╭────༺ NOIR SERIES ༻────╮
DOR!
“Down satu,” sebuah perang tengah terjadi di perbatasan antara Kota Tokyoverse dan Kota Kala. Pelakunya? Tentu dua fraksi besar yang tengah menghadapi para polisi gabungan. “Dari atas, ada heli. Hati-hati kalian.” [Name] memberikan pengarahan, radio dari anak-anak Noir itu ramai namun kondusif. Suara tembakan terdengar di mana-mana, pertarungan antar senjata api dari kriminal dan instansi kepolisian terus berlangsung.
Bahkan sudah lebih dari 2 jam berlalu.
[Name] berada di barisan paling belakang, menggunakan senjata kelas tiga alias sniper yang menjadi keahliannya. Di dekatnya ada anak-anak bujangnya, yaitu Jaki, Garin serta Marchie. "Garin jangan jauh-jauh, sini." Ucap perempuan itu, melambaikan tangannya ke arah si surai hijau yang tengah mem-back up rekan-rekan lain yang berada di barisan depan dan tengah.
“Lesgoo, down satu!” Garin meradio selagi kembali mendekati [Name] serta dua kawan berzigotannya. Si perempuan yang melihat betapa cerianya Garin setelah membuat down satu musuh pun hanya tersenyum tipis, sesekali ia menggelengkan kepalanya sambil kembali fokus kepada peperangan.
―
"Daddy Cui~ Help me~"
"Pwease, pwease~"
"Syakit beut~"
Sui geleng-geleng kepala melihat beberapa anomali yang merengek minta dirawat olehnya, seperti Echi, Garin dan Marchie yang sempat terluka saat mereka menyerbu musuh saat jumlah menguntungkan keluarga Noir itu.
[Name] yang membantu pun tersenyum kecil, ia memberikan mengambilkan beberapa perban baru kepada Sui, sebelum akhirnya ia pergi dari lantai dua untuk turun ke lantai dasar, memeriksa keluarganya yang lain.
Baru saja ia hendak memasuki ruang tengah, nampak tiga pilar baru akan naik ke lantai dua untuk mendapatkan treatment. Mereka sempat memasang cengiran tanda pasrah, sepertinya mereka baru saja dimarahi oleh Rion karena kecerobohan mereka bertiga yang kurang gesit dalam menghindari peluru juga adu mulut dengan pihak polisi yang katanya hendak melerai.
"Hm, aman?" Tanyanya.
Riji mengendikkan bahu, Gin menggaruk kepalanya sementara Mako dengan jujur menggelengkan kepalanya. [Name] ikut menghela napas, "Ya udah, kalian treatment dulu. Nanti kalo udah semuanya, suruh kumpul." Ujarnya lembut.
"Siap, bun." Kompak ketiganya sebelum akhirnya meninggalkan [Name], sementara si hawa pun berjalan memasuki ruang tengah, di mana nampaklah Rion yang duduk sendirian sambil menghisap rokok.
[Name] berjalan mendekati sang kasih dan duduk di sampingnya, "Sana naik minta treatment." Ujarnya, tapi Rion tak menggubris sama sekali. Ia lebih memilih menyandarkan kepalanya ke bahu [Name], lalu memeluk perempuan yang menjadi kekasihnya itu dengan erat. Helaan napas berat terdengar dan menyapu leher sang hawa, membuat tangan lentiknya mengusap-usap punggung sang adam dengan lembut, memberikan ketenangan dan kenyamanan tersendiri bagi kasihnya itu.
Rion menghirup dalam-dalam aroma menenangkan dari [Name], parfum bayi yang biasa perempuan itu gunakan nyatanya dapat membuat pria itu merasa lebih rileks. "Mau peluk.." pintanya lirih, ia menarik kepalanya agar menatap sang pujaan hati, [Name] pun tersenyum lembut dan memeluk tubuh Rion dengan penuh cinta.
"Habis ini minta treatment sama Pak Sui, terus kamu mandi sama istirahat aja dulu. Biar nanti evaluasi sama anak-anak, Caine sama aku yang gantiin kamu."
Namun, Rion menggelengkan kepalanya sesaat setelah ia menduselkan kepalanya ke ceruk leher [Name]. "Nanti aku minta Caine sama Pak Sui aja yang ngurusin itu. Kamu temenin aku di kamar, aku letih banget." Lirihnya manja, seketika hal itu membuat [Name] menghela napas panjang, tak tahan dengan sikap manja dari Rion yang begitu jarang ditunjukkan, namun sekalinya keluar, she couldn't do anything anymore.
―
Evaluasi yang surprisingly begitu tenang untuk hari ini membuat para anggota keluarga itu bernapas lega, Caine dan Sui dengan kepala dingin serta tutur kata yang lembut dan tenang membuat para anggota lain merasa lebih rileks. Walau, mereka cukup khawatir dengan absennya sang kepala keluarga dalam agenda evaluasi hari itu.
"Ngecek si papi boleh gak, sih?" Tanya Echi, walau dia yang paling sering membuat Rion sakit kepala, namun nyatanya justru Echi menjadi salah satu anak perempuan terdekat Rion selain Key. Mia yang mendengarnya pun ikut mengangguk, "Aku ikut!"
Jadinya, hampir seluruh anggota keluarga itu naik ke lantai dua, di master bedroom yang letaknya paling pojok, mereka mengarah ke sana guna mengecek keadaan Rion, sang kepala keluarga.
CEKLEK!
"Lho, gak dikunci―ssstt!"
Echi yang membuka pintu pun segera memasang telunjuk di depan mulutnya sambil menoleh ke anggota lain, menyuruh mereka untuk diam dan mengurangi kebisingan. Mereka semula bingung, tetapi saat mereka melihat dengan jeli ke dalam kamar..
Tampaklah sepasang sejoli tertidur pulas sambil berpelukan. Rion meletakkan kepalanya di atas dada [Name], tangannya melingkar di tubuh perempuannya. Sementara [Name] tertidur pulas sambil kedua tangannya berada di punggung sang pria. Posisi keduanya begitu menggemaskan bagi anak-anak mereka, tentu, Riji tak melewatkan kesempatan bagus.
10 foto lebih menjadi asupan para anak-anak Noir dan menambah koleksi foto kebucinan dari sang kepala keluarga dengan kasihnya.
╰────༺ NOIR SERIES ༻────╯
OOOMAGAAA.
Hehe, makasih udah mampir.
ILY❤️
ლ(◕ω◕ლ)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐨𝐢𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟏 : 𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐚𝐭𝐡𝐞𝐫.
Fanfiction╔═══════ ೋღ WELCOME! ღೋ ═══════╗ ·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳ [𝐒𝐋𝐎𝐖 𝐔𝐏𝐃𝐀𝐓𝐄!] Bagaimana rasanya memiliki seorang kekasih yang ternyata memiliki pekerjaan yang cukup menantang dan berbahaya? Toh, akhirnya kamu terseret juga. ─────────ೋღ 🪐 ღೋ───────── Inil...