I : Feeling Insecure

56 7 0
                                    

🎻 : "Menurutmu siapa yang akan mencintai rupa buruk seperti diriku? Tak mengenakan jika hanya mengandalkan otak saja, aku juga ingin dilihat menarik oleh orang lain."

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Kicauan burung terdengar di telingaku, semua orang kini masuk ke dalam ruangan kelas dengan gembira dan beberapa ada yang mengalami hari yang buruk. Aku menenteng tasku yang berwarna hitam ke dalam kelas, merasa semua orang memerhatikanku, aku dengan percaya diri langsung menunjukkan senyum terbaik yang membuat beberapa orang tertawa. "(name), kau sudah mengerjakan pr yang diberi oleh Bu Nadia?" Tanya salah satu temanku, Senia.

Dengan cepat aku langsung meletakkan tasku ke bangkuku dengan segera dan mendekat ke mejanya untuk melihat apa yang sedang senia lakukan. "Kau belum siap?" Tanyaku balik dengan nada meremehkan. Raut kesal mulai muncul dari wajah temanku membuatku tidak tahan untuk tertawa. "Oh, astaga? Jujur saja, tugas ini sangat mudah, kau hanya perlu menambahkannya lalu membagikan kedua bilangan tersebut," jawabku dengan sombong, beberapa gadis mulai membicarakanku.

Tak salah bagi mereka untuk membicarakanku, aku adalah seorang juara umum di sekolah, dan itu membuatku merasa sombong dengan pencapaianku tapi menurutku dengan aku membanggakan hal tersebut mereka bisa lebih bersemangat untuk mengalahkanku, kan? Pfft, aku harap.

Ku lihat temanku tadi masih terlihat tak mengerti, tangannya bergerak untuk menggaruk kepalanya yang tak gatal, "ya menurutmu ini mudah, tapi bagaimana bisa bilangan bilangan tersebut sangat susah bagiku?" Mataku berputar, sebelum aku mengucapkan kata kasar, aku segera duduk ke tempat dudukku.

Guru yang berbeda dari yang kami bicarakan datang ke dalam kelas untuk mengajarkan kelas bahasa inggris, mapel favoritku. Doa dipimpin oleh salah satu temanku, setelah selesai aku segera berdiri untuk memberi penghormatan kepada guru tersebut.

Senyum mulai mengembang ketika guru itu tersebut membagikan kertas ulangan, aku mendapatkan nilai terbaik lagi dan itu akan selalu terjadi. Teman temanku menatapku dengan bangga. "Kau sangat pintar, seharusnya kau pindah ke sekolah yang lebih besar!" Serunya sambil meremas kertas ulangan yang di tangannya.

"Kau tau itu mustahil, kan? Haha, sekolah kita akan kehilangan salah satu murid berbakat, iya, kan Gojo?" Ah, panggilan kesukaanku mulai terdengar di indra pendengaranku, tentu saja aku menolehkan wajahku untuk melihat siapa yang sudah memanggilku saat itu juga.

"Yes!" Jawabku dengan bangga. Affan dengan wajah sengitnya langsung menenggelamkan wajahnya, sudah ku duga dia pasti mendapatkan nilai yang lebih rendah daripadaku.

Pelajaran begitu saja selesai, tak terasa sudah saatnya pulang.

Aku naik angkutan umum bersama teman - temanku yang lain, di dalamnya aku bertemu dengan seseorang yang menurutku sangat sempurna, bahkan kacamataku sampai jatuh ke bawah karena aku tidak sadar ketika memandang wajahnya.

Dengan segera aku mengambil kacamataku  dan menyimpannya di dalam tasku karena kacanya beberapa sudah retak. "Dela, kau sangat cantik seperti biasanya!" Ucapku sambil mengacungkan jempol. Wajahnya malu saat mendengar pujianku yang membuat orang yang berada satu angkutan umum denganku langsung memandang ke arahku. Mereka tertawa.

Walaupun begitu aku tak bereaksi berlebihan, lagipula aku akrab dengan mereka semua. "Tentu saja dia cantik, ku pikir jika ada kontes kecantikan kau akan menjadi juara 1 paling belakang," ledekan memasuki pendengaranku, apakah dia baru saja menghinaku terang terangan?

Takku sangkal memang itu membuatku sakit hati. Tapi tak masalah, "Ya, tapi dalam pelajaran kau apa? Hanya tikus yang bersembunyi ketika di beri pertanyaan, kan, Rio?" Sindir balik, mulut laki laki itu tak pernah dijaga dalam menjaga perasaan wanita ya? Aku akan mengejeknya juga kalau begitu.

"Pfft, hanya pelajaran, tetapi aku tampan, tak ada di dunia ini yang bahkan rupanya seburuk dirimu," semuanya terdiam ketika tanganku menampar wajahnya, anger issues ku kembali menguasai diriku, aku belum dewasa dalam hal mengendalikan emosi. Mulutku masih belum benar dalam merangkai kata - kata pedas dengan cepat.

***

Aku berdiri di kaca besar yang berada di dalam kamarku, aku memencet jerawat yang berada di wajahku. Ini jerawat ketiga yang tumbuh di wajahku. Dengus kesal terdengar di kamarku. Tapi terlihat pantulan diriku dengan jelas di depan kaca, tinggi badan yang diinginkan orang - orang juga badan yang mendukung, hanya wajah dan warna kulit. Tapi standar kecantikan orang itu berbeda - beda, kan?

Kakiku menghentak tanah dengan kesal karena belum bisa menjadi yang terbaik. Semua skincare menurutku tidak penting, aku lebih suka belajar sampai malam daripada harus merawat wajahku yang semakin lama akan menjadi jelek.

Lantai yang dingin bersentuhan dengan pantatku, aku duduk di sana sambil memeluk bantalku, masih dengan memandang wajahku di depan kaca. Bayangan aku di sebelah Satoru Gojo mulai terbayang. Tanpa di sangka tanganku mengelus kaca tersebut sambil membayangkan diriku yang sedang mengelus rambut putih halusnya.

Tanganku memegang dadaku yang terasa tersengat hal yang sangat menyenangkan, aku merasa terbang saat itu juga, kegilaan terhadap karakter anime semakin bertambah khususnya kepada sang albino yang sangat dipuja puja oleh para wanita.

Aku sudah tak memperdulikan pendapat mereka tentang diriku, aku hanya mau bersama kesayanganku, Satoru Gojo. Mulutku mengecup cermin tersebut saat melihat gambar Satoru di belakang terlihat. Dingin.

Tawa bodoh keluar dari mulutku. Ini saatnya belajar, aku mulai berdiri tetapi tangan dari cermin tersebut seperti menahanku untuk tetap tinggal di sana.

Mataku yang kaget segera melihat ke belakang. Dua respon terdengar berbeda dari mulut kami.

"Satoru..?"

"Ena..?"

Itu bukan namaku. Apa - apaan itu. Di tolak dari awal oleh kesayangan? Sudah aku duga. semuanya sama saja. Tak ada yang mencintaiku kecuali aku gadis yang menarik dan.. cantik.

tapi.. "Aku menemukanmu, sayangku, Ena."

story by: © torutorunah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

story by: © torutorunah

Udah buat cerita baru aja, untuk cerita yang lain dyy masih belum ada inspirasi jadi slow update ya guys.

hope u like it 🎉

Glass Reflection [ Satoru Gojo x Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang