❝ 𝐓𝐫𝐨𝐢𝐬. ❞

859 140 12
                                    

╭────༺ NOIR SERIES ༻────╮

"Goblok kalian! Awas aja lo!" Seruan itu terdengar kencang, mengarah kepada beberapa orang berpakaian dominan putih, sangat kontras dengan kelompok lain yang bersebrangan.

Rion, bersama Caine, Sui, Riji serta [Name] pergi ke Tokyoverse untuk menjalankan transaksi bersama dengan Cosa Nostra. Sudah lama, seharusnya ada sedikit perdamaian karena Imbot bersama anak-anaknya beberapa bulan lalu sudah mengadakan pertemuan damai bersama keluarga Noir. Tapi, apa?

Ada kesalahpahaman terjadi, oknum tak dikenal membuat masalah dengan mengganggu transaksi mereka, menyebabkan suara tembakan terdengar beberapa kali, bahkan sampai transaksi sempat di hentikan sejenak sampai suasana kondusif. Sempat dikira itu adalah anak dari CN, namun atribut berwarna putih itu memiliki logo yang berbeda.

DOR!

DUAR!

Pelakunya tersenyum simpul, "Down tiga, teman-teman." Pernah mendapatkan pelatihan menggunakan berbagai senjata memudahkan [Name] mencari akal dalam penggunaan senjata, termasuk caranya menembakkan peluru ke arah tangki bahan bakar mobil berwarna biru navy itu sampai meledak. Tentu, para penumpangnya yang panik berhasil keluar, tetapi entah baik atau buruk, mereka langsung bertemu dengan dua keluarga yang siap mencincang mereka.

"Nice, bun." Riji merangkul sang buna, keduanya bertos ria. "Aman, Ji. Untung bawa laras panjang, wakakakak."

"Ih! Pelan-pelan!"

[Name] menggembungkan pipinya kala ia menatap sang surai ungu dengan kesal. Bagaimana tidak? Ketika Rion membantu [Name] membalut luka, dengan sengaja pria itu mengencangkan lilitannya pada luka [Name] sebagai caranya memarahi perempuan itu karena ceroboh saat melakukan pursuit bersama polisi, menyebabkan mobil perempuan itu sempat terguling dan melukai lengan [Name] karena pecahan kaca mobil.

Sang adam menatap sang hawa dengan datar, "Ceroboh lagi, kamu bakalan aku kurung di rumah. Gak boleh ikut pursuit lagi." Ancamannya yang membuat [Name] merengek tidak terima.

"Jangan gitu, dong!"

"Besok-besok kamu satu mobil sama aku aja. Kasian itu Aenon muntah gara-gara kamu ugal-ugalan banget di deket Jewel."

[Name] menghembuskan napas kesal, ".. Iya, deh." Ujarnya lirih, sedikit merasa bersalah kepada anak Pak Ginanjar itu karena membuatnya muntah-muntah setelah keluar dari mobilnya.

Rion menatap datar sang kasih, menggunting sisa perban yang ia lilitkan pada lengan [Name]. Lalu ia menyimpan kembali kotak first aid itu ke bawah meja, mereka berdua masih duduk bersama di ruang tengah. Anggota keluarga lain tengah berada di kamar masing-masing atau sekedar mencari udara segar di luar rumah, membiarkan dua sejoli ini berduaan―lebih tepatnya membiarkan [Name] dinasehati oleh sang kepala keluarga.

Si surai ungu memijat pelipisnya, "Udah, sekarang kamu ke kamar aja. Tolong panggilin Key, Elya sama Echi suruh masak. Kamu ganti baju yang anget, atau enggak pakai sweater punyaku. Oke?" Usapan lembut mendarat di kepala [Name], disusul kecupan manis mendarat di keningnya.

"Tau gini nanti aja bersihin lukanya, dong." Protes si perempuan, hal itu membuat Rion tersenyum tipis sambil masih mendekatkan wajahnya ke arah [Name]. "Kenapa? Susah mandinya? Mau aku bantuin mandi, sayang?"

[Name] bergidik ngeri, lebih baik ia kabur saja ke kamar Key dan mencari perlindungan di sana daripada ia harus menghadapi sifat flirty milik sang kasih.

╰────༺ NOIR SERIES ༻────╯

Hai,

Aku kembali.

Pendek, I know. Tapi karena ini sekedar bagian dari drabble.. mungkin? Jadi, tidaklah terlalu banyak.

See ya, makasih sudah menunggu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐍𝐨𝐢𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟏 : 𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐚𝐭𝐡𝐞𝐫.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang