama.

"Mari, kak. Aku sudah masak."

"Oh, baiklah mari kita makan."

Mereka sama-sama beranjak. Ratih tersenyum saat melihat Kay yang menggandeng tangan kakak iparnya.

Kay itu indah, dia banyak di sayang oleh banyak orang dengan kebaikan hati kecil nya dan juga asmaralana yang ada pada parasnya.

••••••

"

Kak Angeline tadi kesini."

Serayu |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang